Site icon Cenderawasih Pos

Bupati Didimus Bantah Soal Bencana Kelaparan

Tim dari Pemkab Yahukimo yang turun langsung mengecek ke Distrik Amuma terkait informasi adanya kematian akibat kelaparan belum lama ini. Bupati juga membantah adanya kejadian tersebut. (Didimus For Cepos)

JAYAPURA – Informasi yang beredar terkait adanya bencana kelaparan hingga menyebabkan kematian 11 warga di Distrik Amuma Kabupaten Yahukimo langsung direspon Pemerintah Kabupaten Yahukimo dengan menggelar rapat koordinasi bersama Kementerian yang dikoordinir oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof Dr Muhadjir Effendy.

Rapat ini membahas informasi terkait bencana yang terjadi di Distrik Anggruk, Distrik Panggema dan juga Distrik  Amuma. Hasilnya terungkap bahwa ada data yang tidak benar menyebar di media bahkan hingga ke pemerintah pusat selama ini.

Bupati Yahukimo Didimus Yahuli bahkan menyatakan tak benar ada kematian di Distrik Amuma seperti yang diberitakan. Ini telah terverifikasi secara data oleh tim yang turun mengecek langsung. Kendati ada yang meninggal namun dipertegas bahwa kematian tersebut bukan karena musibah atau wabah atau bencana melainkan meninggal secara umum.

“Kami sudah rapat dengan kementerian yang dikoordinir Pak Menko PMK dan sudah saya paparkan semua. Untuk bencana anggruk itu klir  begitu juga di Panggema dan Amuma,” kata Didimus dalam keterangan persnya, Rabu (25/10).

Ia memaparkan untuk kejadian di Anggruk terjadi longsor pada 2 Oktober 2023 tepatnya di Desa Yahulimka  namun disini tak ada korban jiwa. Hanya ada 36 unit rumah dengan 36 KK yang terdampak namun telah diungsikan dan diberikan bantuan bahan bangunan untuk membangun kembali rumahnya.

“Kami juga sudah sampaikan ke BNPB pusat untuk dibantu dibangunkan rumah. Lalu ada 38 kebun warga rusak dan ada ternak yang hilang. Disini kami juga berikan pengobatan dan peralatan,” beber Didimus. Lalu untuk bencara di Panggema pada 28 September 2023 juga tak ada korban jiwa.

Hanya lapangan terbang yang tertimbun namun sudah diperbaiki dan 31 Oktober rencananya pemerintah akan ke lokasi ini untuk resmikan gedung gereja GKI yang dibangun secara permanen. “Hingga saat ini Panggema aman hanya ada beberapa rumah guru dan rumah warga rusak karena longsor  dan ini akan dilakukan renovasi ringan. Saya sudah  lihat langsung sekaligus memberikan bantuan sembako,” tambahnya.

Sedangkan untuk Amuma disini Didimus secara tegas meluruskan bahwa informasi yang beredar adalah informasi liar dan penuh misteri. Sebab informasi tersebut disebar oleh seorang camat dan kepala puskesmas tanpa konfirmasi atau memberikan data lebih dulu ke dinas atau pemerintah kabupaten.

“Ini kami rasa seperti terror karena kami sendiri belum tahu informasi pastinya tapi sudah dibicarakan dimana – mana. Tadi Kepala Dinas Sosial dan Dokter Leo dari Dinkes sudah turun langsung ke Amuma dan ternyata laporan itu tidak betul sebab yang dilaporkan adalah nama orang yang sudah meninggal periode Februari hingga Oktober 2023,” tegas Didimus.

Lalu yang meninggal ini bukan hanya di Amuma melainkan dibeberapa desa. “Jadi bayangkan saja sejak Februari hingga Oktober jumlah orang meninggal dijadikan satu kemudian disampaikan bahwa hanya di satu kampung dengan waktu yang sangat dekat padahal rentang waktunya ada 8 bulan,” tambahnya.

Yang disebutkan Bupati untuk kurun waktu Februari hingga Oktober 2023 ada 11 anak dan 11 orang dewasa yang meninggal. Bupati lantas membeberkan jumlah masing – masing ditiap kampung dan ternyata menurut Bupati di Amuma sendiri tidak ada yang meninggal. “Itu yang saya bilang bahwa data di Amuma ini masih misteri namun akhirnya menjadi bola liar,” ucapnya dengan dana kecewa.

Bupati Yahukimo Didimus Yahuli

“Ini membuat kami bingung dan agak kesal sebab kepala distriknya sendiri jarang  di tempat sepertinya. Meski demikian kami sudah tindak lanjuti dengan mengirimkan sembako dan obat  – obatan,” sambung Didimus. Didimus menambahkan bahwa warga yang meninggal ini karena sakit normal dan bukan karena kondisi tertentu sehingga tak ada insiden khusus apalagi karena kelaparan.

“Jadi sekali lagi tidak ada bencana kelaparan di Distrik Amuma apalagi sampai menyebabkan kematian. Kalau kekurangan pangan memang ada tapi tidak sampai menyebabkan kematian dan ini juga karena persoalan iklim yang membuat hasil panen tak maksimal,” imbuhnya.

Lalu pemerintah Kabupaten Yahukimo juga merilis beberapa point dengan ketegasan.Pertama untuk bencana longsor di Desa Yaholikma Distrik Anggruk pada 2 Oktober 2023, tidak menimbulkan korban jiwa namun 36 unit rumah milik warga terancam rusak sehingga 36 kepala keluarga telah mengungsi ke tempat yang aman. Selain itu, longsor tersebut juga menyebabkan 38 kebun milik warga rusak, 10 kepala keluarga kehilangan 46 ternak ayam dan 42 ekor babi

Atas kejadian bencana Longsor tersebut pemerintah daerah telah menetapkan tanggap darurat dan telah melakukan pengiriman bantuan berupa bahan bangunan.   Pemerintah Daerah juga telah menetapkan status tanggap darurat untuk Distrik Panggema, terkait dengan bencana longsor yang terjadi pada 28 September 2023. Berikutnya untuk data kematian di Distrik Amuma terjadi dalam rentan waktu bulan Februari hingga Oktober 2023 dengan data 11 orang dewasa (termasuk lansia 4 orang)  dan 11 anak-anak.

“Yang jelas kami menyesalkan sikap Kepala Distrik dan Kepala Puskesmas yang tidak terlebih dahulu menyampaikan laporan kepada Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati/ Wakil Bupati dan Sekda, namun justru langsung memberitakan lewat media,” paparnya. Iapun menyayangkan beberapa pemberitaan yang tidak melakukan cek dan balance terlebih dahulu sebelum mempublikasi. “Ini kami anggap sebagai spekulasi untuk menjatuhkan wibawa pemerintah daerah. Kami juga menyoroti Kepala Puskesmas di Distrik Amuma yang tidak pernah ada di tempat tugas, sehingga dalam waktu dekat pemerintah akan  melakukan pergantian,” sindir Didimus.

Kemudian untuk penanganan pasca kondisi di tiga distrik tersebut dijelaskan bahwa dalam hal bantuan, pemerintah telah mengirimkan bantuan berupa beras sebanyak 4 ton, obat-obatan dan bahan makanan di Distrik Amuma. “Jadi semuanya klir ya. Informasi yang diterima sempat simpang siur dan menyudutkan kami pemerintah tapi dengan ini kami bantah dan lurusnya semua,” tutupnya. (ade/wen)

Berikut Nama Kampung dan Jumlah Warga yang Meninggal Kurun Waktu Februari – Oktober 2023

Nama Kampung

Jumlah Kematian Warga

Orugai

3 orang

Sagasal

2 orang

Waeklek

1 orang

Sarmuge

3 orang

Harapan

2 orang

Kinika

4 orang

Golowen

4 orang

Silorin

2 orang

Amuma

0

Exit mobile version