Categories: FEATURES

Ada Efek Domino yang Bakal Muncul di Sejumlah Usaha Terkait

Ketika Bisnis Perhotelan Tak Lagi Menjanjikan di Kota Jayapura

Menjelang pelaksanaan PON XX di Papua lalu, bisnis hotel menunjukkan gairah yang tinggi. Optimisme investor terlihat dengan membangun sejumlah hotel di Kota Jayapura dan sekitarnya. Namun siapa sangka, adanya pemekaran Daerah Otonom Baru (DOB), diperparah lagi dengan efisien anggaran saat ini, membuat pengusaha perhotelan kini “susah bernafas” di Jayapura.

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Industri perhotelan di Indonesia terkhusus di Kota Jayapura kini tengah menghadapi tantangan besar, terkait kebijakan efisiensi anggaran yang mulai diterapkan pemerintah sejak awal tahun 2025. Padahal di satu sisi, sektor usaha jasa perhotelan ini selama ini juga  memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah Kota Jayapura.

   Kebijakan efisiensi yang diberlakukan oleh pemerintah pusat ini telah mulai memberikan dampak signifikan terhadap industri perhotelan. Sejumlah hotel di Kota Jayapura kini merasakan tekanan dari kebijakan tersebut, yang berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor terkait.

   Industri perhotelan merupakan salah satu pilar ekonomi dengan rantai dampak yang luas. Jika industri ini mengalami penurunan signifikan, maka akan ada efek domino yang ditimbulkan. Tidak hanya karyawan hotel yang terdampak, tetapi juga sektor-sektor pendukungnya seperti jasa transportasi hotel, pemasok bahan makanan dan minuman, hingga agen perjalanan dan event organizer juga terkena imbasnya.

  “Di Hotel Horison Kotaraja, Abepura contohnya sejumlah karyawan terpaksa harus dirumahkan oleh pihak hotel dikarenakan omzet hotel alami penurunan drastis sejak periode Januari hingga Maret 2025.” Ungkap  FB Manager Hotel Horison Muh Gusti kepada Cenderawasih Pos, Jumat (4/4).

   Gusti menyebut bahwa setengah dari jumlah keseluruhan karyawan hotel Horison Kotaraja telah dirumahkan dampak dari efisiensi anggaran serta peraturan pemerintah Kota Jayapura terkait dengan larangan membuat acara perpisahan atau penamatan sekolah di tempat mewah.

   “Kita itu hotel menghidupkan banyak sektor, seperti Pelaku UMKM, taksi bandara dan masih banyak lainnya. tetapi karena adanya larangan ini dari pemerintah kemudian ditambah lagi adanya efisiensi terpaksa semuanya kita harus dikurangkan,” ungkap Gusti.

Page: 1 2

Juna Cepos

Share
Published by
Juna Cepos

Recent Posts

13 Siswa SMP di Sentani Positif Gunakan Ganja

“Kami melakukan pendekatan persuasif di lingkungan sekolah dan keluarga. Bagi pelajar yang menggunakan narkoba, mereka…

4 hours ago

Aksi Konvoi Wisudawan Berujung Satu Tewas

“Dari sekitar 280 mahasiswa yang diwisuda dan hadir dalam acara tersebut, sekitar 20 hingga 30…

5 hours ago

Polda Papua Siagakan 2/3 Personel Untuk Agenda 1 Desember

"Dalam mengantisipasi agenda lokal Papua kami telah menyiagakan dua per tiga kekuatan personel Polda Papua,"…

6 hours ago

ULMWP Minta Agenda 1 Desember Dilakukan Damai dan Penuh Kasih

United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) melihat ada situasi yang kurang kondusif dan terus…

7 hours ago

Dikira Sampah Ternyata Mayat Bayi dalam Bungkusan Kain

Kompol Dewa mengatakan, penemuan tersebut pertama kali diketahui oleh dua masyarakat yang biasa beraktifitas di…

8 hours ago

Ada 21 Komoditas yang Bisa Dihilirisasi, Namun Belum Dimaksimalkan

Uncen melaksanakan seminar itu dengan tema "Strategi ketahanan energi dan hilirisasi komoditas unggulan dalam mendukung…

9 hours ago