Site icon Cenderawasih Pos

Gagal ke Parlemen, Tapi Menangkan Suara Rakyat

Abdul Kadir, sosok sederhana dan memiliki jiwa sosial tinggi, namun tak berhasil melenggang ke kursi wakil rakyat. (foto:Ismail/Cenderawasih Pos) 

Laporan-Ismail 

Tahun 2024 adalah tahun politik. Setiap orang perlu untuk mendapatkan pembelajaran politik. Lika-liku proses yang disebut pesta demokrasi mencari pilihan pemimpin negara, wakil rakyat dan pemimpin daerah, serempak digelar pada kurun akhir 2023, hingga memeasuki tahun 2024 ini. 

Pilkada di tahun 2024 ini juga sementara dalam proses tahapan yang sedang berlangsung. Tapi jika kita flashback, pada Pileg dan Pilpres t   ahun 2023, belum lama ini, ternyata tidak sedikit yang mengalami gangguan mental, kejiwaan, bahkan merasa sudah hampir putus harapan.

Kami berkesempatan mendapatkan sedikit ilmu bermanfaat yang diberikan oleh salah satu caleg yang gagal melenggang ke DPRD Kabupaten Biak Numfor. Sosok ini, bukan orang baru di Biak, meski berstatus ‘Amber’ atau orang Nusantara/Pendatang.

Tapi, hampir sepuluh ribu masyarakat Nusantara yang ada di Pulau paling utara Pulau Papua ini, tidak ada yang tidak mengenalnya. Berpolitik dan berjiwa sosial dan senantiasa ada dan hadir dalam setiap kesempatan, berkumpul, baik dalam lingkungan kecil hingga lingkungan yang besar.

Abdul Kadir. Pria yang suka berolahraga ini, sejatinya, harus duduk di parlemen. Begitu kata orang-orang yang mendukung. Memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam menyuarakan aspirasi masyarakat. Pria ini juga aktif dalam aksi-aksi sosial, seperti membantu memberikan sumbangan kemanusiaan, mendatangi warga yang mengalami duka, hingga mengurus proses-proses hingga ke liang lahat, mengunjungi dan menyambangi para ketua adat lokal Biak.

Total ada 835 suara bersih yang berhasil dia rampungkan dan dapatkan pada Pileg tahun 2023 lalu. Jumlah itu bukan jumlah yang sedikit. Sebelumnya pria ini dikenal sebagai Ketua Partai Bulan Bintang, namun saat pileg kemarin dia memakai bendara Partai PPP, dan berada di Dapil 1 Kota Biak.

Harga politik memang kata dia tidak murah. Suara yang dia peroleh secara blak-blakan menurutnya tak ada rupiah yang dia keluarkan untuk memilihnya. Suara itu murni, menurutnya dipilih sebagai panggilan untuk menyuarakan aspirasi rakyat saat ini.

“Tidak ada uang, semua murni dari mereka yang memilih saya. Saya sadari itu. Tapi seperti kenyataannya saat ini saya tidak bisa mewakili suara para pemilih yang telah mencoblos saya saat itu, ada rasa sedih, tapi itulah jalannya,” ungkap Abdul Kadir.

Abdul Kadir dikenal luas masyarakat Bugis-Makassar di Kota Biak sebagai Ketua Himpunan Keluarga Maros. Tidak sedikit juga warga KKSS kata Abdul Kadir yang sukses berpolitik dan berkiprah saat ini di DPRD, dan juga di pemerintahan.

“Untuk dapat 50 suara itu saja sangat sulit. Kita tidak bisa pungkiri. Ada partai lain yang suaranya dibawah saya yang naik, karena dilihat dari suara parpol dan dapil mereka,” ungkap Kadir.

Diakui, dalam berpolitik, memang tidak hanya diperlukan kekuatan elektabilitas, kepercayaan, hingga kekuatan berkomunikasi, tetapi fondasi dari semua itu adalah kekuasaan dan finansial. Jika semua itu lengkap, tentu kata dia, saat ini dia bisa membawa suara rakyat hingga ke DPRD.

Meski demikian, Abdul Kadir mengaku tidak berkecil hati. Moment Pilkada 2024, dia melihat, ada sejumlah peluang untuk dipinang, dan memiliki penawaran sebagai tim. Namun dia memilih belum untuk menentukan pilihan. Sebab pilihannya saat ini, fokus untuk terus bersama masyarakat, melakukan aksi sosial, dan terus menyambangi dan berbagi cerita kepada generasi muda, sebagai bentuk berbagi pengalaman dan sharing ilmu. ( il).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version