Site icon Cenderawasih Pos

Jadi Salah Satu Situs Terlengkap dari Segi Temuan Maupun Tradisi Budaya

Objek peninggalan sejarah yang ditemukan di situs Gunung Srobu, Minggu (26/5) (foto:Foto Jimi cepos)

Menguak Situs Gunung Srobu Jejak Sejarah Peradaban Budaya di Papua (Bagian I)   

Situs Megalitik Gunung Srobu kini sudah mendapat perhatian lebih, setelah diusulkan menjadi Situs Cagar Budaya. Masih banyak yang ingin diungkap dari situs budaya ini. Cenderawasih Pos berkesempatanmelihat langsung kawasan cagar budaya ini, Minggu (26/5) lalu.

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Usulan Cagar budaya situs Gunung Srobu ini, beranjak dari hasil penelitian arkeologi di Situs Megalitik Srobu yang selama telah ini dilakukan. Terungkap beragam bentuk kehidupan manusia Papua  masa akhir prasejarah, yaitu pada masa perundagian. Ketika itu, budaya megalitik  sedang berkembang pesat di Nusantara termasuk Papua.

   Temuan Situs Megalitik Srobu ini, bukanlah satu-satunya yang ada di Papua, namun potensi temuannya yang menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia dalam suatu hunian inilah yang menjadi salah satu keunggulan situs ini jika dibandingkan situs-situs lain di Papua bahkan di Indonesia pada periode yang sama.

   Dari hasil penelitian arkeologi di Situs Megalitik Srobu menggambarkan adanya fenomena interaksi budaya penghuni situs dengan budaya dari luar situs yang telah berlangsung lama. Hal ini  mengakibatkan proses akulturasi budaya antara penduduk yang berciri rasial Australomelanesoid (atau disebut juga Australopapuan) dengan penduduk berciri rasial Monggoloid (Austronesia) yang datang pada masa yang kemudian. Interaksi yang panjang tersebut telah  mengakibatkan adanya keberagaman tradisi maupun benda budaya di sini.

  Yang tidak kalah menarik dari Situs Megalitik Srobu adalah keberadaan timbunan kulit kerang (shell midden), yang tersebar luas hampir di seluruh situs ini, mulai dari pinggiran laut hingga ke punggung bukit yang cukup tinggi.

  Keberadaan timbunan kulit kerang yang terdiri dari beragam jenis kerang memberikan petunjuk cara pendukung budaya Megalitik Srobu beradaptasi dengan lingkungannya. Ada berbagai lingkungan alam yang rupanya dulu mereka jelajahi untuk memenuhi kebutuhan pangannya.     

   Selain itu, dengan daya kreativitasnya, mereka memodifikasi kulit kerang menjadi berbagai ragam perlengkapan dan perhiasan untuk melengkapi kehidupan mereka. Semua itu menjadi bukti-bukti nyata yang dapat menunjukkan kemampuan budaya pendukung Situs Megalitik Srobu yang  sudah cukup maju pada masanya.

  Seperti diketahui situs prasejarah Gunung Srobu merupakan sebuah Tanjung yang membentang di perairan Teluk Youtefa. Diketahui Gunung Srobu seluas kurang lebih 20.059 meter persegi dengan dengan ketinggian berkisar 98 meter di atas permukaan laut dan disekelilingnya terdapat Kampung Nafri, Kampung Enggros dan Kampung Tobati.

   Tanjung ini menyatu dengan  kaki gunung Tiahnuh di sebelah baratnya. Bentuk situs ini berupa bukit dengan kontur  landai hingga terjal, dan secara geologi terbentuk dari batu gamping koral, dengan keadaan pesisir tanjung berupa pantai bertebing karang.

  Sebagian  besar situs ini berupa beragam jenis tanaman seperti beringin, kasuarina, kayu besi, matoa, kelapa, pandan, anggrek, sarang semut, dan lainnya serta di bagian pesisir sebelah barat ke selatan banyak ditumbuhi pohon bakau.

   Walaupun surat keputusan (SK) belum ditandatangani oleh Penjabat (PJ) Wali kota Jayapura. Situs gunung Srobu telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kota Jayapura pada, Senin (20/5) dengan begitu Objek Struktur yang ada di gunung Srobu, dinyatakan telah dilindungi secara Undang-undangan (UU).

   Peneliti Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN), Erlina Novita Itje, mengatakan temuan peninggalan tradisi Megalitik manusia jaman dahulu di Situs Gunung Srobu menambah kekhasan dari situs tersebut.

   Ada beberapa bentuk peninggalan megalitik yang ditemukan di situ tersebut yaitu bangunan pemujaan yang terdiri dari keberadaan 3 buah menhir, sebuah meja batu/ dolmen dan punden berundak, batu temugelang, dan struktur batu bekas bangunan pemukiman. Selain itu terdapat banyak sekali fragmen-fragmen gerabah dan cangkang kerang yang berserakan di beberapa titik di situs ini.

  Hal tersebut Erlin sampaikan saat diwawancarai Cenderawasih Pos, Minggu (26/5) di situs Gunung Srobu.

  Tidak hanya itu kata Erlina, masih ada banyak benda budaya lain yang telah berhasil digali dari Situs Megalitik Srobu, di antaranya artefak dari bahan batu, kerang, tulang, gigi, tanah liat selain wadah, dan bahkan logam. Ragam artefak itu menunjukkan cara

pembuatan atau teknologi yang sederhana hingga cukup rumit dan kompleks.

   Hal ini menunjukkan bahwa budaya yang berkembang di Situs Megalitik Srobu dapat menjadi salah satu contoh penting dalam perkembangan sejarah budaya di Papua.

Situs ini dapat dikatakan merupakan salah satu situs terlengkap dari segi temuan maupun tradisi budaya yang ada dibandingkan dengan situs-situs lain yang ada di Papua Barat maupun Papua pada umumnya. (bersambung)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Exit mobile version