Site icon Cenderawasih Pos

Lokasi Jembatan Yotefa Mulai Digunakan Untuk Pesta Miras

Komunitas Litter Pickers Jayapura ketika membersihkan pinggiran drainase yang ternyata banyak ditemukan sampah botol minuman keras, Sabtu (1/6). Lokasi Jembatan Yotefa disinyalir sering digunakan untuk pesta miras. ( FOTO : Gamel Cepos )

JAYAPURA – Jika selama ini kalimat  sampah satu paket dengan banjir menjadi satu soal yang masive, kini ada kalimat yang hampir berkaitan dan menjadi kebiasaan. Peminum alkohol satu paket dengan sampah. Ini juga sesuatu yang sejalan bila melihat titik-titik yang biasa digunakan untuk berpesta miras. Pendapat di atas bukan tanpa alasan, mengingat dari hasil kurve yang dilakukan beberapa komunitas lingkungan di lokasi mulai dari ujung Pantai Hamadi hingga pintu masuk Jembatan Yotefa  ternyata ditemukan banyak sekali botol minuman keras.

 “Terlalu  banyak, plastik kami sampai tidak muat lagi akhirnya kami hanya kumpulkan lalu menempatkan pada satu titik. Ada banyak jenis botol namun sebagian besar adalah botol bir dan vodka meski sempat ditemukan botol black label,” kata Marcel Mauri, salah satu anggota komunitas Litter Pikers Jayapura usai membersihkan lokasi ujung pantai Hamadi, Sabtu (2/6). Sampah-sampah botol ini banyak ditinggalkan di pinggiran jalan dua jalur yang baru dibangun. 

 Ini disimpulkan bahwa para peminum ini memilih melakukan pesta miras di pinggir jalan sambil menghadap ke laut dan setelah itu semua sampah ditinggal begitu saja. Dari aksi bersih-bersih yang dimulai pukul 15.00 WIT hingga pukul 16.00 WIT ini dikumpulkan sekitar 30 kantong plastik besar berisi sampah plastik dan botol. Muhaimin dari Komunitas Clean the City juga mengatakan bahwa sampah botol masih banyak yang tak diangkut. “Kami kumpulkan di pinggir biar nanti kalau datang lagi bisa lebih mudah,” jelasnya. Kegiatan ini sempat diikuti Ketua KNPI Papua, Albertho G Wanimbo yang memberi apresiasi namun merasa miris karena Pantai Hamadi dan Jembatan Yotefa akan menjadi lokasi atau spot wisata yang banyak dikunjungi warga.

 “Harusnya dijaga, kalau terbiar kotor apalagi banyak sampah tentu memberi kesan yang buruk. Saya salut dengan kegiatan ini. Bekerja tanpa harus dibayar,” singkatnya. Hanya sayangnya pihak pengamanan jembatan tidak mengijinkan para komunitas ini untuk masuk mendekati Jembatan Yotefa sehingga sampah disekitar jembatan belum tersentuh. “Ia kami dilarang untuk masuk,” pungkas Marcel. (ade/wen)

Exit mobile version