Site icon Cenderawasih Pos

Angka Kematian Ibu dan Bayi Capai 565/100 Ribu Kelahiran Hidup

Sejumlah tenaga bidan dari sejumlah kabupaten/kota  di Papua mengikuti Pelatihan Pelayanan Antenatal Care, Persalinan, Nifas dan Skrining Hipotiroid di Hotel Horison Kotaraja. (foto:Karel/Cepos)

JAYAPURA-Dinas Kesehatan provinsi Papua menggelar pelatihan pelayanan antenatal care, persalinan, Nifas dan skrining hipotiroid kepada tenaga Bidan di Papua. Pelatihan tersebut berlangsung selama 4 hari, yakni mulai Senin (30/10) hingga Kamis (2/11) mendatang di Hotel Horison Kotaraja.

  Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Robby Kayame menyampaikan tujuan utama dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan kapasitas bidan dalam memberikan pelayanan kepada Ibu hamil yang ada di Papua.

   Sebab Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Papua saaat ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi dimana dari data Survei Penduduk antar Sensus (SUPS) tahun 2022 angka kematian Ibu dan Bayi di Papua sebanyak 565/100 ribu kelahiran hidup.

   Angka ini menurutnya bukan persoalan mudah, namun butuh perhatian serius pemerintah tapi juga masyarakat itu sendiri. “Jam terbang dari tenaga Bidan ini, sudah sangat jauh lebih baik, namun alangkah lebih baiknya lagi kalau kita tingkatkan lagi kapsitas mereka, melalui pelatihan ini, sehingga dengan begitu AKI dan AKB di Papua dapat ditekan menurun,” ujarnya.

  Robby mengatakan ada banyak faktor sehingga angka kematian Ibu dan Bayi di Papua meningkat secara pesat. Salah satunya kesadaran masyarakat terutama Ibu hamil dalam memperhatikan pola makan serta asupan gisi masih sangat minim.

  “Oleh sebab itu sebagai tenaga Kesehatan terutama bidang Ibu dan Anak sudah sepatutnya kita bekerja keras menggerakan semangat masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dalam hal menjaga kesehatan pada saat mengandung,” kata Robby.

  Selain dorongan dari pemerintah, tapi juga paling penting menuruntya dukungan keluarga terutama pasangan. Apalagi dalam memperhatikan asupan dan pola makan bagi pasangan yang sedang mengandung.

   Saya juga minta kepada para suami yang istrinya sedang hamil, harus mendukung proses kehamilan itu, perhatikan pola makan mereka dengan baik, sehingga perkembangan bayi yang ada dalam kandungan lebih baik.

  Hal lain Robby Kayame juga mengingatkan kepada ibu hamil, agar saat proses kehamilan tidak diperkenankan mengonsumsi siri pinang, karena serapan siri pinang, mempengaruhi nafsu makan.

   “Kalau kita makan pinang, nafsu makan kita pasti menurun, padahal saat hamil itu mereka harus makan untuk 2 orang, jadi kalau nafsu makan hilang bagaimana kita mau kasih kenyang Bay yang ada dalam kandungan,” bebernya.

Sehingga yang perlu di perhatikan oleh Ibu hamil, saat mengandung pola makan dan asupan gisi paling utama diperhatikan, serta wajib melakukan kontrol kesehatan kerumah sakit, atau puskesmas.

  “Usahakan kalau selama proses kehamilan, rutin cek ke puskesmas atau rumah sakit, secara aturannya itu 2 minggu sekali harus kontrol perkembangan Bayi, sehingga kita tau perkembangannya apalgi kesehatannnya,” ungkap Roby.

  Sehingga pada saat proses kelahiraan tidak ada kendala yang dihadapi oleh Ibu hamil itu sendiri. “Kadang kala, tunggu 5 bulan baru cek kehamilannya ke Dokter, hal inilah yang menjadi faktor utama tingginya kematian Ibu dan Bayi di Papua,” tandasnya.

  Melalaui pelatihan tersebut Robby mengharapkan tenaga bidan mampu menjadi pelopor untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Sebab Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan sebuah negara.

  “Saya harap kegiatan ini memberi manfaat bagi tenaga Bidan di Papua, sehingga angka kematian Ibu dan Bayi di Papua dapat ditekan menurun,” harapnya. (rel/tri)

Exit mobile version