Site icon Cenderawasih Pos

Sucikan Diri Lewat Nyepi, Umat Hindu Taati Sejumlah Larangan 

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Papua I Komang Alit Wardana, Pinandita I Wayan Wira Adyana bersama umat Hindu yang sembahyang sebelum melaksanakan Nyepi di Pura Agung Surya Buana Skyland Jayapura, pekan kemarin. (Foto/Istimewa)

JAYAPURA-Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Papua I Komang Alit Wardana menyampaikan sebelum melaksanakan Nyepi, Senin (11/3) kemarin, umat Hindu di Jayapura dan sekitarnya mekasanakan upacara  Melasti telah diselenggarakan pada, Jumat (8/3).

   Acara ini diselenggarakan di pantai Holtekamp, dihadiri oleh sejumlah umat Hindu di Kota Jayapura.  Tujuan acara Melasti kata Komang adalah bagaimana kita mengusung Relinge yang artinya sarana dan prasarana setiap hari kita memuja Tuhan kita bersihkan dan kita mengambil Tirta Amarta di Laut.

   “Tirta Amarta adalah air laut yang kita sucikan untuk memberikan kesejukan, ” jelas Komang, saat diwawancarai media, Minggu (10/3).

   Ia mengharapkan Anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa agar kita merasa aman, nyaman, dan ingat kepada Tuhan. Untuk acara Nyepi, menurut  Komang dimulai  Senin (11/3)pukul 06:00 WIT dan  buka  pada Selasa (12/3) pagi ini  pukul 06:00 WIT.   “Jadi 24 jam kita melaksanakan Catur Brata Penyepian tadi, ” sambung Komang.

  Selama dilaksanakan Catur Brata Penyepian, umat Hindu di Kota Jayapura wajib mengikuti aturan dan mentaati larangan.  Bahkan semua aktivitas di Kota Jayapura ditutup sementara waktu.

   Komang menjelaskan Catur Brata Penyepian adalah ritual tahunan yang memiliki spirit kultural yang berisi 4 larangan.  Ritual ini harus dilakukan tanpa ada bunyi pengeras suara dan tidak menyalakan lampu pada waktu malam hari.

   Dilansir dari Surat Edaran Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang pelaksanaan Hari Raya Nyepi empat larangan yang di maksud adalah, pertama Amati Geni: Dilarang menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.

Kedua, Amati Karya: Dilarang melakukan kegiatan fisik/kerja dan yang terpenting adalah melakukan aktivitas rohani untuk penyucian diri

Ketiga,  Amati Lelungan: Dilarang berpergian ke luar rumah, akan tetapi senantiasa introspeksi diri dengan memusatkan pikiran astiti bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi /Ista Dewata.

  Keempat, Amati Lelanguan: Dilarang mengadakan hiburan/rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang, melainkan tekun melatih bathin untuk mencapai produktivitas rohani yang tinggi.

   Di tempat yang sama, Pinandita Pura Agung Surya Buana Skyland Jayapura, I Wayan Wira Adyana juga menyampaikan hal yang sama, Minggu (10/3). Lebih lanjut  Ia menyampaikan, bajwa sehari sebelum hari Raya Nyepi umat Hindu  melakukan upacara Pute dalam hal adalah menyeimbangkan  alam semesta dengan diri kita, dengan seluruh umat Manusia agar besok menyampaikan penyepian dengan baik.

   “Tujuan dari upacara Pute adalah menyeimbangkan untuk mensejahterakan umat manusia,  alam semesta maupun kehidupan di dunia ini, ” tutup Wayan. (cr-278/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version