Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Perlunya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan KLB DBD di Asmat

JAYAPURA – Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Aaron Rumainum  mengatakan perlunya pemberdayaan masyarakat dan pelibatan sebanyak mungkin lintas sektor dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Asmat.

Hal ini seiring dengan adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Asmat yang kini menjadi 47 kasus.

“Terutama dalam hal pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus dan gerakan 1 rumah 1 juru pemantau jentik,” kata dr Aaron kepada Cenderawasih Pos.

Dikatakan, kendati belum nampak tanda tanda berbahaya karena memang sebagian besar 33 kasus sembuh sendri dan 1 meninggal. Namun bukan berarti kasus ini dianggap remeh. Harus persiapan sejak dini

Baca Juga :  Pemprov Imbau Warga Manfaatkan Sisa Waktu Pembebasan Denda PKB

“Persiapan bukan ada api bari kita padamkam api. Kami ingin membangkitkan kesadaran masyarakat supaya setiap 1 rumah ada 1 pemantau jentik nyamuk, karena lebih baik kita bunuh jentik nyamuknya ketimbang disemprot,”Pungkasnya.

Terkait dengan KLB di Asmat, pihaknya melakukan penyuluhan PSN 3 M Plus dan Jumantik komunikasi resiko, praktek cek jentik, praktek taburkan larvasida tablet BTI Monson ke penampungan air yg ada jentik,  ke BKO Apter TNI, Pendeta Gereja Protestan Indonesia dan Wakil Ketua Majelis GKI, Minggu (10/7). (fia/gin)

JAYAPURA – Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Aaron Rumainum  mengatakan perlunya pemberdayaan masyarakat dan pelibatan sebanyak mungkin lintas sektor dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Asmat.

Hal ini seiring dengan adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue di Kabupaten Asmat yang kini menjadi 47 kasus.

“Terutama dalam hal pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus dan gerakan 1 rumah 1 juru pemantau jentik,” kata dr Aaron kepada Cenderawasih Pos.

Dikatakan, kendati belum nampak tanda tanda berbahaya karena memang sebagian besar 33 kasus sembuh sendri dan 1 meninggal. Namun bukan berarti kasus ini dianggap remeh. Harus persiapan sejak dini

Baca Juga :  Covid-19, Penerapan Aplikasi Penerimaan Siswa Baru Sangat Evisien

“Persiapan bukan ada api bari kita padamkam api. Kami ingin membangkitkan kesadaran masyarakat supaya setiap 1 rumah ada 1 pemantau jentik nyamuk, karena lebih baik kita bunuh jentik nyamuknya ketimbang disemprot,”Pungkasnya.

Terkait dengan KLB di Asmat, pihaknya melakukan penyuluhan PSN 3 M Plus dan Jumantik komunikasi resiko, praktek cek jentik, praktek taburkan larvasida tablet BTI Monson ke penampungan air yg ada jentik,  ke BKO Apter TNI, Pendeta Gereja Protestan Indonesia dan Wakil Ketua Majelis GKI, Minggu (10/7). (fia/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya