Site icon Cenderawasih Pos

156.029 Siswa Lolos SNBP 2024

Tak Terpenuhi 100 Persen, Sisa Kuota Dialihkan ke SNBT

 JAKARTA – Hasil seleksi nasional berbasis prestasi (SNBP) masuk PTN diumumkan kemarin (26/3). Dari hasil tersebut, tak semua kuota dari daya tampung terpenuhi.

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Tahun 2024 Ganefri menyampaikan, untuk daya tampung PTN akademik di tahun ini mencapai 132.450. Dari jumlah tersebut, sebanyak 126.421 siswa dinyatakan lulus.

”Kalau kita lihat persentase antara yang lolos dan daya tampung maka persentase yang diterima sebesar 95,45 persen,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin (26/3). Artinya, ada kuota yang tak terpenuhi.

Kondisi serupa juga terjadi pada PTN Vokasi. Dengan daya tampung total 33.608 kuota, namun yang lolos seleksi hanya 29.608 siswa dari 112.599 orang pendaftar. ”Tak jauh beda dengan akademik, persentase antara yang lolos dan daya tampung itu 88,10 persen,” tuturnya.

Tak terpenuhinya kuota di masing-masing prodi ini, kata dia, lantaran ada prodi-prodi yang kurang diminati. Misalnya, di PTN di daerah-daerah Timur, banyak jumlah formasi yang ditetapkan prodi yang tidak dipilih oleh para pendaftar. Hingga akhirnya, kuota tak semuanya terpenuhi 100 persen.

Lalu, bagaimana nasib dari sisi kuota tersebut? Ganefri memastikan kuota tersebut akan dialihkan ke seleksi nasional berbasis tes (SNBT). Pada SNBT, ada persyaratan yang diterima minimal 30 persen dari kuota keseluruhan. Sehingga, dibolehkan bagi PTN untuk menerima diatas batasan tersebut dengan penambahan dari sisa kuota SNBP.

”Ada teman-teman yang menerapkan 40 persen. Kemudian, sisanya baru di mandiri. karena di mandiri itu kuota hanya 176.319. Jadi total itu nanti lebih kurang 589.442,” paparnya.

Kendati begitu, dia menegaskan, bahwa bagi yang sudah lolos SNBP maka haram hukumnya untuk mendaftar di SNBT maupun Mandiri. Kebijakan ini pun sudah diterapkan sejak tahun lalu. Nantinya, bagi mereka yang lolos akan otomatis terblokir untuk bisa mengikuti SNBT.

Menurutnya, kebijakan ini diterapkan untuk untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang lebih berhak karena tidak lolos diseleksi sebelumnya.

”Jadi jangan mentang-mentang mereka bisa, misalnya diambil pilihan satu pilihan dua. Tahu-tahu udah lulus tidak diambil. Kursi kosong. Padahal ada yang berhak di bawah ini akan bisa masuk,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia memaparkan, secara jumlah terjadi kenaikan yang cukup signifikan di sejumlah sisi. Siswa eligible misalnya. Tahun ini, jumlah siswa yang berhak untuk ikut seleksi SNBP mencapai 900.018 siswa. Angka ini naik dari tahun lalu sebanyak 875.413 siswa.

Kemudian, dari jumlah pendaftar juga mengalami kenaikan dari 663.181 siswa di tahun 2023 menjadi 771.816 siswa di tahun ini. Adapun jumlah tersebut meliputi pendaftaran khusus PTN akademik sebesar 659.217 siswa dan pendaftar PTN vokasi 112.599 siswa. Sementara, untuk pelamar KIP-kuliah meningkat dari 191.827 siswa menjadi 205.218 siswa.

Begitu pula untuk jumlah PTN yang terlibat. Tahun lalu, jumlah yang terlibat dalam seleksi SNPMB mencapai 137 PTN. Sedangkan tahun ini meningkat menjadi 145, yang terdiri dari 76 PTN akademik, 44 PTN vokasi, dan 25 PTKIN.

Dalam kesempatan yang sama Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kemendikbudristek Abdul Haris menyampaikan selamat pada para siswa yang lolos seleksi SNBP. Namun, bagi yang belum lolos, dia meminta   agar mereka tak berkecil hati. Sebab, masih ada jalur lain untuk menuju PTN yang diimpikan.

”Masih ada jalan lain menuju PTN, ada SNBT dan mandiri. Kencangkan sabuk pengaman, perkuat usaha dan doa. yakin usaha tidak menghianati hasil,” ungkapnya.

Selain memberi selamat pada peserta yang lolos, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati turut menyampaikan rasa terima kasihnya untuk para guru dan kepala sekolah. Karena menurutnya, dalam SNBP ada banyak peran guru dan kepala sekolah dalam input data.

Meski begitu, dia turut berpesan, agar pihak sekolah bisa menyiapkan data siswa ini jauh-jauh hari. Tidak mepet masa penutupan. Mengingat, di tahun ini, panitia harus memperpanjang masa pendaftaran.  ”Tadi kita sudah melihat angka-angka jumlah yang mendaftar dan diterima.   Fenomenanya menarik, dari tahun ke tahun angka selalu meningkat. Artinya, masyarakat kita makin banyak yang berminat masuk perguruan tinggi,” pungkasnya. (mia)

Sumber: Jawapos

Exit mobile version