MERAUKE– Pj Gubernur Papua Selatan Prof. Dr. Apolo Safanpo, ST, MT membuka Festival Budaya Sejuta Rawa Mappi di Mappi, Jumat (17/11/2023. Kedatangan orang nomor satu di Provinsi Papua Selatan di daerah itu disambut ribuan warga setempat bersama Pj Bupati Mappi Michael R. Gomar, S.STP, M.Si dan Sekda Kabupaten Mappi Ferdinandus Kainakaimu. Festival ini merupakan yang kedua kalinya setelah digelar I tahun 2022 lalu.
Pj Gubernur Papua Apolo Safanpo mengungkapkan bahwa festival yang digelar ini sebagai sarana untuk menggali seluruh potensi baik seni maupun kebudayaan leluhur kita untuk dikembangkan dan diwariskan kepada generasi masa datang.
‘’Atas nama pemerintah dan masyarakat Papua Selatan, kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada bapak bupati dan sekda serta seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Mappi yang telah menginisiasi dan mempersiapkan serta melaksanakan Festival Budaya Sejuta Rawa Mappi ini,’’ kata Apolo Safanpo.
Mantan Rektor Uncen ini menjelaskan bahw apada hakekatnya, pembangunan itu ada 2. Pertama, pembangunan fisik dan pembangunan manusia. Pembangunan fisik berupa pembangunan infrastruktur, sarana prasarana. Sedangkan pembanunan manusa meliputi pendidikan, kesehatan., seni budaya, perekonomian.
‘’Jadi seluruh pembangunan yang kita lakukan tujuannya agar manusia hidup sejahterta. Itu tujuan akhir. Maka pembangunan manusia diperlukan, menyentuh rasa, menyentuh hati. Sedangan pembangunan fisik sebagai penunjang ,’’ terangnya.
Dikatakan secara teori, kebudayaan dipengarugi oleh wilayah ekologi atau ekosistem. Dan untuk Papua Selatan dikelompokkan dalam 3 wilayah ekologis dan ekosistem. Ada ekosistem pantai , ekosistem daratan rendah dan ekosisten dataran tingti. Biasanya mereka yang hidup di ekosistem laut pantai orangnya meramu.
Tidak menanam. Mengumpulkan bahan makanan dan kebutuhannya dari alam. Lalu orang yang hidup di ekosistem dataran rendah menanam. Sedangkan orang yang hidup di daratan tinggi berburu.
‘’Nah, itu menimbulkan beragam budaya dan kebiasaan. Jadi kebudayaan adalah kebiasaan yang kita lakukan secara terus menerus sehingga membudaya, dan itu terjadi karena keragaman ekosistem dan ekologi sehingga beragam dan ini harus kita lestarikan. Cara melestarikan dengan cara membentuk kelembagaan seperti dinas pariwisata, dinas kebudayaan yang harus dibackup untuk menyelenggarakan ivent-ivent seni budaya seperti sekarang supaya tetap hidup di masyarakat dan diwariskan di masa mendatang,’’ terangnya.
Pj Apolo Safanpo mengaku merasa sangat tersentuh dengan festival budaya sejuta rawa Mappi tersebut. ‘’Secara pribadi tarian dan nyanyian kebudayaan waktu saya masih kecil dulu masih bisa saya lihat sekarang. Sebagai pesan, saya berharap ini harus terus kita kembangkan dan lestarikan sehingga dilihat generasi masa datang. Tidak boleh punah,’’ pungkasnya. (ulo)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos