Site icon Cenderawasih Pos

Kejutan Berbahaya Skuad Baru Malut United, Jadi Tim Termahal Kedua di Liga 1

Yakob Sayuri jadi salah satu pemain kunci dari Malut United di Liga 1 Indonesia 2024/2025. (Instagram/@yassa_sayuri22)

JAKARTALiga 1 Indonesia musim 2024/2025 menjadi saksi gebrakan besar dari tim promosi, Malut United. Dengan langkah yang berani, klub ini berhasil menjadi tim termahal kedua di liga, hanya kalah dari juara bertahan Persib Bandung.

Langkah ini mengejutkan banyak pihak, mengingat status mereka sebagai pendatang baru di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Ambisi besar ini jelas terlihat dari investasi mereka dalam mendatangkan pemain-pemain bintang, baik lokal maupun asing.

Data dari Transfermarkt menunjukkan Malut United mengumpulkan total skuad sebanyak 35 pemain, dengan rata-rata usia 27,5 tahun. Tim ini juga dihuni oleh tujuh pemain asing, sebuah keputusan strategis untuk meningkatkan kualitas tim dan bersaing di liga yang semakin kompetitif. Dengan rata-rata harga pasaran pemain sebesar Rp2,27 miliar, total nilai pasaran skuad Malut United mencapai Rp79,43 miliar. Angka ini menempatkan mereka di posisi kedua setelah Persib Bandung, yang memiliki total nilai pasaran sebesar Rp87 miliar.

Keputusan Malut United untuk merogoh kocek dalam-dalam demi mendatangkan pemain-pemain berkualitas tampaknya tidak main-main. Mereka berambisi untuk tidak hanya bertahan di Liga 1, tetapi juga bersaing di papan atas. Rata-rata usia skuad yang mendekati usia matang juga menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan pemain muda, tetapi juga pemain berpengalaman yang diharapkan bisa menjadi tulang punggung tim.

 

Dibandingkan dengan Persib Bandung yang memiliki 31 pemain dengan rata-rata usia 28,2 tahun dan delapan pemain asing, Malut United sedikit lebih muda dan memiliki jumlah pemain asing yang lebih sedikit.

Namun, hal ini tidak mengurangi kekuatan mereka. Sebagai tim promosi, strategi Malut United yang berani mendatangkan pemain bintang bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, mereka memiliki potensi besar untuk bersaing di liga. Di sisi lain, mereka harus mampu menyatukan berbagai karakter pemain dengan cepat agar bisa tampil solid di setiap pertandingan.

 

 

Tak hanya Malut United dan Persib Bandung, beberapa tim lain juga menunjukkan keseriusan dalam mempersiapkan skuad mereka untuk musim ini. Persis Solo, misalnya, memiliki total nilai pasaran skuad sebesar Rp77,96 miliar dengan 38 pemain dan rata-rata usia 24,3 tahun.

Mereka juga memiliki tujuh pemain asing yang diharapkan bisa membawa angin segar ke dalam tim. Sementara itu, Dewa United FC dengan total nilai pasaran Rp77,35 miliar dan rata-rata harga pasaran pemain sebesar Rp2,76 miliar, menjadi salah satu tim yang patut diperhitungkan.

Persija Jakarta, meskipun memiliki rata-rata harga pasaran pemain tertinggi sebesar Rp3,08 miliar, berada di posisi kelima dengan total nilai pasaran Rp76,91 miliar. Skuad mereka yang terdiri dari 25 pemain, dengan rata-rata usia 25,8 tahun, menunjukkan perpaduan antara pengalaman dan potensi muda.

Sementara Persik Kediri, PSM Makassar, dan Bali United FC juga tak ketinggalan dalam persaingan ini, dengan masing-masing memiliki total nilai pasaran yang kompetitif.

Persebaya Surabaya, yang selalu barometer sepak bola di Liga 1, kali ini berada di posisi sembilan dengan total nilai pasaran Rp65,53 miliar. Tim ini terdiri dari 36 pemain dengan rata-rata usia 24,6 tahun dan enam pemain asing.

Meskipun nilai pasaran mereka tidak setinggi beberapa tim lainnya, Persebaya dikenal dengan pemain-pemain muda berbakat yang bisa menjadi ancaman bagi tim manapun.

PSS Sleman dan Barito Putera juga tampil dengan skuad yang cukup kompetitif. PSS Sleman memiliki total nilai pasaran sebesar Rp64,49 miliar dengan 28 pemain, sementara Barito Putera sedikit di bawahnya dengan total nilai pasaran Rp62,92 miliar. Kedua tim ini juga memiliki jumlah pemain asing yang cukup signifikan, yaitu masing-masing sembilan dan delapan pemain.

Di sisi lain, Borneo FC Samarinda, Semen Padang FC, PSIS Semarang, dan PSBS Biak juga masuk dalam daftar tim dengan total nilai pasaran yang cukup besar. Meskipun berada di posisi tengah dan bawah dalam daftar ini, tim-tim tersebut memiliki potensi untuk membuat kejutan di musim ini.

Sedangkan Arema FC, yang selalu dikenal sebagai salah satu tim besar di Indonesia, kali ini berada di posisi ke-16 dengan total nilai pasaran Rp56,23 miliar. Tim ini memiliki 38 pemain dengan rata-rata usia 27,8 tahun dan sembilan pemain asing.

Persita Tangerang dan Madura United FC menjadi dua tim dengan total nilai pasaran terendah dalam daftar ini, masing-masing Rp51,80 miliar dan Rp48,15 miliar. Meskipun begitu, keduanya tetap memiliki peluang untuk bersaing di liga, tergantung pada bagaimana mereka memanfaatkan pemain-pemain yang ada.

 

Dengan batasan maksimal delapan pemain asing per tim di Liga 1 Indonesia musim 2024/25, tim-tim tersebut harus cerdas dalam memilih pemain yang akan memperkuat skuad mereka. Kehadiran pemain asing diharapkan bisa meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan, baik dari segi teknis maupun pengalaman.

Kembali ke Malut United, sebagai tim promosi yang kini menjadi tim termahal kedua di liga, tantangan besar menanti mereka. Mampukah mereka membuktikan bahwa investasi besar yang mereka lakukan akan terbayar dengan prestasi di lapangan? Atau justru mereka akan kesulitan menyesuaikan diri dengan kompetisi yang lebih ketat di Liga 1?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab seiring berjalannya musim. Namun, satu hal yang pasti, langkah berani Malut United telah menarik perhatian banyak pihak dan menambah warna baru dalam persaingan di Liga 1 Indonesia.

Para penggemar sepak bola di Indonesia tentu menantikan aksi-aksi dari skuad baru ini dan bagaimana mereka akan bersaing dengan tim-tim lain yang sudah lebih berpengalaman di kasta tertinggi sepak bola nasional. Semoga kompetisi musim ini akan memberikan tontonan yang menarik dan penuh kejutan bagi semua pencinta sepak bola di Tanah Air.(*)

Sumber: Jawapos

Exit mobile version