Site icon Cenderawasih Pos

Beberapa Produsen Alat Musik hingga Musisi Banyak yang Menghubungi

Sembilan bocah duduk di bangku kayu. Berpayung rindangnya pohon mangga di halaman sekolah mereka, di SDN Betet 3. Masing-masing memegang alat musik, yang menunggu waktu mereka mainkan.

Berawal dari Eskul Gitar, Band Bocah SD ini Pun viral di Jagad Maya

Usia mereka masih belasan tahun, baru duduk di bangku sekolah dasar. Tapi, soal musikalitas, jangan ditanya lagi. Lagu tricky semacam milik grup band Payung Teduh pun dengan indah mereka mainkan.

AYU ISMA, Kota, JP Radar Kediri

Sembilan bocah duduk di bangku kayu. Berpayung rindangnya pohon mangga di halaman sekolah mereka, di SDN Betet 3. Masing-masing memegang alat musik, yang menunggu waktu mereka mainkan.

  Satu di antaranya sudah asyik memetik senar gitar. Memainkan nada intro lagu berjudul ‘Untuk Perempuan yang Sedang di Pelukan’. Intro lagu tenar milik grup musik Payung Teduh (kini bernama Parade Hujan) itu dimainkan oleh Raditya Abrar.

  Wajah gitaris 12 tahun ini datar. Tapi, petikan gitarnya mampu membuat hanyut yang mendengarkan. Apalagi, disambung ketukan drum pad Guntur, yang menjadi penanda masuknya instrumen lain, gitar, keyboard, hingga vokal.

  Selain Raditya dan Guntur, personel band bocah, yang bernama Shankara, ini adalah Varo, Derrick, Danu, Ashika, Lyrica, Laila, dan Alya. Kemampuan bermusik mereka yang memang bagus ditandai dengan viralnya video mereka di TikTok. Sudah dilihat oleh 4,6 juta orang!

   Komentar pada aksi band bocah ini pun mencapai ribuan. Kebanyakan menyiratkan keheranannya dengan kemampuan anak kecil yang bisa memainkan melodi lagu indie yang terkenal tricky itu. Sebagian lagi kagum dengan guru-guru yang memfasilitasi bakat siswa yang tidak setengah-setengah.

  “Saya mulai belajar baru sekitar satu tahun yang lalu,” ucap Guntur, sang drummer.

Ya, rata-rata para bocah ini baru mulai belajar memainkan instrumen musik. Derrick misalnya, pemain bass ini bahkan harus ‘rela’ memainkan bas gitar yang lebih besar dari tubuh 11 tahunnya. Beberapa kali, ketika jeda antarlagu, dia pun meniupi jemarinya. Seperti menghilangkan panas akibat menekan chord bas yang lebih tebal dari gitar melodi itu.

  “Yang ngajarin Pak Wafi,” akunya.

Nama yang disebut sang bassist itu adalah Frick Varian Alwafi. Guru kelas IV yang merangkap pembina ekstra-kurikuler band. Pria ini adalah tokoh di balik kepiawaian para bocah ini. Yang menuntun mereka menguasai beragam instrumen musik modern.

“Awalnya dari ekstra gitar yang dibentuk Agustus 2023. Seiring waktu, anak-anak mulai saya ajarkan chord dasar sampai yang agak susah. Dan awalnya hanya dipersiapkan untuk tampil di acara perpisahan sekolah,” ujar pria ini bercerita.

  Dari situ, muncullah potensi musik anak didiknya. Mulai keyboardist, vokalis, drummer, hingga seniman keroncong. Pria 29 tahun itupun mulai mengajarkan berbagai teknik bermusik.

“Memang fokusnya main tekniknya dulu. Bukan langsung cover lagu macam-macam,” terangnya.

Video yang viral itu adalah sesi latihan untuk acara perpisahan yang dia unggah di media social. Langsung mendapat perhatian banyak netizen. Akun TikTok yang awalnya hanya memiliki 400-an pengikut melonjak hingga mencapai empat ribu pengikut.

   Paling membanggakan bagi mereka adalah reaksi sang penyanyi asli. Yang sampai mengunggah ulang video tersebut!

“Sampai teman saya yang musisi juga bilang, eh ini ada viral band anak SD. Terus saya jawab, Ya itu muridku,” ucapnya, kemudian disusul tawa.

   Setelah video tersebut viral, beberapa produsen alat musik hingga musisi banyak yang menghubungi. Respon yang membanggakan. Sekaligus menjadi suntikan semangat bagi para pelajar SD itu.

   “Anak-anak juga pada dasarnya senang musik. Malah yang ngajak latihan di hari libur gitu juga mereka biasanya. Atau terkadang setelah pulang sekolah atau jam istirahat. Latihannya ya di sini,” tuturnya sambil menunjuk tempat di  halaman sekolah, di bawah rindang pohon mangga.

   Awalnya, anak-anak itu memang tidak langsung diajarkan untuk membawakan lagu-lagu tenar. Melainkan mulai dari lagu dengan kunci sederhana, seperti lagu nasional. Sampai saat ini, lagu-lagu legendaris seperti milik Koes Plus juga sudah bisa mereka bawakan.

  “Waktu latihan lagunya yang viral ini juga awalnya saya arahkan untuk pakai chord yang mudah. Tapi karena suara vokalisnya tinggi, akhirnya harus pakai nada asli yang lebih susah. Dan ternyata anak-anak juga bisa,” pujinya. (fud)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version