Site icon Cenderawasih Pos

Mengenal Ronny Bardghji, Messi-nya Swedia yang Jadi Pahlawan Kemenangan

Ronny Bardghji, winger FC Copenhagen jadi pemain termuda yang mencetak gol melawan Manchester United, di usianya yang baru menginjak 17 tahun. (Sumber: Ritzau Scanpix / Reuters)

Di balik kemenangan dramatis FC Copenhagen atas Manchester United (MU) di UEFA Champions League (UCL), Kamis (9/11) dini hari tadi, ada satu pemain yang menarik perhatian.

Dia adalah Roony Bardghji, winger berusia 17 tahun yang melesatkan tendangan ke gawang Andre Onana di menit 87, dan memastikan klub asal Denmark itu meraih kemenangan perdana melawan klub merah asal Manchester.

Gol terakhir itu membuatnya menjadi pemain termuda yang mencetak gol melawan MU di UCL sekaligus pemain termuda yang mencetak gol untuk Copenhagen di kompetisi tersebut.

Bagi fans yang bermarkas di Parken Stadium, pencari bakat, ataupun penyuka gim simulasi sepakbola Football Manager, hal yang dilakukan Bardghji bukanlah sebuah kejutan.

Pasalnya, pemuda yang memiliki garis keturunan Suriah itu dianggap sebagai talenta terbesar di dunia dan dijuluki sebagai ‘Messi-nya Swedia’.

Sudah bukan rahasia lagi apabila banyak wonderkid yang hancur sebelum berkembang karena embel-embel ‘Messi’ dibelakang nama mereka.

Namun ketika kamu melihat keterlibatannya setelah masuk pada menit ke-63, melewati Diogo Dalot dan Sofyan Amrabat dengan gocekan sekaligus kelincahannya, itu mengingatkan kita pada pemuda Argentina yang sering melakukan gerakan itu berulang kali di Camp Nou.

Pergerakan cut-inside dari kanan ke tengah membuat barisan belakang MU kewalahan saat melihat pemain berkebangsaan Swedia itu melakukan progresi kedepan pertahanan lawan.

Bardghji menambahkan nama Harry Maguire ke dalam daftar nama yang dikalahkanya di situasi 1-vs-1 dan hampir menciptakan gol penentu kemenangan menit ke-86. Sayangnya, umpan silang mendatar itu harus ditepis kiper nomor 1 MU.

Semenit berselang, Dia melihat peluang bola muntah. Umpan silang yang memantul dari kepala Maguire itu berhasil mendarat di depan winger kanan berkaki kiri itu.

Momen yang tepat itu tidak disia-siakan Bardghji. Tendangan volinya yang memantul mengarah ke sisi gawang. Tak mampu ditepis mantan kiper inter Milan, Copenhagen pun pulang membawa tiga angka.

Sama halnya seperti pergerakannya, impian remaja 17 tahun itu tidak pernah berhenti.

Dikutip dari ESPN melalui surat kabar Swedia, Aftonbladet setahun yang lalu, tujuan utama Bardghji adalah menjadi pemain terbaik di dunia dan bergabung bersama klub raksasa Spanyol, Real Madrid.

“Saya sudah memimpikan hal itu (pemain terbaik di dunia) sejak saya masih kecil, dan tidak ada yang bisa menghalangi impian tersebut kecuali diri saya sendiri. Saya ingin berakhir di Real Madrid. Saya ingin bermain di sana selama bertahun-tahun,” ungkapnya waktu itu.

Musim ini, wonderkid kelahiran Kuwait itu sudah mengoleksi 11 gol di semua kompetisi dari 24 penampilannya.

Bisa dimainkan sebagai gelandang serang dan penyerang tengah, dapat dipastikan Bardghji akan jadi komoditas paling dicari pada bursa transfer musim dingin tahun depan.

Kontraknya bersama The Lions masih tersisa dua tahun lagi. Meski demikian, bukan tidak mungkin apabila dia memilih hijrah ke klub besar Eropa jika ingin meningkatkan level permainannya. (*)

Sumber: ESPN           |    Jawapos

Exit mobile version