Site icon Cenderawasih Pos

Liburan, Pantai Hamadi Cukup Ramai 

Sejumlah anak-anak mandi dan bermain di Pantai Hamadi Kota Jayapura,  Senin (5/2). (foto:Mboik/Cepos)

JAYAPURA-Libur fakultatif Hari Pekabaran Injil (HPI) yang ditetapkan  Pemerintah Provinsi Papua dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur maupun menggelar ibadah, Senin (5/2). Salah satu daerah tujuannya yang diminati adalah pantai Hamadi dan Holtekamp.

   Pantauan media ini, sejak pagi hari sejumlah wisatawan sudah datang di Pantai Hamadi. Selain warga yang ingin berlibur, sejumlah denomenasi gereja kristen juga melaksanakan ibadah di kawasan wisata Pantai Hamadi Kota Jayapura. Abdul Mustofa, salah satu warga asal Sentani, kepada media ini mengungkapkan, memilih Pantai Hamadi karena ingin suasana baru bersama keluarganya.

  “Kalau di Sentani kita sering ke danau, tapi bosan juga. Makanya saya datang ke Hamadi bersama keluarga, biar bisa mandi air laut,” kata Abdul Mustofa, Senin (5/2).

   Menurutnya, wisata pantai menjadi  cukup menarik untuk didatangi. Hanya saja kata dia standar pengelolaanya belum benar-benar bagus. Karena pengunjung harus membayar beberapa fasilitas yang digunakan secara berbeda.

   “Semestinya kalau kita mau pakai pondok ya berarti sekalian hitung dengan kamar mandi. Misalnya hal-hal seperti itu,” katanya.

   Selain itu juga perlu dibenahi gazebo-gazebo atau tenda yang ada di pesisir kawasan pantai tersebut yang kondisinya sebenarnya sudah rusak atau tidak layak dipakai.  Karena itu bisa saja berpotensi melukai para pengunjung ketika menggunakan fasilitas yang sudah tidak layak pakai.

   “Tapi ini masih digunakan sehingga hal-hal seperti ini yang perlu diperhatikan,” bebernya.

Sementara itu salah satu pengelola tempat wisata yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan fasilitas yang disediakan hanya toilet dan pondok atau gazebo.  Harga sewa sekali pakai   Gazebo tersebut bervariasi tergantung ukuran luasnya.  Mulai dari harga 200 sampai 300 bahkan bisa lebih.

   Sedangkan untuk toilet kenapa harus berbayar, sebab para pengelola mengaku airnya juga dibeli karena tidak ada sumur bor atau sumber air lainnya, selain membeli dari mobil tangki.

“Kalau orang mau pakai kamar mandi harganya Rp 10.000 per orang. Ini kita terpaksa berbayar karena memang kita juga beli air cukup mahal,” tambahnya. (roy/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version