Site icon Cenderawasih Pos

Insting Tajam PSG Menghindari Kesalahan Mahal dengan Tidak Merekrut Leny Yoro

Leny Yoro ketika memperkuat Manchester United di laga pramusim. (Instagram/@lenyyoro)

JAKARTA-Bursa transfer musim panas selalu menjadi momen krusial bagi klub-klub sepak bola Eropa. Salah satu pergerakan yang mencuri perhatian adalah persaingan untuk merekrut bek muda Prancis, Leny Yoro.

Paris Saint-Germain (PSG), Real Madrid, dan Manchester United (MU) terlibat dalam perburuan untuk mendapatkan tanda tangan pemain berbakat tersebut.

Namun, di tengah persaingan yang ketat, PSG memilih untuk tidak melanjutkan negosiasi dan akhirnya Manchester United yang berhasil memboyong Yoro dengan tawaran sebesar 70 juta euro, termasuk bonus. Keputusan PSG ini ternyata bukan tanpa alasan, dan kini mereka tampaknya terhindar dari kesalahan mahal.

Leny Yoro, yang baru berusia 18 tahun, menunjukkan potensi besar saat masih bermain untuk LOSC Lille. Kecepatan, kemampuan membaca permainan, dan kekuatan fisiknya membuat banyak klub besar tertarik. Namun, kebugaran fisiknya ternyata menjadi perhatian utama yang akhirnya membuat PSG dan Real Madrid tidak mau mengambil risiko.

Pada laga pramusim melawan Arsenal di Amerika Serikat, Leny Yoro mengalami cedera yang cukup serius. Pemain muda ini hanya bisa bermain selama 35 menit sebelum ditarik keluar oleh pelatih Erik ten Hag. Diagnosis yang keluar menyebutkan bahwa Yoro mengalami retak metatarsal, sebuah cedera yang memaksanya absen hingga tiga bulan. Cedera ini membuat Yoro harus menggunakan kruk, seperti yang terlihat dalam beberapa video yang beredar.

Kabar cedera Leny Yoro tentu menjadi berita buruk bagi Manchester United, yang telah mengeluarkan dana besar untuk merekrutnya. Sementara itu, PSG tampaknya telah menghindari kesalahan mahal dengan tidak menyamai tawaran dari MU.

Menurut jurnalis L’Equipe, Loic Tanzi, PSG sudah menyadari risiko yang ada pada Yoro, terutama masalah kebugarannya. Hal ini yang menjadi alasan utama mengapa mereka memilih untuk tidak melanjutkan pengejaran terhadap sang pemain.

Keputusan PSG ini menunjukkan insting tajam mereka dalam mengelola pemain dan menghindari investasi berisiko. Meski memiliki potensi besar, masalah cedera yang dialami oleh Yoro membuat PSG merasa bahwa harga 70 juta euro terlalu mahal untuk pemain dengan riwayat cedera yang belum terbukti bisa bertahan di level tertinggi.

Di sisi lain, PSG saat ini masih menghadapi masalah di lini pertahanan mereka. Cedera Lucas Hernandez dan Milan Skriniar, serta minimnya pengalaman Lucas Beraldo, membuat PSG sangat membutuhkan tambahan di lini belakang. Kembalinya Presnel Kimpembe juga belum bisa diharapkan dalam waktu dekat.

Meski demikian, keputusan PSG untuk tidak merekrut Yoro tampaknya lebih disebabkan oleh penilaian risiko jangka panjang ketimbang kebutuhan mendesak.

Untuk Manchester United, absennya Leny Yoro menjadi pukulan tersendiri. Dengan laga Community Shield melawan Manchester City yang akan datang pada 10 Agustus dan pertandingan pembuka Liga Premier Inggris melawan Fulham enam hari kemudian, MU harus mencari alternatif lain di lini pertahanan.

Mereka masih bisa mengandalkan pemain seperti Jonny Evans, Harry Maguire, Lisandro Martinez, dan Victor Lindelof. Namun, kehilangan Yoro tetap menjadi kerugian besar, terutama setelah investasi yang sudah dikeluarkan.

Selain Yoro, striker baru MU, Rasmus Hojlund, juga sempat mengalami cedera pada laga melawan Arsenal. Namun, kondisinya dilaporkan tidak separah Yoro, yang artinya Hojlund mungkin bisa kembali bermain lebih cepat.

Keputusan PSG untuk tidak merekrut Leny Yoro mencerminkan strategi transfer yang cermat dan hati-hati. Klub ibu kota Prancis ini tampaknya lebih memilih untuk berinvestasi pada pemain yang sudah terbukti dan memiliki risiko cedera yang lebih rendah.

Dalam beberapa tahun terakhir, PSG memang dikenal dengan pembelian pemain-pemain bintang dengan harga tinggi. Namun, kali ini mereka menunjukkan bahwa tidak semua pemain berharga tinggi adalah investasi yang baik.

Keputusan ini juga menegaskan bahwa PSG lebih fokus pada stabilitas tim dan kesehatan jangka panjang. Mereka tidak ingin terjebak dalam situasi di mana mereka harus membayar mahal untuk pemain yang sering absen karena cedera.

Hal ini menjadi pelajaran penting dalam dunia sepak bola, bahwa tidak semua bintang muda yang potensial adalah pilihan terbaik jika ada risiko besar yang menyertainya.

Cerita Leny Yoro memberikan pelajaran berharga bagi klub-klub sepak bola di seluruh dunia. Sementara potensi dan bakat adalah faktor penting, kebugaran fisik dan riwayat cedera juga harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap keputusan transfer.

PSG menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan nama besar dan harga tinggi, tetapi juga mempertimbangkan banyak aspek lain sebelum membuat keputusan.

Manchester United, di sisi lain, mungkin harus menghadapi konsekuensi dari keputusan mereka untuk merekrut Yoro. Meski begitu, cedera adalah bagian dari risiko dalam dunia sepak bola dan klub-klub harus siap menghadapinya.

Ke depannya, akan menarik untuk melihat bagaimana kedua klub ini mengelola situasi mereka dan apakah keputusan-keputusan ini akan membuahkan hasil yang positif.

Dengan segala dinamika yang ada, sepak bola tetap menjadi olahraga yang penuh dengan kejutan dan pelajaran. Dan, cerita tentang Leny Yoro hanyalah salah satu dari sekian banyak kisah yang menggambarkan betapa pentingnya keseimbangan antara potensi, risiko, dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan penting di dunia sepak bola. (*)

Sumber: Jawapos

Exit mobile version