Site icon Cenderawasih Pos

Soal Mahasiswa Exodus, Kapolda Masih Berharap Peran Pemda

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw

SENTANI- Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan sampai saat ini pihaknya masih menaruh harapan lebih kepada pemerintah daerah dan kota di Papua terkait fenomena kepulangan mahasiswa atau mahasiswa eksodus dari sejumlah kota studi di Indonesia.
“Bupati dan wali kota tetap kita imbau supaya mereka bekerja keras untuk tetap mengimbau  mahasiswa, ade ade kita, supaya  mereka segera kembali ke kota study,” ungkap Paulus Waterpauw menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos di sela-sela  kunjunganya ke posko pengungsi di Rindam XVII/Cenderawasih, Kamis (3/10).
Meski begitu pihaknya tidak pernah tinggal diam menyikapi persoalan itu. Sejauh ini kepolisian juga terus berupaya mengimbau seluruh mahasiswa exodus untuk segera kembali ke tempat kuliahnya masing-masing.

untuk menyikapi persoalan ini diakuinya peran pemerintah daerah di seluruh Papua sangat besar. Hal ini karena berkaitan dengan pembiayaan seluruh mahasiswa ini ditanggung oleh pemerintah daerah.
“Untuk mahasiswa eksodus  sementara ini kepolisian baru sebatas mengimbau,  melalui kepala daerah. Baik bupati maupun wali kota. Karena yang bertanggung  jawab untuk memberikan beasiswa terhadap mahasiswa inikan, pemerintah daerah,” tandasnya.

 “Saya pikir mereka nanti tahu sendiri tentang keadaan itu. Seperti apa sebenarnya dan siapa yang mengajak mereka ke sini. Saat mereka ada di sini seharusnya mereka sudah bisa melihat, tetapi ini tidak ada apa-apanya,” sambungnya. 

Waterpauw juga mempertanyakan oknum mahasiswa yang memilih tidak mau melanjutkan studinya.  Seharusnya mahasiswa tidak boleh meninggalkan tempat kuliah  karena studi berkaitan dengan jaminan masa depan mereka. 

Untuk itu, dia berharap  seluruh mahasiswa eksodus segera kembali ke tempat studinya masing-masing guna melanjutkan perkuliahan. Karena menurutnya, berkaitan dengan persoalan rasialisme yang sempat menjadi perhatian publik dan kemudian memicu reaksi keras dari masyarakat Papua, sebenarnya  saat ini sudah ditangani dengan baik oleh Kepolisian. 

“Artinya tidak bisa lagi konyol, lalu kemudian menepuk dada dan mengatakan saya begini, nda usah. Kembali saja ke tempat kuliah. Karena baik pemerintah maupun aparat aparat yang ada di beberapa kota  itu bersungguh-sungguh menjaga keamanan. Penegak hukum, bapak ibu gubernur yang ada di kota studi sudah menjamin keamanan itu. Ikuti dan patuhi saja,” tegasnya.
Kemudian di sana nanti akan disinergikan. Sehingga tidak usah lagi, terlalu marah dengan keadaan itu. “Marah itu kira kira 1×24 jam cukup,” tutupnya.(roy/nat)

Exit mobile version