Friday, April 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Menurunkan Angka Stunting Membutuhkan Kerjasama Seluruh Masyarakat

JAYAPURA – Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Provinsi Papua, Djonny Suwuh menyampaikan, angka prevalensi stunting di Papua hingga akhir 2022 mencapai 29,6 persen. Sehingga itu, edukasi pemberian makanan bergizi seimbang menjadi penting untuk menekan angka stunting tersebut.

Menurut Djonny, untuk menurunkan angka stunting di Papua membutuhkan kerjasama seluruh masyarakat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan edukasi gizi seimbang. Sebab, banyak masyarakat yang belum paham, mengerti dan mengetahui.

“Banyak warga yang kurang mendapat informasi gizi seimbang terlebih di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Maka itu, semua stakeholder bahkan seluruh pengambil kebijakan tidak boleh berhenti, bahkan semakin meningkatkan edukasi gizi seimbang,”tegasnya.

Baca Juga :  Jemput Bola Perekaman e-KTP di Papua

Dikatakan, upaya menurunkan angka stunting membutuhkan waktu yang panjang karena harus meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri. Jika kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi seimbang tidak ada, maka tingkat keberhasilan menekan stunting sangat kecil. Sebagaiman, untuk meningkatkan kesadaran perlu pemahaman yang berulang sehingga timbul kesadaran. Contohnya, masyarakat sadar bisa menggunakan bahan pangan lokal dan memanfaatkannya dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

“Peringatan Hari Gizi Nasional tahun 2023 ini diharapkan menjadi momentum bagi seluruh instaksi terkait untuk meningkatkan kualitasi gizi keluarga, terutama kepada ibu hamil dan anak berusia 0 sampai 2 tahun. Untuk menurunkan stunting maka ibu hamil dan anak harus ditingkatkan gizinya melalui pemberian makanan bergizi seimbang. Melalui Hari Gizi Nasional ini, kami dorong cegah stunting dengan mengonsumsi protein hewani,”Pungkasnya. (fia/gin)

Baca Juga :  Netralitas ASN Telah Diamanatkan Dalam Undang-Undang

JAYAPURA – Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya BKKBN Provinsi Papua, Djonny Suwuh menyampaikan, angka prevalensi stunting di Papua hingga akhir 2022 mencapai 29,6 persen. Sehingga itu, edukasi pemberian makanan bergizi seimbang menjadi penting untuk menekan angka stunting tersebut.

Menurut Djonny, untuk menurunkan angka stunting di Papua membutuhkan kerjasama seluruh masyarakat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan edukasi gizi seimbang. Sebab, banyak masyarakat yang belum paham, mengerti dan mengetahui.

“Banyak warga yang kurang mendapat informasi gizi seimbang terlebih di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Maka itu, semua stakeholder bahkan seluruh pengambil kebijakan tidak boleh berhenti, bahkan semakin meningkatkan edukasi gizi seimbang,”tegasnya.

Baca Juga :  Penolakan Pengesahan RUU Tiga Provinsi Masih Muncul

Dikatakan, upaya menurunkan angka stunting membutuhkan waktu yang panjang karena harus meningkatkan kesadaran masyarakat itu sendiri. Jika kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi seimbang tidak ada, maka tingkat keberhasilan menekan stunting sangat kecil. Sebagaiman, untuk meningkatkan kesadaran perlu pemahaman yang berulang sehingga timbul kesadaran. Contohnya, masyarakat sadar bisa menggunakan bahan pangan lokal dan memanfaatkannya dengan maksimal untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

“Peringatan Hari Gizi Nasional tahun 2023 ini diharapkan menjadi momentum bagi seluruh instaksi terkait untuk meningkatkan kualitasi gizi keluarga, terutama kepada ibu hamil dan anak berusia 0 sampai 2 tahun. Untuk menurunkan stunting maka ibu hamil dan anak harus ditingkatkan gizinya melalui pemberian makanan bergizi seimbang. Melalui Hari Gizi Nasional ini, kami dorong cegah stunting dengan mengonsumsi protein hewani,”Pungkasnya. (fia/gin)

Baca Juga :  Siap Bantu Kirim Logistik Pemilu ke Wilayah Sulit Dijangkau

Berita Terbaru

Artikel Lainnya