Site icon Cenderawasih Pos

Pertarungan Jenderal Panaskan Pilgub Papua, Netralitas Polri Diuji

Mathius D Fakhiri dan Paulus Waterpauw (FOTO:Elfira/Cepos)

Waterpauw: Saat ini Saya Sipil Murni sehingga Saya Memenuhi Persyaratan juga Sebagai Warga Sipil

JAYAPURA-Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Papua, sejumlah figur mulai mengambil formulir pendaftaran Bakal Calon (Bacalon) Gubernur Papua dan Bacalon Wakil Gubernur Papua  2024-2029 di beberapa partai politik (Parpol).

Menariknya dalam Pilkada kali ini, ada dua bintang Bhayangkara digadang-gadang menuju Papua Satu. Mantan Kapolda Papua Komjen (Purnawirawan) Paulus Waterpauw dan Irjen Pol Mathius D Fakhiri yang saat ini masih menjabat sebagai Kapolda Papua.

Selain pertarungan dua jenderal, ada dua mantan kepala daerah (wali kota dan bupati) yang juga digadang-gadang bakal maju dalam Pilgub 2024. Kedua mantan kepala daerah tersebut adalah Dr. Benhur Tomi Mano, MM., (BTM) yang merupakan Wali Kota Jayapura dua periode dan Mathius Awoitauw, SE., M.Si., yang merupakan Bupati Jayapura dua periode.

Sekedar diketahui, Irjen Pol Mathius D Fakhiri saat ini masih menjabat sebagai Kapolda Papua. Namun diketahui ia akan maju di Pilkada tahun 2024, bahkan tim yang dibentuknya sudah mengambil formulir pendaftaran di beberapa Parpol.

Begitu juga dengan Komjen (Purnawirawan) Paulus Waterpauw, ia pernah menjadi Kapolda Papua dan Kapolda Sumatera Utara. Bahkan Akpol lulusan 1987 ini merupakan mantan Pj Gubernur Papua Barat.

Ada juga nama Benhur Tomi Mano yang sudah mendeklarasikan diri akan maju di Pilkada Papua. Nama BTM sendiri sudah tak asing bagi masyarakat Papua, sebab pernah menjabat sebagai Wali Kota Jayapura dua periode.

Selain BTM, mantan Bupati Jayapura dua periode Mathius Awoitauw, SE., M.Si., juga sudah mendaftar sebagai Bacalon Gubernur Papua di sejumlah Parpol di antaranya Partai Demokrat dan tentunya Parta NasDem.

Akademisi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip, Universitas Cenderawasih, Yakobus Richard Murafer, mengatakan secara pengalaman dua jenderal ini punya pengabdian yang cukup luar biasa. Terutama berkaitan dengan kepemimpinan sewaktu menjadi Kepala Kepolisian dimana tugas utamanya adalah menjaga Kamtibmas di Papua.

“Saya kira figur yang maju saat ini bukan figur yang tanpa pengalaman dalam rangka  kepemimpinan, namun yang dibutuhkan di Papua adalah mereka yang menguasai persoalan dan problematika pembangunan. Terutama mereka yang punya pengalamam bekerja, tidak hanya rekam jejaknya saja namun bagaimana kedekatan secara sosial budaya kepada masyarakat, saya kira partai juga harus memperhatikan itu,” ucap Yakobus saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (8/5).

Menurut Yakobus, tidak hanya sebatas melihat posisi mereka sebagai seorang perwira tinggi  di institusi. Namun partai juga memiliki kewenangan yang kuat untuk menentukan.

“Ini masih dalam proses seleksi, penting bagi partai untuk melihat konteks elit yang akan mendaftar adalah elit elit yang  memiliki rekam jejak yang cukup,” ujarnya.

Lantas bagaimana dengan majunya dua jenderal dalam Pilkada dimana satunya sudah purnawirawan ? Yakobus mengatakan dampaknya kepada netralitas Kepolisian, menurutnya selama ini netralitas masih menjadi isu yang cukup sensitif. Terlebih ada calon kepala daerah yang berasal dari latar belakang militer ataupun kepolisian.

“Mereka yang hari ini berasal dari institusi TNI maupun Polri tidak menggunakan politik pragmatis, atau tidak memanfaatkan hal-hal yang sifatnya memiliki konflik kepentingan untuk mendapatkan dukungan dari partai dengan menggunakan cara cara yang tidak santun,” ujarnya.

Lanjutnya, melainkan bagaimana mereka lebih beradu argumentasi visi dan misi untuk meyakinkan partai bahwa mereka layak dipilih.

“Saya pikir latar belakang jenderal menjadi poin utama. Namun dalam posisi mereka menjadi kepala daerah dimana pengetahuan, wawasan dan intelektualitas perlu diperhatikan. Sebab tidak hanya melihat dari sudut pandang kepangkatan, tetapi juga intelektualitas dan emosional menjadi bahan penting untuk dipertimbangkan nantinya,” kata Yakobus.

“Karena itu, yang harus dihindari adalah merusak netralitas Polri. Kepada institusi Polri baik dari pusat sampai tingkat bawah menjaga agar netralitas ini betul betul terlaksana dengan baik,” sambungnya.

Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan Pilkada, Yakobus meminta KPU fokus memberikan sosialisasi secara masif kepada masyarakat dengan pemanfaatan teknologi dengan media sosial.

Tak hanya itu, ia juga meminta KPU mengevaluasi kembali kinerja mereka. Baik di tingkat kabupaten, distrik sampai di tingkat atas.

“Penting sekali melakukan cara-cara yang sifatnya bagaimana mengetahui kondisi dan problematika yang ada, harus ada inovasi yang dilakukan. Sebab Pemilu kemarin banyak kasus yang ditemukan, namun saya optimis Pilkada kali ini akan berjalan dengan. Terlebih kita tidak menggunakan sistem noken,” pungkasnya.

Sementara itu Bacalon  Gubernur Papua, Paulus Waterpauw masih melanjutkan road show-nya menyambangi kantor partai politik untuk melamar meminta dukungan partai dalam pencalonannya nanti.

Ia menyampaikan sudah 6 partai yang didatangi dan mengembalikan berkas sebagai bentuk keseriusannya dalam Pilkada nanti. Mantan Pj Gubernur Papua Barat ini menyatakan siap mengikuti semua proses tahapan yang diarahkan oleh partai.

Saat ditemui di kantor DPC Gerindra Kota Jayapura, Waterpauw mengatakan bahwa ia mendaftar sebagai warga sipil biasa. Ini menyusul banyaknya asumsi bahwa Pilkada tahun ini akan terjadi ‘perang’ bintang karena ada jenderal dan mantan jenderal yang  menyatakan siap masuk dalam bursa.

“Soal ‘perang’ bintang saya pikir ini perta demokrasi dan semua bisa ambil bagian. Lalu kalau bintang yang masih pakai itu pak Kapolda sedangkan saya itu dulu bahwa saya pernah menggunakan bintang tapi saat ini saya sipil murni sehingga saya memenuhi persyaratan juga sebagai warga sipil,” jelasnya.

“Tapi silakan saja kalau ada yang berpendapat seperti itu,” sambung Waterpauw. Menurutnya yang terpenting saat ini adalah bagaimana  dari apa yang dipunya dari yang Tuhan sudah berikan dan bimbing itu, digunakan untuk mengabdi bagi masyarakat.

“Apapun jabatan dan setinggi apapun pangkat saya itu yang utama. Kalau saya tidak mampu atau ketika rakyat menganggap saya dulu hanya tidur – tidur ya sudah tidak usah saya. Itu hak rakyat menilai. Tapi kalau mengatakan saya kembali dan menumbuhkan semangat ya mari sama – sama bekerja. Sekali lagi tidak ada perang bintang sebab saya sipil murni. Saya juga mau beritahu bahwa saya 19 tahun mengabdi di Kota Jayapura dan hati dan semangat saya ada disini lalu kita ketemu lagi disini,” imbuhnya.

Sementara untuk jabatan kosong dua atau wakil menurut  Waterpauw, semua sedang dalam penjaringan.  Namun dirinya lebih memprioritaskan pasangan dari Tabi maupun Saireri. “Nanti biar tim yang melakukan seleksi,”  tutupnya. (fia/ade/nat)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version