Site icon Cenderawasih Pos

Tolak Aksi Anarkis di Tanah Tabi!

TANDATANGAN: Ketua forum Kepala Daerah setanah Tabi, Mathius Awoitauw, SE,.M.Si saat menandatangan pernyataan sikap pemerintah dan masyarakat adat sebagai respons demo anarkis di Kota Jayapura, di Hotel Grand Alison Sentani, Selasa (3/9). ( FOTO : Robert Mboik/Cepos)

SENTANI-Forum Kepala Daerah Se-Tanah Tabi dan tokoh masyarakat adat  dari empat kabupaten di Tanah Tabi  menggelar pertemuan dan dialog bersama dalam rangka menyikapi demo anarkis yang terjadi di Papua khususnya  di Kota Jayapura, Kamis (29/8), lalu. 

Mereka sepakat untuk menyatakan sikap bahwa pemerintah dan masyarakat se Tanah Tabi menolak dengan tegas upaya upaya dan aksi demo anarkis di wilayah tanah Tabi, Papua.

Ketua Forum Kepala Daerah se-Tanah Tabi yang juga Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, SE.,  M.Si., mengatakan, pertemuan yang digelar itu dilandasi oleh semangat kebersamaan yang dibangun baik dari pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan paguyuban yang tersebar di empat wilayah pemerintahan di tanah Tabi. Untuk mendukung sepenuhnya terwujudnya tanah Tabi yang damai dan tidak mengenal budaya anarkis. Dalam menyampaikan pendapat di muka umum yang justru memicu perpecahan dan kedamaian di Papua khususnya di wilayah Tabi.

“Wilayah Tabi ini mulai dari perbatasan Papua Nugini sampai di Kali Mamberamo Kabupaten Mambramo Raya. Dulu merupakan satu wilayah pemerintahan dan satu wilayah adat.  Apa yang terjadi hari ini di Papua, masyarakat Tabi merasa ini adalah sesuatu yang aneh. Karena cara-cara yang dilakukan di luar kebiasaan dan adat istiadat masyarakat Tabi,” tegas Mathius Awoitauw kepada wartawan di Sentani, Selasa (3/9).

Dia mengatakan, aksi demo anarkis yang terjadi beberapa waktu lalu itu merupakan tindakan yang sangat mencederai budaya dan adat istiadat masyarakat Tabi. Dimana masyarakat Tabi memiliki budaya dan adat istiadat dalam  hal menyampaikan pendapat atau keperluan lainnya dalam kehidupan bersama. 

“Segala keputusan dan kepentingan biasanya  dibicarakan di para para adat oleh ondoafi, kepala suku. Kemudian baru keluar perintah karena keputusan dan perintah tertinggi ada pada Ondoafi,” tegasnya.

Oleh karena itu lanjut dia, masyarakat adat dan pemerintah daerah se-tanah Tabi   telah menyatakan sikap bahwa masyarakat Adat dan pemerintah sangat menyayangkan tindakan dan perbuatan anarkis di Tanah Papua. Kemudian, pemerintah dan masyarakat Tabi tidak ingin Tanah Tabi dijadikan sebagai pelampiasan kebencian dan permusuhan serta menolak dengan keras segalah tindakan dan upaya  menjadikan kota dan Kabupaten Jayapura sebagai basis kekerasan konflik antara masyarakat dan pemerintah 

“Masyarakat  Tabi tidak boleh diintervensi oleh kekuatan apapun untuk kepentingan orang lain di tanah ini. Seluruh elemen maayarakat di tanah Tabi ingin menyampaikan, aksi demo anarkis yang baru terjadi di Papua secara khusus di kota Jayapura  merupakan agenda yang datang dari luar. Dengan demikian semua elemen masyarakat Tabi dengan tegas menolaknya,” pungkasnya. 

Sementara itu, ketua LMA Port Numbay yang mewakili masyarakat Adat di Tanah Tabi, George Awi  mengajak segenap masyarakat adat di tanah Tabi. Untuk memahami dengan baik dan benar tata cara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya dalam hidup berdemokrasi. “Mari kita hidup berbangsa dan bernegara yang baik berdasarkan nilai-nilai moral yang ada dan terpelihara di dalam masyarakat,” tambahnya. (roy/nat)

Exit mobile version