Site icon Cenderawasih Pos

90 Persen Kecelakaan Diawali Miras

Wakapolda Papua, Brigjend Pol Ramdani Hidayat memberikan keterangan kepada wartawan usai menggelar apel pasukan dalam rangkan operasi zebra cartenz di Mako Brimob Kotaraja, Senin (3/10). (FOTO: Gamel/Cepos)

JAYAPURA – Operasi Zebra Cartenz akhirnya mulai digelar sejak Senin (3/10). Kegiatan yang menyasar pada kendaraan lalu lintas ini, akan dilaksanakan hingga 16 Oktober. Wakapolda Papua, Brigjend Pol Ramdani Hidayat  yang  memimpin  upacara  langsung mengecek kesiapan personel yang tak hanya anggota polisi, tetapi juga instansi lain semisal Satpol PP, Dinas Perhubungan maupun Jasa Raharja.

   Dalam apel yang digelar di Mako Brimob Kotaraja ini dijelaskan bahwa ada beberapa permasalahan yang masih dihadapi oleh Korlantas Polri beserta jajaran dan instansi terkait permasalahan dalam bidang operasional, diantaranya masih terjadinya peristiwa laka menonjol, kendaraan angkut barang yang over dimensi  atau overload, kemacetan lalu lintas, balap liar, hingga pelanggaran-pelanggaran lainnya.

  Dikatakan dalam aspek regulasi terdapat beberapa isu krusial antara lain pembenahan angkutan masal berbasis jalan, keberadaan taksi daring, pengaturan fungsi sepeda motor sebagai evaluasi kendaraan keberlakuan bermotor dana umum, preservasi jalan dan konversi sepeda motor BBM ke listrik.

Lalu perbandingan lakalantas bulan September tahun 2021 dengan laka bulan Januari sampai September tahun 2022. Tercatat jumlah kecelakaan lalu lintas pada tahun 2021 sebanyak 776 kejadian dan pada tahun 2022 tercatat 1.569 Kejadian atau ada kenaikan sebesar 102,19%.

   Lalu jumlah korban meninggal dunia pada tahun 2021 sebanyak 112 jiwa sedangkan pada 2022 sejumlah 184 jiwa atau ada kenaikan trend sebesar 64,29% . Lalu data korban luka berat pada tahun 2021 sejumlah 459 orang sedangkan tahun 2022 sebanyak 781 orang atau ada kenaikan trend 70,15. Lalu data jumlah korban luka ringan pada tahun 2022 ada kenaikan trend sebesar 134,47%.

   “Kenaikan trend ini disebabkan antara lain melebihi batas   kecepatan, pengendara dipengaruhi minuman beralkohol, kurang penerangan, kurang terampil dalam berkendara dan masih ditemukan jalan berlubang serta bergelombang. Ini membutuhkan kerja keras untuk menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan angka fatalitas korban kecelakaan,” bebernya.

  Dijelaskan pada operasi ini personel perlu mengedepankan giat preemitif dan preventif, kemudian diprioritaskan kegiatan dikmas lantas dan didukung pola gakkum lantas secara elektronik dengan menggunakan teguran etle serta melaksanakan stasioner.

   “Selain itu ada 7 tujuh prioritas gakkum yakni menggunakan ponsel saat berkendara, pengemudi masih di bawah umur, pengemudi sepeda motor yang berboncengan lebih dari satu orang, tidak menggunakan helm SNI, dan kendaraan bermotor tidak menggunakan safety belt. Kemudian pengemudi dalam pengaruh alcohol dan lawan arus serta melewati batas kecepatan,” imbuhnya.

  “Jadi dari hasil analisa dan data selama ini bisa dibilang  90 persen kecelakaan disebabkan karena miras. Ini belum dengan angka criminal yang terjadi selama ini juga banyak dipicu karena minuman keras,” bebernya. (ade/tri)

Exit mobile version