Site icon Cenderawasih Pos

Jadi Kunci Terciptanya Toleransi dan Kerukunan di Semua Tingkatan

Berbagai Unsur Mulai Pemerintah Kota Jayapura, Aparat Kepolisian, Tokoh Agama dan Akademisi Saat Gelar Talk Shaw Moderisasi Agama di Jayapura, Selasa (9/1). (FOTO:Karel/Cepos.)

Dari Talk Show Moderasi Beragama dengan Sejumlah Tokoh di Kota Jayapura

Dalam rangka meneguhkan Tugu Harmoni Award tahun 2024 di Kota Jayapura, Kementerian Agama Kota Jayapura bersama Pemerintah Kota mengadakan kegiatan Talk show moderasi beragama di Hotel Horison Kotaraja, Selasa (9/1). 

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

  Kota Jayapura merupakan kota yang heterogen, dimana penduduk  berasal dari berbagai macam suku, agama dan  ras. Tentu di dalam perbedaan itu tidak selamanya hidup dalam satu pikiran. Namun pasti ada perbedaan dan  gesekan-gesekan kecil yang jika tidak diatasi secara bersama, maka akan berkembang jadi  persoalan yang besar.

  Untuk   menjaga kebersamaan itu, Kementerian Agama Kota Jayapura bersama pemerintah Kota Jayapura  berinisiasi mengadakan dialog   lintas agama. Dialog tersebut dikemas dalam bentuk talk shaw singat.

  Menariknya talk show singkat itu menghadirkan berbagai narasumber mulai pemerintah Kota Jayapura dalam hal ini Pj Walikota Jayapura Frans Pekey, Kapolresta Kota Jayapura Viktor Mackbon, tokoh agama yang dihadirkan langsung da’i, ulama, selaku pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten, Habib Jindan bin Novel bin Salim, serta Akademisi Uncen, Septianus Saa.

  Dalam talk show singkat tersebut, Pj Walikota Jayapura Frans Pekey menyampaikan moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Selain itu moderisasi merupakan kebajikan yang mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal.

   Sebagai pusat ibu kota Provinsi Papua, maka moderasi beragama itu sangat penting dilakukan,  untuk menyamakan persepsi, tapi juga adanya masukan dan saran dari berbagai lintas agama dalam menjaga kerukunan di Kota Jayapura.

   “Saya harap kita semua yang hidup di Honai besar di tanah Port Numbay ini menjadi pewarta untuk menggemakan sikap moderasi beragama, agar persatuan dan kesatuan bangsa ini tidak pecah,” ajaknya.

  Lebih lanjut Frans Pekey menegaskan  di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini, diajak masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial.

   “Media sosial ini hadir tidak hanya memberikan dampak positif bagi kita, untuk itulah saya harap kita semua harus bijak bermedia sosial, tidak menyebarkan berita hoax, karena konliks sosial yang terjadi di Kota Jayapura selama ini sebagian besar terjasi karena berita hoax,” tandasnya.

  Ia mengharapkan melalui talk show tersebut masing-masing tokoh agama yang ada di Kota Jayapura dapat saling mengingatkan umatnya masing masing. Dalam menjaga kedamaian di Kota Jayapura.

“Saya harap talk shaw ini dapat menumbuhkan pikiran yang sama dalam  menjaga kerukunan antar umat beragama di Kota Jayapura,” ucapnya.

  Sementara itu Kapolresta Kota Jayapura Viktor Mackbon menyampaikan situasi di Kota Jayapura saat ini dalam konsentrasi pemilihan umum.  Situasi ini jika tidak dikelola dengan baik, maka akan mengganggu kamtibmas.

“Kondisi yang terjadi di Kota Jayapura belakangan ini, bentuk ancaman faktual, dimana kegiatan dari masyarakat yang mudah terprovokasi dan itu akan mudah merusak situasi. Jadi kami harap masyarakat tidak mudah terpancing dengan isu yang beredar. Tapi juga tidak menjadi pelaku penyebar isu hoax,” tegasnya saat talks shaw.

  Pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten, Habib Jindan bin Novel bin Salim dalam kesempatan talkshow ini juga  menyampaikan   wawasan kebangsaan sangat penting dilakukan. Sebab semua agama tidak ada yang mengajarkan tentang hal yang buruk. Untuk itu sangat diharapkan setiap umat beragama yang ada di Kota Jayapura bahu membahu menggemakan tentang kebaikan sesuai ajarannya masing

dalam menjaga keaman dan kerukunan ditengah masyarakat,” ujarnya.

  Sementara Septinus Saa selaku akademisi Uncen menyampaikan moderisasi agama sangat penting karena menginternalisasi nilai nilai mlderisasi agama kepada masyarakat. Sehingga bisa menjadi pedomen bagi masyarakat dalam menjaga kerukunan antar muat beragama.

  “Kota Jayapura saat ini sudah menjadi kota besar dan masyarakatnya sudah majemuk, kemajemukan ini jika tidak di jaga, maka akan masing.

  “Setiap orang harus berperan berdampak besar bahkan akan terpecah belah,” ujarnya. (*/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version