Site icon Cenderawasih Pos

Kapolda Khawatir Eskalasi Politik Pada Pilkada

Irjen Pol Mathius Fakhiri (foto:gamel/cepos)

JAYAPURA – Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri mengungkapkan bahwa pihaknya tengah memetakan potensi konflik yang berpeluang terjadi saat Pilkada maupun pasca Pilkada nanti. Ia melihat bahwa ada banyak hal yang bisa saja menjadi pemicu keributan atau konflik dan diyakini eskalasi atau tingkat konfliknya akan lebih tingi ketimbang Pilpres maupun Pileg kemarin.

“Ini memang agak menyita perhatian dan semua sedang kami petakan sebab masing – masing daerah atau provinsi penanganannya tentu berbeda,” beber Kapolda di Holtekamp , Senin (15/4).

Ia melihat eskalasi bisa lebih meningkat karena masing – masing akan memberikan dukungan dan bisa saja antar satu keluarga atau satu organisasi memiliki pilihan yang berbeda. Nah ketika ini diketahui maka jika tidak bisa menerima kelebihan dan kekurangan maka bisa saja akan terjadi keributan.

Kapolda malah melihat bahwa beda pilihan ini bisa juga terjadi hingga ke tingkat keluarga dimana pilihan orang tua bisa saja berbeda dengan pilihan anak atau pilihan suami berbeda dengan pilihan istri. Kondisinya mirip Pilpres namun karena Pilkada mengontrol isu lokal maka potensi emosionalnya bisa lebih tinggi.

“Ini yang kami jaga, jangan sampai antar satu keluarga atau suku berbeda dukungan dan akirnya ribut. Jadi eskalasinya prediksi kami akan lebih ketat dan berpeluang untuk ribut,” tambahnya.

Namun disini untuk mereduksi hal tersebut Kapolda memastikan akan menggandeng banyak komponen termasuk tokoh agama. Ia menganggap selama ini tokoh agama selalu menjadi pihak pertama yang digandeng untuk  mendorong situasi yang kondusif.

“Untuk Pileg kemarin kami anggap terbilang lancar dan kondusif meski masih ada riak – riak kecil. Saya bersyukur, ada kejadian di Puncak tapi tidak sampai konflik. Ada juga kejar kejaran akibat jual suara tapi tidak sampai  meluas dan saya berterimakasih sebab persoalan Pilpres dan Pileg sudah selesai tinggal bagaimana proses di Mahkamah Konstitusi,” tegasnya.

Karena itu saat ini semua focus dan konsentrasi tercurah untuk pengamanan Pilkada. Masing – masing kandidat dipastikan memiliki strategi dan basis pemilih sehingga Kami berharap tokoh agama jujangan sampai justru beda pilihan menjadi pemicu. “Kontalasi Pilkada yang pastinya lebih tinggi.

Saya pikir semua komponen perlu mengambil peran mengantisipasi ini. Misal tokoh agama perlu ambil bagian buat KKR, Tablig Akbar atau sejenisnya yang positif. Ini untuk mengingatkan umatnya. Boleh beda pilihan namun harus tetap menjaga ketertiban dan ketentraman. Boleh berbeda agama namun harus jaga kerukunan dan toleransi,” tambahnya.

Jangan karena Pilpres, Pileg dan Pilkada akhirnya nilai – nilai kerukunan terkikis dan membuat Papua semakin tidak kondusif. Ia juga meminta Wakapolda untuk mengingatkan Kapolres untuk berkolaborasi dengan Dandim dan disetiap kabupaten menggelar kegiatan keagamaan karena pastinya akan memberikan kontribusi positif. 

“Kedamaian itu harus kita hadirkan apalagi kita selalu mengatakan Papua itu tanah damai, tanah injil jadi perlu memiliki komitmen yang sama,” tutupnya. (ade/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version