Site icon Cenderawasih Pos

Momentum Hari Pancasila, Dua Guru Besar Uncen Jadi Pengibar Bendera

Prof. Avelinus Lefaan, MS Guru Besar Sosiologi Pedesaan Uncen bersama Prof. Akbar Silo, MS, Guru Besar Ekologi Administrasi Uncen (kiri) saat melakukan prosesi pengibaran sang pusaka di Halaman Auditorium Uncen, Selasa (1/10). (foto: Humas Uncen For Cepos)

JAYAPURA-Memperingati hari lahir Pancasila, segenap Civitas Akademika Universitas Cendrawasih menggelar apel bersama di Halaman Auditorium Uncen, Selasa (1/10). Menariknya momentum sejarah seperti ini biasanya, pengibar bendera dihandle oleh anak muda, namun berbeda dengan upacara kali ini yang dilakukan Uncen.

Penggerek bendera  justru diambil alih oleh dua orang guru besar. Keduanya yaitu Prof. Avelinus Lefaan, MS Guru Besar Sosiologi Pedesaan Uncen dan Prof. Akbar Silo, MS, Guru Besar Ekologi Administrasi Uncen.

Meski sudah berusia senja, namun semangat dari kedua profesor ini tidak kalah dari anak anak muda. Tampak dari hentakan kaki, serta kerapian mereka saat langkah menuju tiang bendera layaknya sang jendral yang sedang memimpin pasukannya di medan perang. Setelah berhasil mengibarkan bendera, serempak peserta apel riuh riang bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi kepada kedua guru besar tersebut.

Kepada Cendrawasih Pos, Prof. Avelinus Lefaan mengatakan seorang guru besar menjadi pengibar bendera memang menjadi sejarah baru bagi Uncen bahkan di Indonesia pada umumnya. Keduanya memilih menjadi bagian dari momentum sejarah itu bukan karena permintaan panitia, tapi atas usulan sendiri.

“Kami ingin menunjukan bahwa Pancasila masih hidup dan akan tetap menjadi wadah persatuan dan kesatuan bangsa indonesia,” jelas Prof Lefaan. Dikatakan 1 Oktober bukan sebagai momentum seremonial tapi bentuk semangat rakyat Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Sebagaimana Pancasila sebagai Ideologi bangsa, namun saat ini berbagai pihak sedang berupaya merong-rong persatuan itu atas dasar kepentingan pribadi. Banyak orang yang berupaya mencederai sejarah, banyak orang yang berusaha membangun ideologi baru atas dasar suku agama, ras maupun golongan. Sehingga akibatnya konflik baik tingkat elit maupun akar rumput terjadi dimana-mana.

Kondisi seperti ini jika dibiarkan berlarut, maka akan berpengaruh pada keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Oleh sebab itu dimomentum ini mereka sebagai guru besar atau pejabat tertinggi di dunia akademisi ingin menunjukan dan membuktikan kepada masyarakat bahwa Pancasila masih ada dan akan selalu ada untuk kedaulatan bangsa.

“Kami ingin membuktikan kepada seluruh masysrakat indonesia bahwa kita harus tunduk pada pancasila sebagai ideologi bangsa ini,” tegasnya.

Diapun mengatakan upaya untuk merong-rong idoelogi bangsa bukan hanya terjadi pada kehidupan masyarakat, namun juga terjadi pada dunia kampus. Dimana berbagai pihak mencoba untuk membangun ideologinya sendiri atas dasar kepentingan pribadi maupun suatu golongan.

Biasanya terjadi karena perbedaan pandangan politik. Untuk menyatukan perbedaan itu, maka tugas seorang dosen terutama mereka sebagai guru besar wajib memberikan edukasi dan pamahaman bagi para mahasiswa salah satunya dengan melibatkan diri sebagai petugas pengibaran sang pusaka serta yang tidak kalah penting melalui proses pembelajaran di dalam ruang kelas.

“Perbedaan boleh boleh saja, dan itu baik untuk pembangunan bangsa ini ke depan, tapi sebagai tenaga pengajar tugas kami terus dan terus memberikan edukasi bagi para mahasiswa agar Pancasila ini tetap menjadi landasan dan pijakan bagi mereka kedepan,” tambah Lefaan.

Diapun mengatakan karena momentum hari Pancasila ini bersamaan dengan momentum politik, maka diharapkan bagi semua calon pemimpin di Papua untuk berkomitment menjadikan Pancasila sebagai landasan dasar untuk pembangunan daerahnya masing masing.

“Tapi juga menjadi landasan berfikir untuk pembangunan bangsa Indonesia ke depan. Sebagaimana pemimpin adalah corong masyarakat, maka wajib bagi siapapun yang akan menjadi pemimpin di Papua wajib mengkukuhkan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,” tutup Lefaan. (rel/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version