Site icon Cenderawasih Pos

YPPK Sediakan Layanan Pendidikan  Berkualitas 

Ferdinando Lase (foto:jimi/Cepos)

JAYAPURA – Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Di balik perayaan ini, terukir kisah inspiratif dan perjuangan gigih dari Ki Hadjar Dewantara, pahlawan pendidikan yang mengantarkan bangsa menuju gerbang kemerdekaan melalui pencerahan ilmu pengetahuan.

   Di tahun 2024, peringatan Hardiknas mengusung tema inspiratif “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”. Tema ini mengajak seluruh elemen bangsa, dari pendidik, peserta didik, hingga masyarakat luas, untuk bahu membahu dalam mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia.

   Terkait dengan hal tersebut Direktur Sekretariat Eksekutif Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Fransiskus Asisi (FA) Papua, Kota/Kab. Jayapura, Ferdinando Lase, S.Kom turut memberikan penghargaan Ki Hadjar Dewantara sebagai pelopor pendidikan di Indonesia.

   “Hari pendidikan Nasional yang kita peringati setiap tahun merupakan bentuk penghargaan bangsa untuk memperingati Ki Hadjar Dewantara atas upaya yang telah meletakkan pondasi pendidikan di Indonesia,” kata Ferdinando kepada Cenderawasih Pos, Selasa (30/4).

   Sejalan dengan itu, Ferdinando menyampaikan bahwa, YPPK hadir di tanah Papua sebagai bentuk kepedulian gereja Katolik untuk ambil bagian dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang pendidikan.

  Ferdinando melanjutkan, Memasuki usianya yang ke-50, YPPK Papua telah menyediakan akses layanan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat Papua hingga ke daerah-daerah terpencil. “Kami selaku penyelenggara lembaga pendidikan YPPK Kota/Kab. Jayapura sangat terbantu dengan dukungan dari pemerintah daerah dalam peningkatan pelayanan pendidikan,”jelasnya.

   Ferdinando mengaku   YPPK memiliki kendala-kendala dalam pelayanan pendidikan. Kendala yang terbesar dihadapi saat ini adalah ketersediaan tenaga pendidik dan kependidikan yang berkurang, karena berbenturan dengan program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat.

   Ia menjelaskan begitu banyak tenaga pendidik yang potensial terpaksa meninggalkan YPPK karena lolos seleksi P3K dan ditempatkan di sekolah milik pemerintah. Hal ini menjadi ancaman yang serius bagi YPPK, karena dalam upaya membentuk tenaga pendidik yang berkualitas membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

   “Kami berharap kiranya apa yang menjadi kendala YPPK dan lembaga-lembaga pendidikan swasta lainnya mendapatkan atensi dari pemerintah pusat dan dapat memberikan solusi sehingga kami dapat terus berpartisipasi aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” tugasnya. (cr-278/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version