Site icon Cenderawasih Pos

Tak Ingin Jadi Pelengkap, Bicara Tegak Lurus Pemuda Juga Bisa

CALEG MUDA - Maikel Yarisetouw, Donny Donatus Gobay, Benyamin Gurik dan Rina Djafar (Foto Istimewa)

Menangkap Pemikiran Politisi Muda yang Ambil Bagian Dalam Pemilu 2024

Momen Pemilu tersisa kurang lebih 3 bulan lagi. Tak sedikit politisi senior mulai mempersiapkan diri. Dari semuanya ada juga anak – anak muda yang ambil bagian.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Bukan pesta namanya jika euforianya hanya dirasakan kelompok  masyarakat tertentu. Apalagi saat ini gerakan anak muda tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Pemilu Legislatif di Jayapura dipastikan banyak melibatkan kelompok muda.

  Setiap partai juga bergerilya mencari sosok yang memang memiliki nilai jual. Bonus demografi nampaknya tak bisa diabaikan begitu saja, mengingat 56 persen pemilih nantinya berasal dari kelompok Gen Z dan Milleniel. Artinya, anak – anak muda yang ada saat ini, merekalah yang 10 tahun atau 15 tahun ke depan akan menjadi pemimpin di berbagai daerah, bahkan menjadi pemimpin bangsa.

   Cenderawasih Pos berhasil menemui beberapa anak muda yang terjun dalam kontestasi politik 14 Februari mendatang. Berbagai visi dan semangat diusung dan nampaknya tak main – main, sehingga tak salah bila para pemilih memberi kesempatan kepada mereka untuk masuk dalam parlemen.

  “Sejak dari kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA, saya sudah sering terlibat dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan dan aktif untuk advokasi permasalahan masyarakat. Setelah lulus hingga kini juga masih aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,” jelas Maikel Yerisetouw, salah satu Caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

   Ia memilih maju masuk dalam system karena merasa banyak isu-isu sosial dan permasalahan masyarakat yang perlu diatasi. Selama ini ia dan teman – temannya hanya berupaya membantu dari luar sistem dengan cara advokasi.

   Itu dianggap belum efektif menjawab permasalahan yang ada dan karena itulah ia memilih untuk terlibat langsung dalam proses politik, dengan mencalonkan diri sebagai Caleg. “Saya menyakini politik adalah upaya strategis untuk secara terstruktur dan masif menghasilkan kemaslahatan bersama bagi masyarakat lewat kebijakan yang dibuat dalam sistem pemerintahan,” beber Maikel.

  Lulusan Fakultas MIPA Uncen tahun 2014 ini menyebut meski terbilang muda, namun semangatnya untuk menyuarakan aspirasi akar rumput tidak akan pernah surut. Apalagi dengan tanggal lahir yang sama dengan tokoh Tan Malaka, Maikel mengatakan siap untuk menjawab apa yang menjadi isu social khususnya di Kabupaten Jayapura.

   Ia meyakini  jika telah masuk ke dalam sistem, maka ada banyak hal yang bisa dilakukan termasuk mengawal dari sektor anggaran. Maikel sendiri sudah sejak awal ketika PSI didirikan tahun 2014 tertarik dengan PSI apalagi di dalamnya banyak politisi muda.

“Selama ini politik dan politisi identik dengan orang tua atau para senior. Namun PSI lahir dengan warna baru, memberikan kesempatan bagi generasi muda terlibat langsung dalam politik,” imbuhnya.

   “Selain itu PSI memiliki DNA anti korupsi dan menghormati toleransi, kita tahu korupsi adalah penghambat kemajuan bangsa dan Negara sehingga PSI menjadi pilihan saya,” tutupnya.

   Nama Caleg lainnya adalah Donny Donatus Gobay. Pria kelahiran 29 Desember 1991 ini memilih nyaleg menggunakan bendera Partai Bulan Bintang (PBB) karena merasa terpanggil untuk mengabdi bagi. Donny sendiri  pernah menjadi Ketua BEM Uncen  dan dari bekal pengalaman berorganisasi menurutnya paling tidak bisa mempertahankan argument untuk memperjuangkan aspirasi.

   “Saya ingin menjadi anggota legislatif yang aspiratif, konsisten dan terpercaya,” kata Donny. Ia merasa  terpanggil untuk mengabdi bagi rakyat berdasarkan pengalaman selama di dunia organisasi maupun kemasyarakatan. Dengan kedekatannya terhadap masyarakat akar rumput termasuk mengikuti banyak kegiatan kemasyarakatan, pemuda kelahiran Desember 1991 ini berharap bisa terpilih untuk mewujudkan apa saja mimpi rakyat.

  Selain Donny, ada juga mantan Ketua BEM Uncen lainnya, Benyamin Gurik. Ia terbilang senior dibanding yang lain dan selain pengalaman dalam  organisasi mahasiswa, Benyamin kini menjabat sebagai Ketua KNPI Papua. “Saya berkomitmen tegak lurus berjuang bersama rakyat untuk memastikan aspirasi pemuda dan komponen masyakat Papua hadir dalam setiap agenda pembangunan Papua,” ucapnya bangga.

   Dikatakan jika saat ini banyak politisi yang menyatakan siap tegak lurus dengan Presiden Jokowi. Ini dianggap karena Jokowi telah membuktikan kepemimpinan yang diterima masyarakat, mampu membangun Indonesia dan hampir tak ada celah. Menurut Benyamin, selain para pemuda juga siap mengambil sikap tegak lurus untuk perjuangan bersama yang diambil dari sebuah kedaulatan.

  “Kami pemuda juga bisa jika diberi kesempatan dan tantangan untuk menjawab semuanya,” beber Gurik.

   Sementara dari tiga sosok pemuda di atas, ada salah satu sosok perempuan yang bisa dibilang paling muda di antara semuanya. Rina Djafar menjadi satu generasi muda yang memilih maju dalam Pileg menggunakan perahu Golongan Karya (Golkar).

  Gadis kelahiran Jayapura, 6 Desember 1996 memiliki cerita yang hampir mirip dengan para Caleg baru lainnya. Ia menceritakan awalnya ia dipanggil untuk masuk ke dalam partai agar belajar politik ya syukur – syukur jika bisa menjawab aspirasi masyarakat.

  Namun disini karena telah teranjur basah untuk turun ke dunia politik, Rina mengaku tak ingin mundur lagi. Ia ingin memastikan bahwa sosok perempuan tidak hanya menjadi pelengkap dalam kontestasi politik. Diakui terkadang perempuan dimasukkan dalam pencalegan hanya untuk memenuhi kuota perempuan.

  Kata Rina terkadang perempuan dimasukkan hanya untuk mengamankan keterwakilan dan kuota, namun disini mahasiswi Uncen yang aktif dalam  advokasi isu – isu lingkungan ini mengatakan tak ingin hanya menjadi pelengkap.

  “Kami memang masih baru dan belum terlalu memahami dunia perpolitikan  tapi disini saya ingin sampaikan bahwa kami bukan pelengkap dan kami siap bersaing dengan politisi laki – laki termasuk yang lebih dulu nyalon,” tegasnya.

   Ia lantas meminta warga cerdas dengan memilih caleg yang benar – benar mampu  berjuang bersama masyarakat. “Jangan sudah terpilih tapi tidak berani berargumen di parlemen, tidak berani muncul di media, tidak berani mengawal kebijakan. Kami tidak seperti itu, sekalipun kami anak baru. Kami juga akan buktikan  bahwa perempuan jangan lagi hanya dianggap pelengkap. Hak perempuan harus diberikan  dan diperhitungkan,” tegasnya. (*/tri)

Exit mobile version