Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Bersedia jadi Salah Satu Penerima Vaksin Pertama di Papua

kepala DPPAD Provinsi Papua, Christian Sohilait

JAYAPURA- Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes., menyebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan kepercayaan publik akan keamanan dan kehalalan vaksin, pelaksanaan vaksinasi akan didahului dengan pemberian kepada sekitar kurang lebih 10 pimpinan dan tokoh daerah.

“Pimpinan dan tokoh daerah ini terdiri dari unsur pejabat publik di daerah untuk Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati/Wali Kota, Pangdam, Kapolda, Pimpinan DPRP, Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit Rujukan Covid 19, Pengurus Asosiasi Tenaga Kesehatan, dan Key Leader Kesehatan Daerah, serta perwakilan Organisasi Masyarakat dan Organisasi Agama di daerah,” sebut dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes., dalam surat edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan kepada pemerintah tingkat provinsi, Jumat (8/1) lalu.

Baca Juga :  Aprindo dan Pemprov Pastikan Stok Minyak Goreng Aman

Demikian, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, bersedia untuk menjadi satu dari 10 pimpinan dan tokoh daerah di Papua yang divaksin terlebih dahulu.

“Saya sudah dihubungi apakah bersedia menerima vaksin. Saya bersedia dengan catatan teman-teman kesehatan melihat sendiri kondisi saya secara fisik, apakah memenuhi standar yang disyaratkan oleh teman-teman Kementerian Kesehatan,” jelas Christian Sohilait, Senin (11/1) kemarin.

“Saya mendengar ada 10 orang yang divaksin dan saya sudah sampaikan tidak ada masalah. Kepala OPD hampir semua sudah kena (Covid-19, sehingga saya siap melakukan pemeriksaan mulai dari tensi hingga yang lainnya. Kalau saya dinyatakan siap, akan saya lakukan,” sambungnya.

Baca Juga :  BPBD Provinsi Papua Bakal Memperkuat Sistem Peringatan Dini Bencana

Sohilait mengaku telah mendapatkan informasi perihal vaksinasi yang dilakukan dua kali, di mana vaksinasi kedua akan dilakukan 14 hari setelah vaksinasi yang pertama.

“Lalu, mereka sampaikan kepada petugas yang lakukan vaksin itu agar tidak salah. Kalau salah, itu bisa gagal. Vaksinnya sendiri pun harus ada di suhu tertentu. Jadi, tidak boleh di luar suhu itu. Kalau sampai vaksin di luar suhu itu, maka itu menjadi masalah bagi kami relawan,” pungkasnya. (gr/ary)

kepala DPPAD Provinsi Papua, Christian Sohilait

JAYAPURA- Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes., menyebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan kepercayaan publik akan keamanan dan kehalalan vaksin, pelaksanaan vaksinasi akan didahului dengan pemberian kepada sekitar kurang lebih 10 pimpinan dan tokoh daerah.

“Pimpinan dan tokoh daerah ini terdiri dari unsur pejabat publik di daerah untuk Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati/Wali Kota, Pangdam, Kapolda, Pimpinan DPRP, Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit Rujukan Covid 19, Pengurus Asosiasi Tenaga Kesehatan, dan Key Leader Kesehatan Daerah, serta perwakilan Organisasi Masyarakat dan Organisasi Agama di daerah,” sebut dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes., dalam surat edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan kepada pemerintah tingkat provinsi, Jumat (8/1) lalu.

Baca Juga :  BPBD Provinsi Papua Bakal Memperkuat Sistem Peringatan Dini Bencana

Demikian, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, bersedia untuk menjadi satu dari 10 pimpinan dan tokoh daerah di Papua yang divaksin terlebih dahulu.

“Saya sudah dihubungi apakah bersedia menerima vaksin. Saya bersedia dengan catatan teman-teman kesehatan melihat sendiri kondisi saya secara fisik, apakah memenuhi standar yang disyaratkan oleh teman-teman Kementerian Kesehatan,” jelas Christian Sohilait, Senin (11/1) kemarin.

“Saya mendengar ada 10 orang yang divaksin dan saya sudah sampaikan tidak ada masalah. Kepala OPD hampir semua sudah kena (Covid-19, sehingga saya siap melakukan pemeriksaan mulai dari tensi hingga yang lainnya. Kalau saya dinyatakan siap, akan saya lakukan,” sambungnya.

Baca Juga :  Pemprov Terima Pemghargaan Atas Capaian WTP

Sohilait mengaku telah mendapatkan informasi perihal vaksinasi yang dilakukan dua kali, di mana vaksinasi kedua akan dilakukan 14 hari setelah vaksinasi yang pertama.

“Lalu, mereka sampaikan kepada petugas yang lakukan vaksin itu agar tidak salah. Kalau salah, itu bisa gagal. Vaksinnya sendiri pun harus ada di suhu tertentu. Jadi, tidak boleh di luar suhu itu. Kalau sampai vaksin di luar suhu itu, maka itu menjadi masalah bagi kami relawan,” pungkasnya. (gr/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya