Site icon Cenderawasih Pos

Layaknya Mahasiswa, Untuk Bisa Lulus Siswa-siswa Harus Buat Karya Ilmiah

Kepala SMA YPPK Teruna Bakti, Cornelia Ragainaga, (Kiri) bersama Dewan Guru menyematkan tanda kelulusan kepada peserta didik Kelas IX, pada acara penamatan dan pengembalian siswa di Aula Sekolah, Senin (6/5). (FOTO:Karel/Cepos)

Upaya SMA YPPK Teruna Bakti Waena Dalam  Meningkatkan Kualitas Lulusannya

Tahun Ajaran 2023/2024 Terakhir Bagi SMA YPPK Teruna Bakti (TB) menggunakan Kurikulum K13, dan mulai tahun ajaran 2024/2025 akan mengubah ke Kurikulum Merdeka Belajar. Seperti apa implementasi dan penerapanya di sekolah?

Laporan: Karolus Daot_Jayapura

Sebagai sekolah penggerak, SMA YPPK Teruna Bakti akan mengubah sistem ujian akhir bagi kelas XII, dari kurikulum K13 mengubah ke Kurikulum Merdeka. Sistem ini akan menjadi syarat kelulusan siswa.

  Adapun sistem kelulusan menggunakan kurikulum merdeka belajar ini, setiap peserta didik khususnya kelas XII tidak lagi mengikuti ujian akhir berbasis komputer, dan penilaian lain seperti pada kurikulum K13, namun diganti dengan karya ilmiah.

  “Ini wajib dilakukan semua peserta didik Kelas XII,” kata Kepala Sekolah SMA YPPK Teruna Bakti, Cornelia Ragainana, Senin (6/5) lalu.

  Menurutnya, sistem ini telah dirancang dan disusun sejak lama. Hanya saja  baru akan diterapkan di tahun ajaran baru nanti. Bahkan pihak sekolah telah membentuk tim.

  Tim ini dibentuk untuk membuat buku pedoman penulisan karya ilmiah, tapi juga  membentuk tim khusus guru pendamping siswa. “Ada 17 guru pendamping siswa di setiap minat bakat nanti,” ujarnya.

   Lebih lanjut, dia jelaskan sistem ujian akhir berbasis karya ilmiah ini dipersiapakan mulai saat kelas XI. Setiap siswa mulai memilih mata pelajaran umum dan mata pelajaran pilihan.

  Khusus kelas pilihan terbagi beberapa kelas diantaranya Kelas Teknik, Kelas Kesehatan, Kelas Ekonomi, dan Kelas Humaniora. “Jadi mulai sekarang (Kelas XI red) mereka sudah mulai mempersiapkan judul sesuai pilihannya masing masing,” jelasnya.

   Setelah ujian kenaikan kelas XII,  para peserta didik ini mulai menyusunan materi dalam bentuk proposal. Hal itupun akan dibimbing oleh guru pembimbingnya masing masing.

  Sehingga saat ujian semeter ganjil,  proposalnya ini akan dipresentasikan dihadapan penguji. “Hasil presentasi, diambil untuk nilai ujian semeter ganjil,” ujar Kori sapaan Kepsek SMA TB ini.

   Lebih lanjut saat masuk semeter genap, para peserta melanjutkan penyusunan karya ilmiahnya, dengan mengacu pada proposal yang telah dipresentasikan itu. Selama proses itu berlangsung, para peserta, dibimbing guru pembimbing masing-masing, untuk memperoleh hasil yang sempurna. Hasil karya ilmiahnya itu akan dipresentasikan saat ujian akhir kelulusan.

     Untuk ujiannya sendiri pihak TB telah membangun kerjasama dengan dosen Uncen, khususnya beberapa jurusan. “Dosen-dosen ini akan hadir sebagai tim penilai hasil karya tulis peserta didik,” kata Kori.

   Dalam rangka peralihan system itu,  kata Kori, pihaknya telah mempersispkan secara matang, khususnya SDM, mulai dari tim pendukung, serta fasilitas pendukung peserta didik dalam menyusun karya ilmiah. “Komputer telah kita siapkan, dan alat pendukung lainnya untuk mereka bisa kerjakan karya ilmianya,” ujarnya.

  Dikatakan tujuan utama dari pengalihan sistem ini, untuk meningkatkan kapabilitas lulusan, sehingga ketika masuk pada perguruan tinggi para peserta didik telah siap dengan matang dan tentunya hal itu juga akan mendorong peningkatan SDM dari SMA TB sendiri.

  “Kita mau agar lulusan kita ini betul betul berkualitas dan tentunya dengan begitu mereka siap menghadapi perkembangan yang ada saat ini,” pungkasnya (*tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version