Site icon Cenderawasih Pos

Pakai Metode Gasing, Untuk Siswa dan Guru Madrasah

enteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menggandeng matematikawan Prof Yohanes Surya untuk mencetak tiga juta ahli matematika

Gandeng Yohanes Surya, Kemenag Cetak Tiga Juta Ahli Matematika

JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menggandeng matematikawan Prof Yohanes Surya untuk mencetak tiga juta ahli matematika dalam waktu satu tahun. Sasarannya adalah murid dan guru di madrasah. Berbekal metode Gasing dari Prof Yo, matematika diklaim tidak lagi jadi pelajaran horor.

Peresmian kerjasama Kemenag dengan Yohanes Surya dilakukan di MAN 4 Jakarta kemarin (16/10). Yaqut mengatakan kerjasama itu pengembangan dari diskusinya dengan Prof Yo beberapa waktu lalu. “Beliau ceritakan bagaimana matematika jadi aktivitas belajar yang asik. Matematika bukan lagi pelajaran yang berat,” kata dia.

Dia mengaku awalnya tidak percaya dengan metode Gasing ala Prof Yo itu. Bagaimana mungkin dalam 15 hari pelatihan, murid atau guru bisa menjadi asik dalam belajar matematika. Akhirnya dia sepakat menerapkannya untuk madrasah dengan target tiga juta murid dan guru. Program ini diselenggarakan dalam wujud kegiatan Madrasah Pandai Berhitung.

“Kalau tidak tercapai yang salah Prof Yo,” katanya lantas tertawa. Namun Yaqut yakin dengan pengalamannya yang panjang, Prof Yo bisa mewujudkan target itu. Apalagi metode Gasing sudah teruji di lembaga pendidikan lain. Yaqut mengatakan metode Gasing ternyata hasil pengalaman Prof Yo mengajar matematika untuk anaknya. “Kalau kita ngajari anak (sendiri) malah jadi emosi,” sambung Yaqut.

Dia titip pesan ke Prof Yo beserta timnya, supaya dalam belajar matematika nanti tidak hanya soal berhitung. Tetapi juga bagaimana membangun logika. Karena baginya, di dalam setiap ilmu matematika ada kaitannya dengan kehidupan manusia. Orang yang jago matematika, juga terbiasa mengambil keputusan dengan kajian yang konstruktif.

Prof Yo bersyukur bisa bekerjasama dengan Kemenag. “Intinya kami membawa konsep bahagia dalam belajar,” katanya. Dia menuturkan banyak guru matematika yang semula dicap sebagai guru killer oleh murid-muridnya. Setelah mengikuti pelatihan metode Gasing, menjadi guru matematika yang selalu senyum di depan muridnya.

Dia mengatakan pelatihan metode Gasing dijalankan selama dua pekan. Prof Yo menegaskan metode Gasing tidak hanya digunakan untuk belajar matematika. Tetapi juga untuk pelajaran lain seperti IPS atau pendidikan agama.

Untuk diketahui metode Gasing adalah metode belajar matematika yang dikembangkan Prof Yo selama 20 tahun terakhir. Metode ini mengutamakan mengasah 8C yaitu character, critical thinking, creativity, communication, collaboration, computional logic, compassion, dan culture yang menyenangkan dalam pendidikan siswa.

Materi yang ditawarkan adalah pengenalan bilangan, penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian. Materi tersebut diterapkan dan diajarkan dengan prinsip gampang dimengerti, gampang dipelajari, gampang diajarkan, gampang direplikasi, menyenangkan, asyik dan bahagia.

Prof Yo juga mengaku metode Gasing ini sudah mulai dilirik oleh negara Uni Emirat Arab. Pelatihan metode ini, kata dia, dinilai sangat efektif dan efisien, karena hanya memakan dua minggu untuk mengajarkan matematika kepada anak yang sama sekali tidak bisa matematika hingga jago matematika.

Setelah Launching Program Madrasah Pandai Berhitung ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam bekerjasama dengan Gasing Akademi akan melakukan coaching (pelatihan) pembelajaran matematika dengan metode Gasing untuk 50 guru dan 150 siswa-siswi Madrasah (kelas 3, 4, 5, dan 6). (wan)

Exit mobile version