Site icon Cenderawasih Pos

Kampung Yoboi akan Gelar Fesvifal Ulat Sagu dan Berburu

Kampung Yoboi Saat ini, butuh perhatian pemerintah untuk menghidupkan kembali icon jembatan warna warni di Kampung itu. ( FOTO: Robert Mboik Cepos)

SENTANI-Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Yoboi, Billy Tokoro mengungkapkan, menjelang penyelenggaraan kegiatan Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), yang akan digelar pada Oktober tahun ini, masyarakat adat Kampung Yoboi akan menggelar festival ulat sagu dan berburu tradisional.

“Jelang Kongres AMAN, kami akan laksanakan kegiatan festival ulat sagu dan berburu secara tradisional,” kata Billy Tokoro saat berbicara kepada media ini di Sentani, Sabtu (4/6).

Billy mengatakan, festival ulat sagu dan berburu secara tradisional merupakan kegiatan yang berdasarkan kearifan lokal.  Oleh karena itu pihaknya berharap pelaksanaan agenda tersebut harus ada perhatian dari pemerintah Kabupaten Jayapura. Karena sebelum-sebelumnya masyarakat melaksanakan kegiatan dengan inisiatif sendiri dan sudah didukung oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua.”Tahun ini kami harap pemerintah Kabupaten Jayapura bisa dukung,”ujarnya.

Lanjut dia, jelang pelaksanaan Kongres AMAN tahun ini, masyarakat Kampung Yoboi belum melihat aksi nyata dari pemerintah Kabupaten Jayapura dalam memberikan perhatian penuh terhadap penataan kampung, terutama berkaitan dengan fasilitas, sarana penunjang yang bisa dimanfatkan secara umum, mengingat keberadaan Kampung Yoboi sendiri sudah dikenal oleh masyarakat sebagai kampung pariwisata. “Kampung Yoboi ini sudah menjadi favorit sebagai kampung pariwisata karena sudah punya nama juga,”ungkapnya.

Karena itu bagian ini menjadi penting untuk diperhatikan oleh Pemkab Jayapura. Apalagi pariwisata Kampung Yoboi ini membawa nama kabupaten Jayapura, sehingga sudah  semestinya diperhatikan. Terutama berkaitan dengan konstruksi bangunan rumah- rumah penduduk yang dibangun di atas lantai papan kayu, sehingga harus ada pemeliharaan. Termasuk jembatan warna warninya perlu ditata kembali.

“Kalau bisa dari dinas terkait membina masyarakat di kampung, bagaimana cara menerima tamu yang baik. Hal-hal kecil semacam ini yang juga harus diperhatikan oleh dinas terkait,” tandasnya. (roy/ary)

Exit mobile version