Site icon Cenderawasih Pos

Polresta Sinyalir Bibit Radikalisme Masih Ada

Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Pol. Dr. Victor Dean Mackbon, SH., SIK., MH., m.Si

JAYAPURA – Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Pol Victor Mackbon menyampaikan bahwa pasca insiden bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung Jawa Barat, pihaknya meminta seluruh anggotanya untuk meningkatkan kewaspadaan.

Pasalnya kelompok teroris seperti ini tidak mudah diprediksi sementara kelompok radikalisme di Papua disinyalir masih ada.  Yang perlu dilakukan kata Victor Mackbon adalah upaya pencegahan. Memberikan pemahaman yang baik apa yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk lebih peka terhadap warga baru.

“Kami turut berduka sebab ada satu anggota kami yang meninggal dan kami mengutuk aksi teroris tersebut, ” kata Kapolres saat ditemui di Lapangan Trisila, Hamadi, Kamis (8/12).

  Ia menyampaikan bahwa pelaku menjadi kelompok klandestin atau kelompok yang berkerja dari bawah dan dilakukan secara diam – diam. Ia menduga tidak menutup kemungkinan di Jayapura juga ada bibit – bibit yang memiliki jiwa radikal sehingga kami publik ikut berpartisipasi.

“Kami meminta para tokoh agama dan adat bisa memerangi semua aksi radikal dan terkait aksi ini kami minta anggota kepolisian mengantisipasi dimana setiap kegiatan harus dilengkapi dengan body sistem. Selain itu pengamanan mako (markas komando) juga wajib ditingkatkan sebab meski ancaman di Papua sedikit berbeda dimana lebih banyak berbentuk separatis namun tidak menutup ada bentuk radikalisme sebab bibit – bibit itu masih ada, “imbuhnya.

Pihaknya juga mengingatkan peran RT/RW untuk menghidupkan kembali sistem wajib lapor terutama bagi waga baru atau yang patut dicurigai. itu “Tolong tegas. Jika tidak mau taat kita sama – sama sebab ada babinsa, ada kepolisian dan laporkan saja untuk kami tindaklanjuti agar kami amankan sebab itu awal terjadinya aksi teroris yang tak memonitor, “imbuhnya.

Lalu soal target diakui semua bisa terjadi namun yang sangat rentan adalah mako. “Soalnya kelompok ini selalu menganggap  polisi adalah musuh dan polisi itu iblis sehingga itulah yang menjadi sasaran para teroris ini, “sambungnya.

Disini kata  Kapolresta metode teror seperti itu tujuannya adalah menebar teror. Jika terjadi ketakutan yang masive maka tujuan teror itu berhasil jadi polisi meminta publik juga cerdas. “Kalau ada kejadian dan ada yang menerima cerita teror itu kami minta jangan dishare sebab itu akan menciptakan orang ketakutan dan jika semua ketakutan maka tujuan teroris itu sendiri otomatis tercapai, ” tutup Kapolresta. (ade)

Exit mobile version