Site icon Cenderawasih Pos

Diterapi di Korem agar Tinggi Badan Bertambah dalam Dua Pekan

KESEMPATAN KEDUA: Joni bersama keluarga sebelum berangkat mengikuti tes bintara TNI-AD. Foto kiri, Joni dan Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes di Makorem 161/Wira Sakti, Kota Kupang, kemarin (7/8)

Setelah Joni,  si Pemanjat Tiang Bendera Menagih Janji Jokowi,

Joni sedari kecil ingin masuk TNI karena kerap berinteraksi dengan tentara perbatasan. Dia bakal diikutkan seleksi lagi di Universitas Pertahanan. IMRAN LIARIAN, Kupang – ANGGELINA IMA NAI BUTING, Belu

————

SYARAT tinggi badan untuk bisa lolos seleksi awal penerimaan tamtama TNI Angkatan Darat (TNI-AD) adalah 163 cm. Tinggi badan Yohanes Ande Kala alias Joni hanya 156,8 cm.

Karena itu, pemuda yang pada 2018 menjadi sorotan luas karena berani memanjat tiang bendera saat upacara 17 Agustus di Lapangan Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, tersebut gagal lolos seleksi tes bintara.

Namun, Joni ingat, enam tahun silam, setelah aksi heroiknya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Panglima TNI (kala itu) Marsekal Hadi Tjahjanto berjanji memberikan prioritas kepadanya seandainya berminat menjadi tentara.

Rekaman videonya yang ”menagih” janji itu kemudian beredar luas. Korem 161/Wira Sakti kemudian memanggilnya. Dan, kini pemuda 19 tahun itu pun mengutip istilah Danrem Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, ”dibina.””Perasaan saya senang bisa diundang kembali. Cita-cita saya ingin jadi tentara,” kata Joni kepada Timor Express (Timex) di Makorem 161/Wira Sakti, Kota Kupang, kemarin (7/8).

Aksi Joni memanjat tiang dilakukan spontan setelah melihat tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang. Seorang peserta upacara merekamnya dan Joni menjadi bintang dadakan.

Presiden Jokowi mengundangnya ke Jakarta dan mengajaknya menyaksikan pembukaan Asian Games 2018. ”Sudah sana daftar ke panglima (TNI). Langsung diterima kamu,” ujar Jokowi kepada Joni di Istana Negara, Jakarta, ketika itu.

Joni, kata sang kakak, Joqino Charvalo Marca, sedari kecil bercita-cita menjadi tentara. Penyebabnya, dia kerap berinteraksi dengan para tentara penjaga perbatasan. Belu yang beribu kota di Atambua memang berada di titik perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Karena itu, dia kecewa sekali ketika dinyatakan gagal lolos seleksi. ”Dia sempat putus asa, tapi kami dari keluarga tetap memberikan dukungan,” tutur Joqino yang didampingi sang mama, Lorensa Kai Ili, kepada Timor Express di rumah mereka di Desa Silawan, Tasifeto Timur, kemarin.

Harapan Joni tumbuh lagi setelah didatangi dan dijemput Babinsa Silawan Duarte Dos Santos untuk dibawa ke ke Kupang Selasa (6/8). ”Katanya, ada surat rekomendasi dari Mabes TNI Pusat sehingga Pak Babinsa Silawan menjemput kembali Joni,” jelas Joqino.

Di korem, Joni bertemu kembali dengan Danrem Joao. Pada 23 Maret silam, Joao pergi ke Atambua dan bertemu dengan pemuda yang rumah keluarganya diperbaiki Presiden Jokowi tersebut. ”Saya sampaikan (kepada Joni), kalau mau jadi tentara, harus siapkan diri dengan baik,” ungkapnya.

Menurut Joao, dalam seleksi, yang tinggi badannya 162,9 cm pun tidak lolos. Karena itu, Joni akan diterapi di Korem 161/Wira Sakti. Diharapkan, satu atau dua pekan ke depan tinggi badannya bertambah.

”Yang jelas, tanggung jawab saya sebagai Danrem adalah membina. Selama ini Joni telah dibina kodim, mungkin belum optimal. Karena itulah, saya akan optimalkan,” jelasnya.

Joni, tambahnya, baru berusia 19 tahun. Putra pasangan Victorino Fahik Marcal dan Lorensa Kai Ili itu masih bisa mencoba seleksi lagi tahun ini, tahun depan, dan tahun depannya lagi. Sebab, usia maksimal mengikuti tes itu adalah 22 tahun.

”Bukan berarti Joni mendapat perhatian khusus jadi gampang. Nggak, dia tetap harus memenuhi syarat-syarat standar,” tegasnya.

Untuk tahun ini, Joni masih berkesempatan mengikuti tes TNI-AD lagi yang bakal dihelat di Universitas Pertahanan, Kabupaten Bogor. ”Tesnya tanggal 27 Agustus 2024. Mudah-mudahan kita arahkan ke sana sesuai dengan bidang yang ada di sana,” katanya.

Keluarganya di Silawan belum mendengar kabar terbaru Joni. Namun, doa dan dukungan mereka tak putus. ”Harapan kami, semoga apa yang dicita-citakan dan apa yang sudah dijanjikan Bapak Presiden Joko Widodo bisa menjadi tumpuan Joni melaju ke depan dan menjadi seorang anggota TNI RI,” tutur Joqino. (r1/c14/ttg)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version