

Sejumlah anak muda dari kelompok peduli lingkungan Jayapura ketika mengumpulkan sampah sisa malam tahun baru di sekitar Jembatan Yotefa, Rabu (1/1). Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dari perilaku warga yang masih suka nyampah. (Foto:Muhammad Ikbal For Cepos)
Geliat Sekelompok Anak Muda, Sisi Lain di Balik Malam Pergantian Tahun di Kota Jayapura
Euforia malam pergantian tahun 2024 ke 2025 telah berakhir. Tak sedikit yang merayakan dengan pesta ngumpul bareng, makan bersama dan pesta kembang api. Di balik ini ternyata ada sekelompok anak muda yang menyiapkan aksi. Membersihkan “sisa pesta”
Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura
Setelah menjawab “Ok” dan menunggu di lokasi yang ditentukan, sekelompok anak muda ini langsung membagi tugas. Jumlah mereka tak menentu. Kadang sampai puluhan, namun kadang juga tak sampai 10 orang. Sebelumnya dilakukan survey lebih dulu terkait lokasi yang dianggap tepat untuk didatangi esoknya. Itu dilakukan pada 31 Desember dan dilanjutkan pada 1 Januari.
Untuk malam pergantian tahun 2024 ke 2025 ini disepakati bahwa titik yang akan menjadi sentral menumpuknya warga adalah di Jembatan Yotefa. Jembatan kebanggaan masyarakat di Papua yang diresmikan Preisden Presiden Jokowi pada 28 Oktober 2018 silam. Jembatan yang selama ini dijadikan tempat nongkrong bagi anak-anak muda, tempat mancing, jualan foto dan juga tempat berkumpul orang mabuk.
Aktifitas di lokasi ini akan terlihat sepi jika hujan. Selain itu Jembatan Yotefa juga dijadikan sempat berswafoto, balapan liar hingga pesta miras. Ada pos terpadu di lokasi itu namun nampaknya perlu energi dan personel lebih untuk menangani geliat warga di lokasi jembatan. “Kita kumpul setengah 7 dan semoga semua berjalan lancar,” jelas Muhamad Ikbal Asra, koordinator kegiatan Grebek Sampah yang merupakan kelanjutan dari agenda malam Akhir Tahun Tanpa Racun.
Ini menjadi kegiatan tahunan yang sudah dilakukan sejak tahun 2018 dan masih berjalan hingga kini. Grebek Sampah merupakan aksi yang menjadi “brand” bagi Komunitas Rumah Bakau Jayapura. Hanya bermodal semangat, peduli dan beberapa kantong sampah pendukung. Tak membutuhkan rapat-rapat apalagi undangan formal. Grebek Sampah cukup disepakati lewat grup WhatsApp kemudian undangan disebar lewat flyer selanjutnya menuju lokasi dan diakhiri dengan aksi.
"Dalam Pemilu, rakyat Papua berharap saya menjadi gubernur. Namun karena proses politik tidak berjalan sesuai…
Lanjut dikatakan Kapolres, yang bersangkutan ternyata juga menjadi buronan di sejumlah Polda di luar Mimika,…
Gantang menjelaskan, destinasi wisata pantai kini dimiliki hampir di setiap daerah. Karena itu, daerah perlu…
Koordinator aksi yang enggan menyebut namanya menyampaikan, para honorer sudah berulang kali menyuarakan aspirasi melalui…
Kasus tindak pidana penganiayaan yang terjadi di Jalan Busiri Ujung, Mimika, pada 12 Oktober lalu…
Bupati Jayawijaya Atenius Murib, SH, MH selama ini banjir dan genangan air dalam Kota Wamena…