Site icon Cenderawasih Pos

Raphael Dwamena Dikabarkan Meninggal Dunia Usai Terjatuh di Tengah Lapangan

Raphael Dwamena bermain sembilan kali untuk Ghana, mencetak dua gol pada debutnya, namun kondisi jantungnya menghambatnya. (David Aliaga/MB Media/IMAGO)

Raphael Dwamena, pesepak bola tim Nasional Ghana yang berperan sebagai Striker atau penyerang telah dikabarkan meninggal dunia.

Dikutip melalui laman dw.com, Minggu (12/11), Raphael Dwamena pingsan di lapangan dan meninggal pada menit ke-23 saat pertandingan Superliga Albania antara FK Egnatia dan Partizani berlangsung.

Mantan pemain akademi Red Bull Salzburg, yang telah mencatat sembilan caps untuk Ghana pada tahun 2017 dan 2018, harus ditandu keluar lapangan.

Meski ada upaya untuk menyadarkannya, Raphael Dwamen kemudian dinyatakan meninggal dunia akibat masalah jantung.

Kariernya menjadi seorang striker berbakat telah usai dikarenakan masalah jantungnya, meskipun pernah mendapat teguran agar ia pensiun lebih awal, Dwamena tidak bisa meninggalkan profesi yang dicintainya.

Perjalanan karier Dwamena dimulai di Red Bull Ghana sebelum ia pindah ke Austria untuk bermain di Salzburg.

Namun di Austria Lustenau dan kemudian FC Zürich-lah, Dwamena mengumumkan dirinya sebagai penyerang top dan telah mencetak 21 gol dalam 51 pertandingan dalam satu musim yang ia mainkan pada tahun 2017-2018.

Di antara mantan klubnya, Zürich yang memberikan penghormatan terakhir kepada penyerang tersebut melalui media sosial.

Tahun 2017, Dwamena pertama kali terdiagnosa penyakit jantung, hal itu membuat Karirnya sempat terhambat.

Pada tahun 2020, saat berada di klub Spanyol Levante, Dwamena dipasangi defibrilator kardiovaskular implan (ICD), karena kondisi jantungnya.

ICD mengizinkan dokter klub Levante untuk memantau jantung Dwamena selama pertandingan.

Pada Oktober 2020, menyusul kepindahannya ke klub Denmark Vejle Boldklub, ia dilarang turun ke lapangan setelah ICD-nya menunjukkan nilai yang dianggap terlalu tinggi.

Setahun kemudian pada bulan Oktober, Dwamena kembali ke Austria bermain untuk Blau-Weiss Linz, dan pingsan di lapangan saat pertandingan.

ICD-nya mengejutkannya kembali tetapi permainan tersebut ditinggalkan dan karirnya di Austria telah berakhir.

Teguran kerap terjadi berulang kali agar Dwamena pensiun dari sepak bola, termasuk dari dokter terhormat asal Ghana, Pangeran Pambo.

Pada November 2021, tak lama setelah Dwamena pingsan di Austria, Sang dokter meminta Dwamena mempertimbangkan untuk berhenti bermain.

“Jika Dwamena adalah pasien saya, saya akan mengajaknya duduk dan meminta cuti satu atau dua tahun,” ujar Pambo pada November 2021.

“Untuk mendalami masalah apa pun itu, mungkin saya akan cenderung ingin mempersiapkannya dengan baik. untuk masa pensiun yang indah dari olahraga,” tambahnya.

“Saya pikir, setiap kali hal ini terjadi, keputusan yang berani harus diambil. Dan saya cenderung ingin mempersiapkan pasien saya untuk mendapatkan titik keluar yang bersih dan sangat baik serta melihat bagaimana dia dapat menggunakan pengalaman yang didapatnya dari bermain sepak bola untuk membantu industri, mungkin dari sudut pandang teknis atau administratif,” pungkasnya.

Namun Dwamena tidak menghiraukan seruan tersebut dan pada tahun 2023, ia beralih ke klub Superliga Albania FK Egnatia untuk memulai kembali karirnya.

Segalanya tampak baik baginya sebagai seorang striker berbakat, karena telah mencetak 20 gol dalam 28 pertandingan dan membawa klubnya pada puncak klasemen.

Namun pada Sabtu (11/11), di tengah babak pertama pertandingan antara dua klub teratas AlbaniaRaphael Dwamena tidak sadarkan diri dan kemudian dinyatakan meninggal. (*)

Sumber: DW.com             |   Jawapos

Exit mobile version