JAYAPURA – Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua meminta warga menghentikan aktifitas perambahan liar di kawasan hutan untuk mencegah terjadinya bencana banjir maupun longsor.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, Jan Jap Ormuseray menyampaikan, perambahan di lereng tebing dan daerah perbukitan yang dilakukan warga tidak terkontrol.
“Jadi ketika terjadi hujan dapat menyebabkan banjir dan lainnya,” kata Jan.
Disampaikan, menjaga kawasan hutan dari aktifitas perambahan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, tapi juga seluruh komponen masyarakat haru ikut terlibat.
“Seluruh warga harus bersama-sama menjaga supaya tidak ada perambahan dan peladangan pada tempat yang tidak seharusnya,” tegasnya.
Menurut Jan, dengan terjaganya kawasan hutan ini maka jika terjadi hujan dan lainnya dapat meminimalisir timbulnya bencana bagi warga setempat.
“Kepada masyarakat agar selalu menjaga hutan dengan tidak melakukan perambahan sembarang. Mari jaga hutan untuk anak cucu kita kedepannya,” pungkasnya. (fia/gin)
JAYAPURA – Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua meminta warga menghentikan aktifitas perambahan liar di kawasan hutan untuk mencegah terjadinya bencana banjir maupun longsor.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua, Jan Jap Ormuseray menyampaikan, perambahan di lereng tebing dan daerah perbukitan yang dilakukan warga tidak terkontrol.
“Jadi ketika terjadi hujan dapat menyebabkan banjir dan lainnya,” kata Jan.
Disampaikan, menjaga kawasan hutan dari aktifitas perambahan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, tapi juga seluruh komponen masyarakat haru ikut terlibat.
“Seluruh warga harus bersama-sama menjaga supaya tidak ada perambahan dan peladangan pada tempat yang tidak seharusnya,” tegasnya.
Menurut Jan, dengan terjaganya kawasan hutan ini maka jika terjadi hujan dan lainnya dapat meminimalisir timbulnya bencana bagi warga setempat.
“Kepada masyarakat agar selalu menjaga hutan dengan tidak melakukan perambahan sembarang. Mari jaga hutan untuk anak cucu kita kedepannya,” pungkasnya. (fia/gin)
