Site icon Cenderawasih Pos

Lifter Indonesia, Lisa Rumbewas Tutup Usia

Lisa Rumbewas (foto: istimewa)

Subjudul : Meninggalkan Jejak Abadi Untuk Generasi Bangsa

JAYAPURA – Dunia olahraga tanah air kembali berduka, Lifter legendaris Indonesia, Lisa Raema Rumbewas telah meninggal dunia. Indonesia tentu sangat kehilangan dengan kepergian Lisa. Atlet berdarah Papua itu merupakan salah satu atlet terbaik yang pernah dimiliki.

Lisa menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Dok 2 Jayapura pada Minggu (14/1) dini hari kemarin. Lisa berpulang pada usia 43 tahun.

Semasa hidupnya, srikandi Indonesia itu telah menorehkan prestasi mentereng saat membela panji Merah-putih dalam persaingan cabang olahraga angkat besi dunia.

Meski fisiknya telah pergi, Lisa meninggalkan jejak yang abadi. Warisannya akan terus hidup, menjadi inspirasi dan mendorong generasi berikutnya untuk mengejar mimpi dengan tekad dan keberanian yang sama.

Lisa akan terus hidup di hati seluruh masyarakat Indonesia dan menjadi legenda yang akan terus dikenang dalam sejarah olahraga tanah air.

Semasa hidupnya, Lisa mengikuti 3 edisi Olimpiade berbeda secara beruntun. Bahkan sang mendiang sukses menyabet medali dalam tiga edisi Olimpiade tersebut. Lisa mengawali karier pelatnas pada Olimpiade 2000 yang digelar di Sydney.

Turun di nomor 48 kg putri, Lisa sukses menyabet medali perak. Sebuah start yang baik kala usianya yang masih muda. Lisa pun menjadi putri pertama Indonesia yang sukses meraih medali perak pada pagelaran angkat besi dunia. Sebab cabang olahraga angkat besi putri pertama kalinya dipertandingkan di Olimpiade 2000

Sebenarnya Lisa kala itu meraih medali perunggu, akan tetapi peraih medali perak dinyatakan positif doping. Alhasil, Lisa langsung dipastikan meraih medali perak.

Berkat kerja keras dan disiplin, Lisa pun kembali mewakili Indonesia pada Olimpiade Athena 2004. Alhasil, Lisa yang lahir pada 10 September 1980 itu kembali menorehkan prestasi yang sama. Dirinya mengibarkan sang merah putih usai sukses mengalungkan medali perak kelas 53 kg putri.

Konsistensi dan kerja keras terus ditunjukkan oleh sosok Lisa, dia pun sekali lagi membela Indonesia di Olimpiade Beijing 2008. Hasil akhir, Lisa awalnya duduk di posisi keempat kelas 53 kg putri. Akan tetapi, hasil itu kembali berubah. Peraih medali perunggu asal Belarusia, Novikava, terbukti positif menggunakan zat doping.

Perunggu lifter Novikava itu akhirnya dicopot oleh IOC. Barulah di tahun 2016 kemudian IOC menyerahkan perunggu kepada Lisa sesuai dengan keputusan.

Raihan ini membuat Lisa menjadi lifter putri pertama Indonesia yang berhasil meraih tiga medali di tiga Olimpiade beruntun. Sekaligus menjadi tanda bahwa Lisa adalah Olimpian sejati yang mengusung sportivitas, nilai-nilai Olimpiade, dan tentu saja atlet yang bersih.

Bak buah jatuh tidak jauh dari pohonya, peribahasa ini juga yang menggambarkan sosok sang mendiang. Dara seorang atlet sudah mengalir dalam tubuhnya sejak ia lahir hingga menghembuskan nafas terakhir. Lisa berasal dari keluarga atlet.

Ayahnya, Levi Rumbewas pernah menjadi binaragawan terbaik Indonesia. Sementara ibunya, Ida Korwa juga seorang lifter. Sang ibu juga bahkan turut melatih Lisa. Keluarga ini boleh disebut perintis angkat besi di Papua.

Selain Olimpiade, mendiang Lisa juga pernah menorehkan beberapa prestasi internasional lainnya seperti medali perak kelas 48 kg putri di SEA GAMES 2001 Kuala Lumpur, meraih medali perunggu kelas 48 kg putri di ASIAN GAMES Busan 2002 dan meraih medali perak kelas 53 kg putri di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2006 Santo Domingo

Di kancah nasional (PON), Lisa pernah tiga kali membela provinsi berbeda pada empat hajatan PON dengan menggondol menggondol medali emas dan perak. Yakni Kalimantan Selatan, Papua dan Papua Barat pada PON XV Jawa Timur 2000, PON XVI Sumatera Selatan, PON XVII Kalimantan Timur, PON XVIII Riau 2012 Riau sekaligus menjadi ajang multievent terakhir yang diikutinya sebelum pensiun.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua, Kenius Kogoya mengaku bahwa kepergian Lisa menjadi duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Khususnya masyarakat Papua.

“Kami KONI Papua menyampaikan turut berduka cita. Saudari Lisa adalah atlet kebanggaan Indonesia, dia sudah menciptakan prestasi di tuga olimpiade,” ungkap Kenius Kogoya kepada Cenderawasih Pos, Minggu (14/1).

Kata Kenius, Lisa sudah meninggalkan warisan yang sangat luar biasa. Sehingga mendiang dinilai menjadi inspirasi bagi atlet muda Papua dan Indonesia.

“Lisa akan menjadi spirit bagi generasi Papua dan bangsa Indonesia. Sosok Lisa menggambarkan sebuah perjuangan keras, disiplin untuk meraih prestasi di kancah internasional. Ini teladan yang ditinggal oleh Lisa untuk generasi bangsa,” ujarnya.

“Selamat jalan Lisa menuju Bapa di surga. Semoga tenang bersama Bapa di surga,” pungkasnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI, Theofransus Litaay, mengatakan berpulangnya atlet nasional Raema Lisa Rumbewas merupakan kehilangan bagi negara kita.

“Secara pribadi kami turut berduka dan mendoakan keluarga yang berduka diberikan ketabahan,” ucap Litaay, Minggu (13/1)

Baginya, Lisa Rumbewas merupakan atlet berprestasi level dunia dengan tiga kali Olimpiade yang diikutinya sejak Sydney 2000, Athena 2004, dan Beijing 2008.

“Perjuangan dan prestasi Lisa Rumbewas kiranya dapat menjadi sumber inspirasi dan teladan bagi para atlet muda baik di Papua maupun di seluruh Indonesia, serta dikenang sebagai kenangan terindah olahraga nasional,” harapnya.

Menurutnya, kehadiran Lisa Rumbewas di tingkat dunia juga menunjukkan betapa kayanya dunia olahraga Papua dengan berbagai atlet berprestasi. Sebagaimana ayah Lisa, Bapak Levi Rumbewas juga merupakan atlet nasional cabang olahraga binaraga yang berprestasi nasional dan internasional. (fia)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version