Site icon Cenderawasih Pos

Dipanggil Mama Kasat, Jika Dikomplain Justru Followers yang Bela 

Kasat Lantas Polresta, Kompol Dian Novita Pietersz ketika melakukan live namun bersamaan menemukan satu pelanggar di Jayapura belum lama ini. (Foto/Dian For Cepos)

Ngobrol Ringan Dengan Kasat Lantas Polresta, Kompol Dian Novita Pietersz yang Suka nge-Live

Berbagai upaya dilakukan Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain mulai merubah paradigma menjadi lebih humanis, pelayanan juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial. Satu perwira menengah  yang paling sering memanfaatkan Medsos adalah Kompol Dian Novita Pietersz.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Bagi pengguna media sosial yang suka kepo atau penasaran dengan informasi kejadian di Kota Jayapura nampaknya pernah   melihat sosok Polwan yang kerap melaporkan perkembangan situasi arus lalu lintas di wilayah Polresta Jayapura. Tak hanya itu, jika melakukan razia, Polwan ini juga terus mengabarkan lewat live nya di media social.

   Bahkan bisa dibilang setiap hari sosok ini kerap muncul di media sosial untuk mengabarkan ke publik tentang kerja – kerja polisi di bidang lalu lintas. Menariknya meski sedang sweeping, ia juga menyampaikan ke public, sehingga untuk yang satu ini terkadang ada yang memanfaatkan dengan tidak melintas di lokasi yang sedang dirazia.

   Kepada Cenderawasih Pos ia menjelaskan bahwa ide untuk live sejatinya masih baru. Itu sejak ia  bergabung dengan Polresta dan diakui bahwa ia memang  hobi untuk melakukan live  di medsos. “Mungkin passion-nya juga ada disitu, ha..ha..,” ujarnya berseloroh saat ditemui di Mapolresta belum lama ini. Live juga dilakukan setiap hari terutama di pagi hari usai apel. Ini untuk melaporkan kondisi arus lalu lintas saat itu.

    Namun, kata Dian, ia juga melihat durasi, sebab jika keseringan maka penonton akan bosan. “Iya di waktu yang pas saja, jadi tidak setiap waktu, sebab nantinya penonton akan boring,” imbuhnya.

  Dian menjelaskan bahwa kegiatan live di medsos ini  memang diwajibkan oleh Dirlantas untuk melaporkan kondisi arus lalu lintas, kegiatan maupun pengalihan arus. Jadi semisal ada kapal masuk maka ini perlu diketahui publik agar tidak terjebak macet.

  Dan untungnya dari aktifitas ringannya ini, pimpinan kepolisian ikut mendukung  mengingat secara tidak langsung akan mendekatkan kepolisian dengan masyarakat. Cara live dilakukan lantaran menurutnya masyarakat di Jayapura banyak yang bermain medsos dan ini cara yang paling mudah untuk memanfaatkan teknologi secara positif.

   Sementara terkait konten, kata Polwan yang lama mengabdi di Polres Merauke ini, biasanya ia menyertakan konten sharing session atau tanya jawab dan ini direspon baik oleh warganet.  “Kalau sharing session biasa ratusan yang menonton dan yang ditanya itu seperti  bagaimana membuat SIM,  bagaimana membuat SKCK, termasuk cara bisa masuk menjadi polisi,” tambahnya.

   Selain itu, ada juga informasi terkait kerja-kerja Satlantas dan disini publik bisa melakukan pengawasan dan penilaian secara langsung. Dan dari kebiasaannya ini dikatakan terkadang warganet justru menunggu apa informasi baru yang akan disampaikan. Jadi kalau sehari saja tidak live biasanya ada netizen yang bertanya kenapa tidak live.

  “Ini sering dan sepertinya live yang saya buat ditunggu, sebab kalau absen biasanya besoknya ada yang tanya di kolom komentar kenapa kemarin tidak live,” sambung Dian.

    Meski demikian Dian tak mau menganggap cara live adalah yang paling tepat untuk menyampaikan pesan – pesan kepolisian, mengingat setiap kasat tentunya memiliki cara masing – masing terlebih untuk bisa mendekatkan pelayanan kepolisian ke tengah  tengah masyarakat. Namun usahanya ini ternyata tidak semua bisa menerima. Terkadang ada warganet berkomentar di kolom komentar dengan nada nyinyir.    

    “Biasanya sih ada yang singgung dengan mengatakan Polisi bukannya kerja atur lalu lintas tapi malah main Hp. Dan soal ini biasa bukan saya yang menjelaskan tapi malah warganet sendiri yang membela dan menganggap apa yang dilakukan polisi sudah betul, sehingga tidak perlu ditanggapi pertanyaan seperti itu,” sambungnya.

   Ditanya apakah dengan live justru tidak membocorkan informasi terkait adanya kegiatan  patroli atau sweeping, menurut Dian yang dilakukan adalah edukasi secara langsung jadi jika ada yang melanggar maka pelanggar ini akan terekam dan polisi akan menjelaskan apa bentuk pelanggarannya.

   “Tidak membocorkan sih, sekalipun akhirnya publik bisa tahu bahwa ada razia, sebab bagi kami tindakan itu urusan ke sekian yang penting warga bisa tertib. Bisa melihat langsung jika melanggar dan sanksi yang diberikan itu apa saja,” beber pemilik akun NamukPolwan ini.

   Soal cerita lucu selama live disampaikan Dian Pietersz bahwa biasanya jika ada yang terjaring razia alasan yang sering digunakan adalah akan ke rumah sakit, namun disini polisi biasa memiliki sense apakah betul akan ke rumah sakit atau hanya alasan.

    “Biasa kami kejar dengan pertanyaan, kalau hanya alasan maka langsung kami tilang,” tegas Dian. “Lalu karena seringnya muncul di live, akhirnya terkadang saat ketemu orang di razia mereka bilang ibu polwan yang suka live to,” ceritanya.

   Selain itu ada juga seorang ibu asal Papua yang kena tilang namun malah mengatakan mama Kasat. “Akhirnya istilah mama Kasat ini sering dipake sampai sekarang,” ujar Dian.

    Ia juga tak menampik jika bermain medsos ada juga manfaat positifnya. Itu dibuktikan  saat mencari identitas korban yang tak memiliki kartu identitas. Pihak lantas posting dan tidak sampai satu jam polisi akhirnya mengetahui siapa keluarga dan saat itu juga pihak keluarga menjemput jenazah pria tak dikenal tersebut. Sementara terkait follower, kata Dian dirinya memiliki 33 ribu follower dan semua hanya berawal dari hobi. “Sampai ada yang bilang ingin ditilang bu kasat, ha..ha..,” tutupnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version