Site icon Cenderawasih Pos

Pernah Sampai 12 Jenazah Sehari

Para relawan pemakaman covid di Buper Waena ketika beristirahat di bawah tenda seadanya, Minggu (25/7) kemarin. Selain tak memiliki pondok atau tempat istirahat, para relawan juga belum memiliki sarana air bersih untuk mencuci tangan atau membilas. (FOTO: Yamamoto for Cepos)

Tim Relawan Pemakaman Pakai Tenda Seadanya Untuk Berteduh

JAYAPURA- Petugas relawan di lokasi pemakaman juga sangat terbatas, sementara jenazah setiap waktu harus dikuburkan. “Untuk relawan yang biasa bekerja di lokasi pemakaman jumlahnya sangat terbatas. Tidak lebih dari 10 orang dan mereka harus membackup jenazah dari rumah sakit dengan waktu yang tidak menentu,” kata Yamamoto Sasarari, salah satu anggota Satgas Covid  Provinsi Papua.

Yamamoto menyampaikan bahwa selama ini jumlah jenazah yang memecahkan rekor terjadi dua pekan lalu. “Seingat saya itu hari Senin dua minggu lalu. Jumlahnya 12 orang dan teman-teman cukup kewalahan,” jelasnya. 

Menurut Yamamoto jumlah jenazah yang dimakamkan bisa saja lebih dari 12 orang jika semua dimakamkan di Buper. Namun ada juga yang memilih dimakamkan di TPU Tanah Hitam maupun membawa pulang ke kampung. “Kalau semuanya ke Buper tentu banyak sekali, teman – teman akan kewalahan apalagi mereka hanya beberapa orang. Saya lihat teman – teman juga  belum memiliki bak penampungan air untuk bersih – bersih. Ini agak rawan karena mereka juga harus makan di lokasi makam,” tambah Yamamoto.

Para relawan ini sendiri hanya menempati sebuah tempat duduk kayu dari papan dengan terpal seadanya.  Terpal ini sendiri baru dipasang Minggu (25/7) kemarin dan tanpa tiang yang kokoh. “Yang kami khawatirkan memang kalau hujan. Sebab jalan pasti licin dan terkadang sulit dilewati. Selain itu kalau hujan kami juga tidak ada tempat berteduh tapi tadi baru pasang terpal,” ujar Petrus, salah satu relawan. (gr/ade/nat)

Exit mobile version