Site icon Cenderawasih Pos

Kecewa Hasil Verval, Masyarakat Palang Jalan Nafri dan Pertigaan Ringroad

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri turun langsung mengatur lalu lintas usai memerintahkan untuk membuka palang yang menutup akses jalan di pertigaan ring road, Kamis (14/12) kemarin. (FOTO:Gamel/cepos)

JAYAPURA-Puluhan tenaga honorer dan kontrak yang bekerja di sejumlah OPD di Pemkot Jayapura mengaku sangat kecewa dengan hasil pengangkatan calon aparatur sipil negara (CASN) formasi khusus Papua, yang sudah diumumkan Kamis (14/12) kemarin.

Mereka yang  mendatangi kantor Wali Kota Jayapura itu mengaku sudah bekerja di atas 10 tahun. Namun anehnya, nama-nama mereka justru tidak terakomodir dalam data yang diumumkan Pemkot Jayapura.

“Data 1028 itu data siluman, ada yang tidak mengabdi, (tapi) nama ada masuk di 1028. Kalau tunggu bukti berarti saya harus hadirkan saya punya LBH,” ujar Ketua Honorer Kota Kayapura, Maria Raiwaki, Kamis (14/12) kemarin.

Lanjut dia, jika ditelusur lebih dalam lagi, data 1028 ini banyak diisi oleh nama-nama yang sebenarnya tidak bekerja di sejumlah kantor dinas di Pemkot Jayapura.  “Nama si A ini dia di rumah, tapi dia pu nama keluar. Kalau kaya begitu berarti pejabat-pejabat dong yang bermain,”bebernya.

Dikatakan, pemerintah semestinya tahu, bahwa  kebijakan ini diberikan secara khusus bagi tenaga honor yang sudah mengabdi lebih dari  5 sampai 10 tahun ke atas.

Namun sangat disayangkan, mereka yang sudah mengabdi lebih dari 10 tahun bahkan ada yang sudah belasan tahun justru tidak masuk dalam data yang lolos verifikasi dan validasi (verval). Padahal sudah  jelas, formasi ini adalah pengangkatan bukan penerimaan.

“Karena ini bukan penerimaan formasi honorer, tapi ini pengangkatan. Kalau pengangkatan berarti ada persyaratan. Pertama honor di atas 5 tahun. Terus kalau yang diangkat mereka yang tinggal dirumah, siapa yang kasih dia SK honor, kalau bukan bapak-bapak kita yang jadi pejabat,” jelasnya.

Dia mengaku, mereka mendatangi kantor Wali Kota Jayapura untuk menyampaikan rasa ketidakpuasan mereka terhadap pengumuman hasil verval tenaga honor K2 yang dinyatakan lolos. Menurut dia, rata rata yang dinyatakan tidak lolos itu, telah mengabdi 10 sampai 20 tahun.

“Saya sendiri dari dinas perpustakaan dan arsip, sudah bekerja selama 15 tahun. Tadi sudah ketemu dengan bapak wali dan Pak Sekda. Bapa bilang tunggu bapa balik, bapa akan panggil OPD-OPD , kita akan verfikasi ulang. Tapi kalau untuk bapa ambil keputusan hari ini, tidak,” pungkasnya.

  Sementara gelombang protes terhadap pengumuman nama-nama CASN yang tak lolos memicu kemarahan dari sekolpok orang di Kampung Nafri. Bentuk luapan emosional itu disalurkan  dengan memalang jalanm membakar ban bekas serta memecahkan botol kaca bekas minuman di jalan.

Mereka juga meletakan batang kayu kecil dan sedang di jalan  untuk membatasi lalulintas kendaraan dari dua arah yang melintas dijalan itu.

Aksi pemalangan ini dilakukan oleh masyarakat setempat yang diinisiasi oleh mama-mama di kampung nafri , lantaran kecewa berat setelah mengetahui anak-anak mereka tidak lolos verifikasi dan validasi data dari Kemenpan RB.

Terpisah, Kapolsek Abepura, AKP. Soeparmanto mengatakan pemalangan itu dilakukan oleh mereka yang tidak lolos verifikasi dan validasi (Verval) yang diumumkan Kamis (14/12).

“Mereka kecewa, lantaran nama mereka tidak lolos Verval, padahal mereka sudah bekerja lama di lingkungan pemerintahan,” kata Soeparmanto kepada Cenderawasih Pos melalui sambungan telepon.

Akibat dari aksi tersebut jalur Abepura menuju Koya dan Kabupaten Keerom diblokade.  “Sementara tidak bisa dilalui, karena ruas jalan di palang menggunakan ranting kayu,” ungkapnya.

Pihak Polsek Abepura telah koordinasi hal tersebut kepada pemerintah Kota Jayapura. “Massa aksi minta pemerintah temui mereka di TKP, ujarnya.

“Situasi di TKP terpantau aman dan Kondusif, namun jalur menuju Koya masih ditutup, jadi harus lewat jalur ringroad” imbuhnya.

Setelah ditemui PJ Walikota dan PJ Sekda Kota Jayapura palang di Kampung nafri akhirnya dibuka, sehingga arus laluilintas kembali berjalan normal.

“PJ sendiri yang datang, setelah negosiasi dengan masa aksi palang kami buka,” ujarnya

Sementara itu Pj. Wali Kota Jayapura, Dr. Frans Pekey bersama Pj Sekda Kota Jayapura, Robby Kepas Awi langsung menemui massa yang sedang melakukan aksi tersebut.

“Mama-mama yang palang jalan, karena rahim yang keluarkan (melahirkan) anak di kampung, tapi  tidak ada arti” ujar Pdt.Mihal salah satu ibu yang juga turut menyampaikan protesnya dihadapan pejabat  Pemkot Jayapura.

Dia menilai, ada anak-anak mereka yang sudah bekerja sekian lama di Pemkot Jayapura, namun pada akhirnya, nama mereka tidak diumumkan dalam pengumuman resmi yang sudah dilakukan oleh Pemkot Jayapura.  “Jadi kami pertanyakan honorer yang dari Nafri yang tidak lolos,”ujarnya.

Dia mengaku, dari informasi yang diterima pihaknya ada juga honorer yang  sebenarnya tidak lagi bekerja namun namanya justru keluar dan dinyatakan lolos.

“Tidak ada honor, tanyakan  siapa yang bayar dorang punya gaji, dari dinas mana. Harapan anak anak kami  tahun ini dorang  punya hadiah natal. Tapi ternyata begini. Kami sebenarnya mau buat banyak hari ini, tapi kami ingat kami punya anak Sekda,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, pj Walikota Jayapura, Frans Pekey, menjanjikan akan melakukan verifikasi ulang data nama tersebut dimasing masing OPD.

“Kalau yang berhubungan dengan kebersihan langsung ke dinas lingkungan hidup (DLH), kalau guru langsung ke dinas pendidikan. Semua pasti sudah baku tahu, mana yang benar honor, mana yang honor lalu berhenti, ada yang mungkin tidak sama sekali,” katanya. (tim)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version