Site icon Cenderawasih Pos

Bupati Gusbager: Jemaat Harus Berdaya dan Mandiri

Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP., usai melakukan pencanangan Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi di Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, Senin (6/11). (foto: Erianto/ Cepos)

Ribuan Masyarakat Ikuti Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi

KEEROM – Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin (6/11).

Masing-masing paguyuban yang ada di Kabupaten Keerom mempersembahkan makan khas daerah masing-masing dan hasil bumi.

Festival ini juga merupakan rangkaian perayaan HUT GKI ke-67 di Tanah Papua serta HUT Klasis GKI Keerom ke-17. Dalam festival ini juga dirangkaikan dengan pelantikan panitia Pesparawi XIV Kabupaten Keerom.

Selain itu, dalam festival juga, masing-masing UMKM jemaat Klasis Keerom menampilkan hasil bumi dan usaha mereka.

Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut., MUP., berharap festival ini tak hanya sekedar sebagai seremonial saja. Namun dirinya ingin momentum ini menjadi wujud persatuan dan gotong royong agar umat menjadi umat yang berdaya dan mandiri.

“Kalau umat warga GKI sudah berdaya dan mandiri, maka gereja-gereja akan menjadi mandiri juga,” ungkap Bupati Gusbager.

Orang nomor satu di Kabupaten Keerom itu juga meminta kepada warga jemaat GKI Klasis Keerom untuk bergerak cepat dalam menangkap momentum dan peluang.  “Pemda Keerom berkomitmen memperhatikan semua agama di Keerom menyongsong Pesparawi,” ujarnya.

Bupati Gusbager juga mengingatkan agar seluruh umat beragama di Kabupaten Keerom untuk sama-sama menjaga kedamaian antar umat beragama.

“Saya tidak mau Kabupaten Keerom tercoreng namanya karena ada konflik yang mengatasnamakan agama. Sebab pemerintah Piter – Wahfir mengajak semua agama untuk sama-sama berdiskusi untuk masa depan Keerom yang damai dan sejahtera,” ucapnya.

Kemudian Wakil Sekretaris Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andre Kakiai mengatakan bahwa usia 17 tahun merupakan usia yang dewasa bagi Klasis GKI Keerom.

“Kami berharap 17 tahun pelayanan GKI di Klasis Keerom semakin menyentuh dan tahun ini kami canangkan tahun pembaharuan. Dulu malas sembahyang harus rajin karena kita mau perbaharui,” ujarnya.

“Jadi Klasis Keerom kita bersuka cita di usia 17 ini kita tingkatkan pelayanan. Dan terimakasih kepada bapak Bupati yang sudah melantik panitia Pesparawi sekaligus melaksanakan festival budaya dan hasil bumi,” pungkasnya. (eri/wen)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version