Site icon Cenderawasih Pos

Waspadai Pergaulan yang Picu Kenakalan Remaja 

Laorens Wantik (foto:Elfira/Cepos)

JAYAPURA – Dinas Pendidikan Provinsi Papua, mengklaim dua penyebab terjadinya kenakalan remaja usia sekolah yakni faktor eksternal dan internal. Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Laorens Wantik, menyebut untuk kondisi Papua lebih banyak faktor eksternal yang diakibatkan pergaulan dan lingkungan.

   “Lingkungan dan pergaulan sangat mempengaruhi, misalnya anak tersebut berasal dari keluarga baik, namun pergaulannya di sekolah atau di tempat lain yang membuat dia menjadi tidak baik,” ucap Laorens kepada Cenderawasih Pos, Jumat (26/1).

   Dalam mengatasi kenakalan remaja usia sekolah, Laorens menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan melakukan kerjasama sesuai dengan kewenangan yang ada dengan SD, SMP SMA/SMK di kabupaten/kota.

   “Jadi kami lakukan koordinasi dengan sekolah untuk kegiatan pembelajaran full pada aktivitas siswa dengan membentuk klub klub pembelajaran,” ujarnya.

   Lanjutnya, dengan klub klub pembelajaran tersebut, mempersempit waktu anak anak punya permainan secara bebas. Memaksakan anak anak datang di hari Sabtu untuk mengikuti  kegiatan klub klub belajar dan seterusnya.

   “Kemudian intervensi yang lain adalah membiasakan mereka atau guru menggunakan disiplin positif, dulunya menggunakan hukuman dengan memukul. Sekarang kita sudah batasi itu karena hal itu justru memperburuk dendam berkepanjangan yang membuat anak-anak menjadi takut. Kita paksakan anak anak berdisiplin positif, jadi guru guru melakukan hukuman yang positif saja,” jelasnya.

   Selain itu, di hari Sabtu digunakan untuk aktivitas siswa terkait dengan pengembangan diri siswa untuk hal akademik. Terutama di materi pengayaan, contohnya jika siswa tersebut menyukai sains maka materi pendalaman kepada teori non aplikasi. Sedangkan jika bakatnya olahraga atau seni maka akan dipadatkan di hari Sabtu.

   “Dengan kebijakan ini, mempersempit waktu waktu kosong siswa, kita tidak membiarkan mereka berkeliaran kemana-mana,” kata Laorens.

   Sementara itu, disinggung banyaknya remaja usia sekolah yang terlibat ganja dan kejahatan jalanan, Laorens mengatakan keprihatinannya.

  “Kami prihatin dengan itu dan di luar kontrol kami. Terutama bagi mereka yang sudah tamat sekolah atau putus sekolah dan tidak ada dalam lembaga pendidikan, untuk kondisi itu kami beberapa kali melakukan diskusi dengan dinas terkait terutama Dinas Sosial,” ujarnya.

   “Yang sebenarnya kami harapkan Dinas Sosial menempatkan anak anak yang terlibat ganja di tempat yang nyaman, kemudian mereka memanggil Dinas Pendidikan untuk melakukan pembinaan bakat akademik dan non akademik,” sambungnya. (fia/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version