Friday, April 26, 2024
25.7 C
Jayapura

Pemprov Papua Akui Minat Petani Kurang Tanam Kacang Kedelai

JAYAPURA – Meski harga kacang kedelai impor mengalami kenaikan harga yang berhimbas pada naiknya harga tempe dan tahu di pasaran, hal tersebut tidak dapat menarik perhatian petani lokal Papua untuk menanam kedelai.

Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua mengakui bahwa meski potensi perkebunan kedelai di Papua ada namun minat petani sangat kecil.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Samuel Siriwa menjelaskan minat para petani lokal Papua untuk menanam kedelai nampaknya tidak begitu bagus jika dibandingkan dengan era tahun 1990-an yang mana Kerom dan daerah lainnya merupakan daerah produksi kedelai.

“Namun dikarenakan biaya produksi kacang kedelai cukup tinggi, dan jika para petani berproduksi nantinya industri pengolahan tempe dan tahun di Papua kesulitan bahkan tidak mau untuk membeli dari petani lokal, karena selisih harga, dengan demikian maka mengurangi semangat petani untuk menanam kedelai,”Katanya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (18/5) kemarin.

Baca Juga :  Usulan Hentikan Bansos Jelang Pilkada Dinilai Tidak Efektif

Lanjutnya, di Papua sekarang ini pertanian kedelai hampir kurang  diminati oleh petani karena faktor  biaya produksinya sangat tinggi sehingga saat menjual sulit dibeli oleh industri tahu dan  tempe.

“Selain itu,  para petani juga habis panen mereka tidak berusaha untuk tanam kembali tidak seperti para petani di pulau Jawa, bahkan ketika kita ulang-ulang menyampaikan, tetapi tidak dilakukan oleh petani,” terangnya.

Lanjutnya, petani lebih cenderung menanam tanaman yang cepat panen dan laris dipasaran seperti sayur mayur, cabai rawit dan sebagainya. (ana/gin)

JAYAPURA – Meski harga kacang kedelai impor mengalami kenaikan harga yang berhimbas pada naiknya harga tempe dan tahu di pasaran, hal tersebut tidak dapat menarik perhatian petani lokal Papua untuk menanam kedelai.

Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua mengakui bahwa meski potensi perkebunan kedelai di Papua ada namun minat petani sangat kecil.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Samuel Siriwa menjelaskan minat para petani lokal Papua untuk menanam kedelai nampaknya tidak begitu bagus jika dibandingkan dengan era tahun 1990-an yang mana Kerom dan daerah lainnya merupakan daerah produksi kedelai.

“Namun dikarenakan biaya produksi kacang kedelai cukup tinggi, dan jika para petani berproduksi nantinya industri pengolahan tempe dan tahun di Papua kesulitan bahkan tidak mau untuk membeli dari petani lokal, karena selisih harga, dengan demikian maka mengurangi semangat petani untuk menanam kedelai,”Katanya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (18/5) kemarin.

Baca Juga :  Prediksi Meksiko U-17 vs Jerman u-17, Gengsi Penguasa Eropa dan CONCACAF

Lanjutnya, di Papua sekarang ini pertanian kedelai hampir kurang  diminati oleh petani karena faktor  biaya produksinya sangat tinggi sehingga saat menjual sulit dibeli oleh industri tahu dan  tempe.

“Selain itu,  para petani juga habis panen mereka tidak berusaha untuk tanam kembali tidak seperti para petani di pulau Jawa, bahkan ketika kita ulang-ulang menyampaikan, tetapi tidak dilakukan oleh petani,” terangnya.

Lanjutnya, petani lebih cenderung menanam tanaman yang cepat panen dan laris dipasaran seperti sayur mayur, cabai rawit dan sebagainya. (ana/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya