Site icon Cenderawasih Pos

TPNPB Mengaku Bertanggungjawab

Panglima KODAP III TPNPB Ndugama Bridgen Egianus Kogeya bersama anggotanya di markas Kodam III TPNPB di Kabupaten Nduga.( FOTO : TPNPB For Cepos)

Klaim Tembak 5 Anggota Militer dan Rampas 4 Senjata

 JAYAPURA-  Panglima KODAP III TPNPB Ndugama Bridgen Egianus Kogeya menegaskan bahwa pihaknya bertangunjawab penuh atas penyerangan dan tewasnya terhadap lima anggota militer Indonesia di Distrik Derakma, Kabupaten Nduga pada penyerangan 7  Maret 2019 lalu. 

 “Terkait perebutan 4 pucuk Senjata  dan penembakan 5 Anggota Militer Indonesia di Kampung Windi Distrik Derakma, Kabupaten Nduga adalah Benar, Dengan demikian, Kami Pimpinan militer TPNPB Kodap III Ndugama menyatakan bahwa siap  bertanggung jawab atas peristiwa 5 anggota Tentara Nasional Indonesia  (TNI) yang tewas dan empat pucuk senjata yang kami rampas dari tangan anggota 

Militer Indonesia,” katanya dalam Press Rilis yang dikirim oleh Juru bicara TPNPB Sebby Sambom yang kepada Cenderawasih Pos, Minggu (10/3).

  TPNPB dengan tegas membantah keras atas pernyataan pemerintah Republik Indonesia dan juga pernyataan Pimpinan Militer Indonesia di Papua yang telah mengatakan bahwa 10 anggota TPNPB tewas dan anggota militer Indonesia berhasil rampas 7 pucuk senjata dari tangan  TPNPB-OPM.

 ” Itu pembohongan publik yang sudah melewati batas, karena itu untuk membuktikannya kami akan kirim video dan foto fisik dalam bulan ini, supaya dapat diketahui semua orang di seluruh dunia,” tegas Eginus

  Pimpinan TPNPB KODAP III Ndugama itu juga menegaskan kepada semua pihak yang mendukung perjuangan Papua Merdeka di seluruh dunia perlu ketahui bahwa perang di Ndugama dan Operasi Militer yang telah dan sedang dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia telah membakar perumahan warga.

  “ Mereka membakar 27 rumah adat (honai) milik Warga Distrik Yal dan Derakma dari  1 Maret sampai 7 Maret 2019. Dan hal ini adalah fakta, selama kami lakukan perang gerilya, TPNPB Ndugama hanya  menggunakan satu pucuk senjata, tetapi kini mejadi 5 pujuk Senjata. Dengan dasar ini, maka kami siap dan akan sama-sama berenang di Kali Baliem, Wamena-Papua,” ujarnya.

  Terkait pernyataan pimpinan Militer KODAP III Ndugama Papua tersebut, Markas Pusat KOMNAS TPNPB – OPM melaui  Kepala Staff Umum TPNPB Mayjen Terryanus Satto menyatakan mendukung penuh pernyataan Egianus.

  “Markas Pusat KOMNAS TPNPB menolak pernyataan Panglima Daerah  Militer Indonesia di Papua, karena pernyataan pimpinan militer dan polisi  Indonesia di Papua merupakan pernyatan menghibur publik terutama kelaurga  Korban. Artinya pimpinan militer Indonesia skenariokan bahwa seakan-

akan militer Indonesia mampu tembak 10 anggota TPNPB dan merebut  kembali 7 pucuk senjata, padahal kenyataannya tidak sama sekali,” katanya.

  Ia mengaskan bahwa sikap Militer dan Polisi Indonesia di Papua ini menunjukan kepanikan pimpinan  militer Indonesia.  ” Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia segera tarik pasukan militer 

dan menerima tawaran TPNPB dan OPM untuk kita duduk di meja  Perundingan yang di mediasi oleh PBB. Jangan alergi dengan perundingan,  karena perundingan adalah mekanisme PBB untuk menyelesaikan daerah konflik Perang,” katanya. 

Menanggapi klaim dari pihak TPNPB, Kapendam XVII/Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi membantah dengan tegas. Menurutnya, pernyataan yang disampaikan oleh KKSB melalui Sebby Sembom, tidak benar. 

Sebab dalam penyerangan tersebut, jumlah prajurit TNI yang gugur sebanyak tiga orang dan bukan lima orang seperti yang diklaim oleh KKSB. TNI menurut Aidi tidak mungkin menyembunyikan jumlah anggotanya yang gugur dalam tugas. 

“Yang gugur tiga orang bukan lima orang. Apakah mungkin TNI menyembunyikan mayat prajuritnya yang meninggal? Masing-masing anggota punya NRP dan kalau kita sembunyikan kita bisa diprotes keluarga dan bahkan seluruh rakyat Indonesia,” tegas Aidi saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Minggu (10/3). 

Klaim KKSB yang merebut 4 pucuk senjata milik TNI menurut Aidi, juga pembohongan publik. Sebab semua senjata milik TNI terdata dan tidak ada senjata milik TNI yang dirampas dalam kontak tembak tersebut.  “Selama ini apa yang pernah disampaikan Sebby Sambom tidak benar, semuanya dusta dan bohong. Pemberontak kok mau dipercaya,” tegas Aidi.

Apa yang disampaikan Sebby Sambom kata Aidi tidak dapat dipertanggung jawabkan, kendati selalu mengklaim bertanggung jawab atas semua penembakan yang terjadi. Pasalnya, keberadaan Sebby Sambom hingga saat ini belum diketahui.

“Sebby Sambom pernah menyebutkan penggunaan bom di Nduga atau adanya serangan udara, namun setelah ditelusuri ternyata hal tersebut adalah hoax. Kita kok masih tetap percaya sama orang ini (Sebby Sambom-red) tanpa kita pernah melihatnya. Kalau segala yang saya keluarkan  bisa saya pertanggung jawabkan. Tapi kalau Sebby Sambom, bagaimana dia mau mempertanggungjawabkan ucapannya kalau tidak pernah muncul, jangan jadi pengecut,” tegas Aidi. (oel/el/fia)

Exit mobile version