Site icon Cenderawasih Pos

Mendorong Pengembangan Potensi Kopi Papua

Proses pengracikan dan penyajian kopi yang mendapat antusiasme para pelajar dalam kelas perkenalan Sekolah Tinggi Bio Sains (STBS) Swadiri, Jumat (24/5) sore kemarin.( FOTO : Gratianus Silas/Cepos)

Melihat Kelas Perkenalan STBS Swadiri Berikan Pelatihan di Kota Jayapura

Sekolah Tinggi Bio Sains (STBS) Swadiri yang bergerak di bidang Bio Kewirausahaan memberikan kelas promosi dan perkenalan bagi siswa/siswi SMA kelas XII di Kota Jayapura, Jumat (24/5) lalu. Yang diperkenalkan ialah pengembangan potensi Kopi Papua. Berikut keseruan yang berhasil dihimpun Cenderawasih Pos.

Laporan: Gratianus Silas, Jayapura

Di ruang kelas berukuran cukup luas, jelas terlihat raut wajah serius sejumlah siswa dan siswi SMA tengah menyimak materi yang diberikan salah seorang pengajar. Dengan materi berjudulkan Introduction to Papuan Coffee and Latte Art, tak hayal materi ini berkaitan erat dengan tahapan dan proses komoditas kopi mulai dari ditanam, dipanen, disortir tiap biji kopinya, lalu diroasting (digoreng) hingga digiling dan dijadikan minuman kopi dengan berbagai jenis varian.

Dalam hal ini STBS Swadiri menggandeng Highland Coffee untuk memberikan pengenalan kopi sejak tanam hingga panen, sortir, dan roasting. Kemudian, dilanjutkan dengan pengracikan menjadi berbagai jenis minuman, mulai dari Americano, Cappuccino, hingga V60 untuk disajikan dan dinikmati.

“Sekolah kami memang fokus mengembangan sumber daya manusia (SDM) agar dapat mengembangkan sumber daya alamnya (SDA), khususnya di Papua. Dengan demikian, kami mengambil satu produk unggulan Papua untuk diperkenalkan, dalam hal ini Kopi Papua,” ujar Staf Riset Development STBS Swadiri, Yafeth Wetipo, kepada Cenderawasih Pos, Jumat (24/5) lalu.

Tidak heran, sebab, Kopi Papua belakangan tengah menjadi tren di kalangan anak muda. Makanya, selain memperkenalkan sekolah, dengan menggandeng Highland Coffee, diperkenalkannya pula komoditas unggulan Papua, yakni kopi.

“Kopi yang kami kenalkan antaranya lain Kopi Kiwirok dari Pegunungan Bintang dan Kopi Kurima dan Kopi Wollo dari Wamena, Jayawijaya. Khusus untuk Kopi Wollo memang merupakan varian kopi baru yang sekalian diperkenalkan ke publik. Tak dapat dipungikiri karena Papua memiliki banyak varian kopi dengan cita rasa yang khas,” terangnya.

Soal antusiasme para pelajar yang hadir ikut ambil bagian dalam kelas pengenalan tersebut, Wetipo mengakui bahwa respon mereka sangatlah baik, untuk sekolah, maupun untuk pengembangan sumber daya alam Papua melalui sumber daya manusia Papua yang memiliki skill.

“Mungkin selama ini yang kita mereka tahu bahwa rasa kopi itu pahit, namun, setelah dikenalkan dan diyakinkan bahwa kopi memiliki banyak rasa, mereka jadi tertarik dan ingin tahu lebih banyak dengan mencobanya. Ini bagus untuk kemajuan Papua, di mana mulai dari rasa ingin tahu, anak-anak muda Papua menyadari bahwa mereka memiliki potensi SDA melimbah yang dapat dikelola,” tambahnya.

Tak ayal, kelas perkenalkan tersebut dinilai Wetipo bukan hanya sebagai promosi sekolah maupun kopi, melainkan pula membuka wawasan anak-anak muda Papua bahwa dari potensi SDA yang melimpah di Papua, hal tersebut dapat dikelola, dikembangkan untuk mendorong pula pertumbuhan ekonomi di Papua.

“Rencana kedepan, karena sekarang trend kopi masih menjamur di kalangan muda Papua, makanya kami memiliki rencana untuk membuat satu event lagi tentang kopi. Kemudian berikutnya, sudah tentu kami akan mengangkat komoditas unggulan Papua lainnya,” pungkasnya.*

Exit mobile version