Site icon Cenderawasih Pos

Warga Pasir II  Keluhkan Anak SMP Suka Miras dan Lakukan Pemerasan

Boy Markus Dawir didampingi Dipo Wibowo dan simpatisan saat melakukan proses peresmian posko pemenangan pasangan calon BMD - Dipo di Jl Ahmad Yani depan PLN Jayapura, Senin (9/9) (FOTO:Gamel/Cepos)

Pedagang Kecil Sebut Terbebani Kenaikan Pajak 100 Persen

JAYAPURA – Dari peresmian Posko tim pemenangan Pasangan Calon Walikota Boy Markus Dawir dan Wakil Walikota, Dipo Wibowo wilayah Jayapura Utara pada Senin (9/9) terdengar beberapa aspirasi yang disampaikan langsung di depan publik.

   Salah satu yang menarik adalah menyangkut beban pajak yang dirasakan pedagang kios dan menyangkut lingkungan sekitar. Dikatakan ada sejumlah pedagang yang merasa sangat berat dengan beban pajak yang naik 100 persen. Sementara penghasilan yang diperoleh belum begitu menggembirakan.

    Pada peresmian tersebut Boy Dawir sengaja memberi ruang kepada warga untuk menyampaikan uneg-unegnya. Ia mengumpulkan perwakilan warga dari  beberapa kelurahan untuk menyampaikan  aspirasi.

  “Kami punya kios di Pasir II dan saat ini kami harus membayar pajak yang sangat memberatkan. Naiknya dua kali lipat,” kata Rusdi, salah satu pedagang  di hadapan pasangan BMD – Dipo di Jalan Ahmad Yani, Jayapura, Seni (9/9).

   Ia berharap pemerintah ke depan tidak terlalu membebani masyarakat apalagi usaha kecil dengan pajak yang akhirnya membuat banyak usaha gulung tikar. “Kami ingin maju dan berkembang tapi dengan pajak yang tinggi rasanya  sulit,” bebernya.

   Tak hanya itu, Rusdi juga menyinggung bahwa di Pasir II saat ini banyak anak – anak usia SMP yang mengkonsumsi minuman keras kemudian melakukan pemalakan, bahkan tak segan – segan melakukan kekerasan. “Yang mabuk ini anak – anak sekolah dan mereka palak – palak warga. Kami lapor tapi terulang terus,” bebernya.

   Aspirasi lainnya muncul dari perwakilan pemuda di APO Bukit Barisan. “Anak-anak muda di APO Bukit Barisan saat ini berharap bisa memiliki lapangan olahraga sendiri agar menjadi tempat berkumpul dan menyalurkan hobi. Selain itu warga di sana sangat membutuhkan air bersih,” ungkap Alfred mewakili generasi muda.

    Terkait itu, Boy Dawir menyampaikan bahwa persoalan pajak dikatakan pemerintah pasti membutuhkan pajak, namun tidak mesti harus memberatkan sektor swasta dan akhirnya banyak usaha yang gulung tikar. Boy nampaknya memonitor sejumlah restoran dan hotel yang akhirnya memilih tutup, karena minimnya pengunjung sementara beban pajak tak berkurang.

   “Saya pikir jika bisa mendapat sumber dana lain tanpa harus bergantung pada pajak, maka itu harus dilakukan. Pemerintah pusat perlu membantu mencarikan solusi dan jangan selalu sektor swasta yang dijadikan sasaran. Saya cukup memahami itu,” kata Boy.

   Lalu berkaitan dengan biaya pendidikan, disini ia menyinggung terkait pendidikan gratis yang menurutnya sulit untuk direalisasikan jika melihat kemampuan anggaran dan kebutuhan anggaran untuk membiayai pendidikan gratis. Boy justru menawarkan pendidikan murah dan terjangkau ketimbang gratis.

   “Kami sudah hitung dengan APBD Kota Jayapura Rp 1,6 triliun harus mengcover  ribuan anak sekolah ditambah biaya yang harus dikeluarkan untuk ASN kami pikir tidak akan cukup,” jelas Boy.

   “Untuk ASN saja harus dikeluarkan Rp 800 miliar, belum yang lain dan jika pendidikan digratiskan maka akan  muncul banyak masalah sebab pemerintah juga harus menangani persoalan kesehatan, ekonomi kerakyatan termasuk infrastruktur. Untuk ASN saja besar sekali,” tutupnya.

   Posko pemenangan BMD Dipo ini  menjadi posko terakhir dimana dari lima distrik semua telah diresmikan dan Distrik Jayapura Utara adalah yang terakhir. “Kami akan buat di tingkat kelurahan juga,” singkat Daniel Garden, Ketua Tim Pemenangan BMD-Dipo.  (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version