Site icon Cenderawasih Pos

Festival 12 Suku Yahukimo Miliki Magnet Baru

Direktur Musik, Film, dan Animasi, Kemenparekraf RI, Muhammad Amin didampingi Sekda Papua Pegunungan, Wasuok Demianus Siep dan Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram ketika membuka event Festival 12 Suku Yahukimo di Halaman Kantor Bupati Yahukimo, Senin (12/8) (foto:Noel For Cepos)

WAMENA  Pelaksanaan event seni dan budaya di Provinsi Papua Pegunungan semakin semarak. Setelah beberapa hari lalu Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ditutup, sebuah festival lain bersambut. Kali ini tak kalah meriah dan dilakukan di Kabupaten Yahukimo. Event ini adalah Festival 12 Suku Yahukimo. Sama seperti FLBL, Festival 12 Suku juga masuk dalam Kharisma Event Nusantara atau KEN.

Pj Gubernur Papua Pegunungan melalui Sekda, Wasuok Demianus Siep pada pembukaan kegiatan mengatakan bahwa event ini memiliki keunikan dan diharapkan mampu menarik wisatawan mancanegara dengan kreativitas, inovasi dan kolaborasi sehingga dengan sendirinya ke depan event festival budaya bisa  memberi warna terkait kebudayaan di daerah Papua Pegunungan.

Demianus Siep mengutarakan bahwa Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo menjadi dua kabupaten yang dipilih masuk  dalam top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) se Indonesia sehingga patut disyukuri dan dijadikan peluang untuk mengembangkan potensi seni dan budaya di daerah.

“Festival Budaya Lembah Baliem dan Festival 12 Suku di Kabupaten Yahukimo hari ini telah masuk Top 10 KEN se-indonesia dan di seluruh Papua hanya di wilayah pegunungan sehingga patut kita mengucap syukur atas kepercayaan pemerintah pusat  melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” kata Demianus pada pembukaan event Senin (12/8).

Festival 12 Suku ini berlangsung sejak 12 Agustus dan akan berakhir  14 Agustus di Lapangan Kantor Bupati, Kabupaten Yahukimo. Demianus melihat bahwa seharusnya yang mendapat peluang KEN adalah Provinsi Papua induk  namun justru diberikan kepada Papua Pegunungan dan tentu ini tak lepas dari kekayaan budaya yang sudah mengakar sejak jaman nenek moyang dulu.

“Dengan penampilan kekayaan budaya yang begitu  variatif menjadi kelebihan kita di Papua Pegunungan dan itu harus dipertahankan serta dikembangkan,” bebernya.

Untuk itu dirinya mengajak kepada seluruh masyarakat Yahukimo untuk lebih kreatif inovatif dan kolaboratif dalam memanfaatkan potensi alam dan budaya untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakat dan mampu menghadirkan wisatawan internasional.

“Jadi jangan hanya menonton. Kita harus banyak variasi dan kembangkan dia agar lebih bagus asli tetapi juga modern, hal ini akan menarik wisata dari luar, jadi Yahukimo jangan kalah dengan Kabupaten Jayawijaya,” katanya.

Ia mengatakan pada festival Lembah Baliem banyak para turis yang datang sehingga untuk festival budaya dari 12 suku di yahukimo harus dikemas dengan baik, agar para misionaris yang hadir di lembah Jayawijaya bisa juga ada di Yahukimo.

“Ini yang kami harapkan penampilan kita harus terus ditonjolkan dengan sebaik mungkin sehingga orang dari luar juga dapat melihat apa yang kita tampilkan itu benar-benar menjadi event nasional dan juga internasional,” harapnya.

Diakhir Demianus menekankan dari setiap festival budaya ini perlu peningkatan ekonomi bagi masyarakat lokal.

“Bagaimana supaya budaya ini dikembangkan secara kreativitas agar peredaran uang sehingga ekonomi masyarakat itu semakin meningkat, jadi tidak hanya untuk makan minum tetapi juga untuk bisnis. Tidak hanya orang Indonesia yang datang tetapi orang luar juga perlu menyaksikan tarian kehidupan dan juga budaya dari 12 suku yang ada di Yahukimo. Ini akan sangat menarik,”   tambahnya.

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI yang diwakili Direktur Musik, Film, dan Animasi, Kemenparekraf RI, Muhammad Amin memberikan apresiasi  kepada seluruh beserta baik pemerintah maupun masyarakat di Kabupaten Yahukimo karena Festival 12 Suku masuk dalam Kharisma Event Nusantara. Amin mengatakan yang mendaftar dari seluruh Indonesia untuk masuk ke KEN mencapai ratusan.

  “Bapak ibu boleh bangga karena Festival 12 Suku saat ini masuk menjadi 110 Festival  terbaik di Indonesia,” katanya.

Untuk itu dalam festival itu Ia mengajak perlu ada peningkatan kreativitas inovasi dan juga memperhitungkan nilai ekonomi sehingga bisa menarik para tourism agar tertarik datang ke Yahukimo.

“Saya tidak panjang-panjang saya ingin Ingatkan apa yang disampaikan menteri bahwa yang perlu dilakukan adalah inovasi dan terus berinovasi dan berkolaborasi,” imbuhnya.

“Semangat tiga G, perlu ada kerja gerak cepat, geber gerak bersama dan gaspol garap semua potensi,” tutup  Amin.

Diambahkan Wakil Bupati Yahukimo, Esau Miram bahwa Yahukimo memiliki keunikan dari budaya 12 suku besar yang tersebar di wilayah itu.

“Kami berbeda dengan kabupaten lain. Kalau di wilayah lain seperti di Tolikara memiliki satu bahasa daerah. Begitu juga  di Kabupaten Jayawijaya juga memiliki satu bahasa daerah tetapi kami di Yahukimo satu kabupaten 12 suku memiliki 12 bahasa daerah berbeda dan itu adalah kekayaan kami,” ujar Esau.

Pemuda yang pernah menjadi wartawan Cenderawasih Pos ini mengungkapkan bahwa dengan potensi sumber daya alam dan juga adat istiadat yang begitu melimpah tentunya akan menjadi komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan infrastruktur baik bandara pelabuhan dan juga pembangunan lainnya mendukung kehadiran para tourism hadir di Yahukimo.

Melihat keunikan suku dan budaya yang ada di daerah ini.

“Kami akan terus meningkatkan infrastruktur dan mendorong masyarakat Yahukimo dari 12 suku dan bahasa yang berbeda untuk terus menjaga budaya meningkatkan kreativitas inovasi dan kolaborasi untuk menjadikan festival ini dapat dikenal oleh dunia dan bisa menarik wisatawan hadir untuk meningkatkan ekonomi masyarakat asli,” imbuhnya. (ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version