Site icon Cenderawasih Pos

Jadi Kawasan Kerja Bersama, Ribuan Koleksi Arkeologis Papua Pindah ke Cibinong

Sejumalh benda arkeologi yang disampai di Kantor BRIN Papua, yang akan segera dipindahkan ke Cibinong, Jawa Barat. (FTOO:Jimi/Cepos)

Dampak Perubahan Fungsi Kantor BRIN Papua Terhadap Koleksi Arkeologis Papua

Balai Arkeologi Papua yang awalnya merupakan instansi unit pelaksana teknis (UPT) dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kini telah menjadi Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wilayah Papua. Seiring perubahan ini, berimbas pada rencana pemindahan ribuaan benda arkeolog yang ada tempat ini, ke luar Papua.

Laporan : Jimianus Karlodi_Jayapura

Rencana pemindahan sejumlah benda kololeksi arkeologi Papua ini, memang sudah dipersiapkan. Bahkan, ditargetkan pada Deember 2024 mendatang ribuan benda bersejarah ini akan dipindah ke Cibinong, Jawa barat.

   Alasan  pemindahan ini, karena kantor tersebut bukan lagi sebagai kantor riset, tetapi sudah menjadi Kawasan Kerja Bersama BRIN atau Co-working Space (CWS) Jayapura.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN Erlin Novita I Djami (FOTO: Jimi/cepos)

    Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN Erlin Novita I Djami, Rabu (11/7) saat ditemui,  membenarkan adanya rencana pemindahan benda-benda arkeologi itu. Dengan alasan tersebut, pihaknya melakukan pemindahan terhadap semua benda-benda arkeologi tersebut di Cibinong, Bogor Jawa Barat.

   “Perubahan fungsi kantor, kantor sudah bukan lagi kantor seperti dulu. Bukan lagi kantor riset, tetapi sudah menjadi Kawasan Kerja Bersama BRIN atau Co-working Space (CWS). Jadi hanya sebagai tempat kerja, bukan lagi sebagai tempat penyimpanan,” kata Erlin kepada Cenderawasih Pos, Kamis (11/7).

   Karena perubahan fungsi kantor, dan tidak ada lagi tempat penyimpanan benda-benda bersejarah itu. Sehingga BRIN mengambil langkah untuk memindahkan benda berharga tersebut ke Cibinong Jawa Barat. Tidak hanya itu, tempat tersebut dijadikan sebagai tempat penelitian dari berbagai bidang Ilmu diantaranya, Pertanian, kesehatan, arkeologi dan beberapa lainnya.

   “Pemindahan Artefak itu yang ada di balai sini saja, karena sudah ada perubahan fungsi kantor kami ini menjadi tempat kerja, bukan tempat penyimpanan. Sementara tempat penyimpanan sudah disiapkan di Cibinong, Jawa Barat,” jelas Erlin.

   Erlin menambahkan alasan benda bersejarah itu dipindahkan ke Cibinong, Jawa Barat,  tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk penyimpan, tetapi juga sebagai tempat pusat riset arkeologi bagi semua orang. Karena itu,  masyarakat di seluruh Indonesia dapat mengunjungi dan menempuh ilmu di daerah itu. Ia menyebut kebijakan itu dilakukan oleh BRIN Pusat, sementara itu, ia bersama rekan-rekan hanya sebagai pelaksana di lapangan.

   “Alasan lain adalah perawatan, sehingga benda-benda arkeologi yang ada di sini tidak ada perawatannya, jadi semua perawatan akan terkonsentrasi di satu tempat. Kami hanya sebagai pelaksana di lapangan, kalau ingin lebih jauh untuk mengetahuinya bisa hubungi pengambil kebijakan di Jakarta,” terangnya.

   Untuk pemindahan tersebut, Erlin sampaikan bahwa sudah masuk dalam program kegiatan BRIN. Untuk Papua akan dijadwalkan pada bulan Desember 2024 mendatang dan beberapa wilayah lainnya telah melakukan hal itu seperti di KKE Gedong kuning Yogyakarta, Laboratorium Arkeologi Gunung Sewu, Pacitan Jawa Timur, Laboratorium Arkeologi  Plawangan Rembang Jawa Tengah.

  Selain itu,  Laboratorium Arkeologi Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, PKB Palembang, Sumatera Selatan, PKB Denpasar, Penyimpanan Artefak Gianyar dan Gilimanuk, Bali, Tempat Penyimpanan Artefak Ruteng, Manggarai Flores, NTT, KKB Medan, Sumatera Utara, Laboratorium Arkeologi Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, KKB Banjarbaru Kalimantan Selatan, KKB Makassar, Sulawesi Selatan, KKB Manado, Sulawesi Utara, KKB Ambon dan Pulau Banda, Maluku serta KKB Jayapura, Papua yang di Jadwalkan BRIN diangkut pada 16 Desember 2024.

   Lebih lanjut Erlin sampaikan bahwa, terkait dengan rencana pemindahan semua koleksi benda-benda arkeologi Papua ke Cibinong itu. Tidak sedikit masyarakat Papua dari berbagai lapisan yang menolak dengan rencanan BRIN tersebut. Di satu sisi ia tidak bisa menolak dengan itu, karena yang mengambil kebijakan ada di pusat.

   Ia mengaku, Itu merupakan posisi sulit pihaknya di daerah. Di lain sisi tidak tega apabila rencana itu nantinya akan terjadi. Tetapi mau bagaimana lagi, semua keputusan ada di BRIN pusat. Ia berharap peran pemerintah dan lembaga terkait untuk sama-sama mencari solusi. Erlin menyebut BRIN akan membuka pintu bagi dinas dan lembaga terkait dan juga masyarakat untuk berdialog atau berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar.

   Di tempat yang sama Erlin sampaikan bahwa, benda arkeologis yang bersifat fragmentaris atau portable (mudah dipindah-pindahkan), dan struktur itu sebanyak kurang lebih 6000, yang terdiri dari peninggalan masa Prasejarah, Sejarah, dan Etnografi.

   Terkait dengan hal itu Ia tidak menjelaskan lebih detail, tetapi yang pasti, pada masa prasejarah terdapat temuan peninggalan leluhur diantaranya, gerabah, alat-alat dari tulang, sisa-sisa makanan, kerang, dan tulang manusia. Sementara pada masa sejarah lebih ke peninggalan seperti, Bekas bom, sisa-sisa peluru, botol-botol yang mengkisahkan peristiwa pada saat itu atau perang dunia II.

   Sebagai periset Papua, Erlin berharap masyarakat, pemerintah maupun dari BRIN bisa menemukan jalan terbaik atau kesepakatan bersama yang tidak merugikan dan menguntungkan pihak manapun. “Saya juga sayang, itukan hasil riset kebudayaan kita yang harusnya kita jaga, hormati, hargai, dan sangat disayangkan jika itu menjadi sumber masalah di masyarakat,” tutupnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version