Site icon Cenderawasih Pos

Status Gunung Ruang Turun ke Siaga

Kepala PVMBG Kementerian ESDM Hendra Gunawan menuturkan, dilakukan pengamatan instrumental dan visual terhadap Gunung Ruang. Untuk pengamatan instrumental tercatat pada 21 April terjadi 28 kejadian gempa vulkanik dalam dan 43 gempa vulkanik dangkal. ”Hari berikutnya juga menurun aktivitasnya,” urainya.

JAKARTA – Setelah menunjukkan penurunan aktivitas, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara resmi menurunkan status Gunung Ruang dari Level IV atau awas ke Level III atau siaga. Penurunan status tersebut berdasarkan pengamatan instrumental dan visual.

Kepala PVMBG Kementerian ESDM Hendra Gunawan menuturkan, dilakukan pengamatan instrumental dan visual terhadap Gunung Ruang. Untuk pengamatan instrumental tercatat pada 21 April terjadi 28 kejadian gempa vulkanik dalam dan 43 gempa vulkanik dangkal. ”Hari berikutnya juga menurun aktivitasnya,” urainya.

Untuk 22 April dengan pemantauan sejak 00.00 hingga 06.00 tercatat hanya terdapat lima gempa vulkanik dalam dan 14 gempa vulkanik dangkal. Lalu, untuk pengamatan visual pada 22 April teramati kolom hembusan gas berwarna putih dengan ketinggian 250 meter dari atas puncak.

”DIketahui dari warnanya hembusan ini didominasi gas atau uap air dan tidak terdeteksi adanya material abu atau bebatuan,” terangnya.

Karena itu berdasarkan dua metode pengamatan tersebut, PVMBG memutuskan status Gunung Ruang diturunkan dari Level IV atau awas menjadi Level III atau siaga. ”Penurunan status sejak 22 April pukul 09.00,” paparnya.

Menurutnya, memang masih ada potensi bahaya seperti, erupsi skala kecil dengan sebaran material terbatas di sekitar puncak. Lalu, terjadi penumpukan material hasil erupsi di lereng atas bagian Timur yang berpotensi menjadi guguran.

”Pelepasan gas juga masih berpotensi terjadi,” ujarnya.

Dia mengatakan, masyarakat masih dihimbau untuk tidak memasuki wilayah GUnung Ruang dengan radius 4 km dari pusat kawah. ”Masyarakat yang tinggal 4 km dari kawah masih perlu untuk mengungsi,” paparnya.

Meski status Gunung Ruang sudah turun, penanganan darurat tetap dilakukan oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Gabungan, khususnya penanganan darurat terhadap masyarakat rentan. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jarwansyah menyampaikan, sejauh ini upaya Tim Satgas Gabungan dalam penanganan darurat dan penyelamatan masyarakat terdampak sudah berjalan dengan baik.

Jarwansyah mengungkapkan bahwa tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa atas bencana vulkanologi tersebut.

”Kita bersyukur kondisi sudah normal kondusif. Kapal-kapal sudah beroperasi untuk evakuasi maupun pengiriman logistik. BNPB tentunya akan tetap mendukung untuk pendampingan dan pengisian gap yang belum tersentuh,” terang dia.

Dia pun mengingatkan seluruh stakeholder terus mencermati segala hal yang dianggap perlu dan kurang tertangani dengan baik.

Sementara itu, kemarin, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini  menyambangi para warga yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru. Selain menyampaikan rasa duka cita, ia turut memberikan santunan kepada ahli waris tiga korban jiwa dari bencana yang terjadi pada Kamis (18/4) pekan lalu itu. Santunan diberikan sebesar Rp. 15 juta per korban jiwa untuk ahli waris.

Risma mengungkapkan, pihaknya telah terjun langsung untuk menangani banjir lahar dingin Semeru di Kabupaten Lumajang dan banjir luapan sungai di Kota Lumajang sejak awal. Kementerian Sosial (Kemensos) telah membuka dapur umum pusat pengendalian operasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang untuk memenuhi keperluan kebutuhan makan penyintas di lokasi banjir.

”Dapur umum Kemensos yang beroperasi sejak 19 April 2024 telah menyiapkan ribuan makanan berupa nasi bungkus yang layak konsumsi dan memenuhi standar gizi bagi para pengungsi,” ujarnya. Selain itu, Kemensos juga telah membagikan kasur lipat kepada pengungsi di berbagai titik dan pengungsi mandiri.

Di sisi lain, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas sosial, pemkab, serta Tagana untuk melakukan pemetaan terhadap kawasan di sekitar Gunung Semeru yang mempunyai banyak potensi bencana. Tidak hanya berupa erupsi, tapi juga banjir bandang lahar dingin, longsor dan lainnya.

”Nah ini ternyata di Lumajang tidak hanya erupsi Gunung Semeru, tapi bisa juga banjir lahar dingin dan longsor yang tanpa ada erupsi, tapi karena ada sedimentasi. Sehingga material itu bisa terbawa banjir akibat curah hujan tinggi,” paparnya.

Oleh sebab itu, kata dia, butuh antisipasi maupun persiapan yang lebih detail untuk menghadapi risiko tersebut.  Risma pun berencana menyiapkan call sign atau alarm bahaya bencana di wilayah-wilayah tersebut nantinya.

”Nantinya Kemensos akan memandu Pemkab Lumajang untuk menyiapkannya. Kami akan pandu dari Jakarta untuk call sign,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Risma sempat berbincang dengan Fathur (38), salah seorang keluarga korban banjir lahar dingin Gunung Semeru. ia menanyakan kronologis bencana yang merenggut nyawa istri Fathur tersebut.

”Saya turut berbela sungkawa Pak. Gimana ceritanya kok Ibu sampai menjadi korban?” tanyanya.

Fathur pun menjelaskan, bahwa posisi rumah yang berada di sekitar tebing menyebabkan istrinya menjadi korban. Tebing yang longsor tersebut menghantam rumah tempat tinggalnya yang saat kejadian tengah berada di kamar dan mempersiapkan diri untuk mengungsi. Namun akibat hujan deras, tiba-tiba tebing longsor dan menyebabkan istrinya menjadi korban.

”Saat itu menjelang jam 8 malam. Istri di kamar dan akan keluar untuk mengungsi. Namun tiba tiba tebing dekat rumah longsor dan dia menjadi korban,” ujar Fathur terbatah-batah menahan sedihnya.

Seperti diketahui, banjir lahar dingin ini menerjang puluhan desa dan memporak porandakan infrastruktur seperti jembatan, jalan ataupun beberapa fasilitas umum. Ribuan jiwa dilaporkan mengungsi untuk menghindari terjangan lahar dingin dan tiga orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. (idr/mia/syn)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version