Site icon Cenderawasih Pos

10 Sifat Maskulin Bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, Pria Muslim Wajib Tahu!

sepuluh karakteristik maskulinitas yang berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah./Pixabay

KONSEP maskulinitas adalah salah satu konsep yang sudah mengakar kuat dalam Islam. Ini adalah konsep yang positif dan tidak mengandung toksisitas.

Belakangan ini, citra seorang pria telah terdistorsi dan kebanyakan orang tidak dapat mengidentifikasi siapa pria sebenarnya.

Ada penurunan dalam hal teladan laki-laki yang bisa ditiru oleh laki-laki muda. Dan kekosongan ini tidak hanya terjadi di dunia Muslim tetapi juga merupakan pandemi fenomenal di seluruh dunia.

Kenyataan yang menyedihkan adalah laki-laki berjuang untuk mendefinisikan maskulinitas, terutama generasi baru.

Maskulinitas sejati yang juga dikenal sebagai Rujoolah dalam istilah Islam adalah tentang menjadi khalifah Allah di muka bumi dan memenuhi tujuan keberadaan Anda.

Bagian terbaiknya adalah, sebagai umat muslim kita memiliki teladan yang sangat baik dalam gaya hidup Nabi kita tercinta Muhammad saw.

Dilansir dari medium.com, Minggu (24/3), setidaknya ada sepuluh karakteristik maskulinitas yang berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah yang perlu para pria Muslim terapkan.

  1. Memiliki prioritas hidup

Ketahuilah tujuan keberadaan Anda, dan itu tidak lain hanyalah ibadah kepada Tuhan Anda. Tidak peduli seberapa jauh kesalahan Anda, masih ada kesempatan bagi Anda untuk mengubah cara Anda sebelum kematian menjemput.

Bertobatlah dan perbarui iman Anda. Fokus kembali pada tujuan Anda dan sisakan kekuatan Anda untuk mengabdi kepada Allah.

Susun jadwal harian Anda seputar salat — salat lima waktu. Kesibukan Anda mungkin membuat salat menjadi lebih sulit. Namun, salat membuat kehidupan yang sibuk menjadi lebih mudah.

Fokus pada karir Anda dan jadilah sukses dalam hal itu. Dengan ini, Anda dapat menikmati yang terbaik dari kedua sisi, dunia dan akhirat.

Allah berfirman:

Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan mereka harus beribadah kepada-Ku – Quran 51[Adh-Dhariyat]:56

  1. Berhati-hati kepada Allah

Sebagai orang yang beriman, Anda past mengetahui bahwa ilmu, kehadiran, pendengaran, dan penglihatan Allah senantiasa mengelilingi Anda.

Ini akan membantu Anda untuk selalu berada dalam kesadaran diri. Anda perlu melatih perhatian dan akuntabilitas atas tindakan Anda.

Jangan menjadi pembuat alasan atau saling menyalahkan orang lain atas kekurangan Anda. Rasul Allah mengajari kita pelajaran indah ini melalui sepupunya Abdullah ibn Abbas ketika dia menegurnya dengan mengatakan: Wahai Anak Muda…

“Aku akan mengajarimu beberapa kata. Berhati-hatilah pada Allah, dan Dia akan menjagamu. Ingatlah Allah, dan kamu akan menemukannya di sisimu. Jika kamu bertanya, mintalah kepada Allah. Jika Anda membutuhkan bantuan, carilah dari Allah. Ketahuilah, jika seluruh dunia berkumpul untuk membantu Anda, mereka tidak akan dapat membantu Anda kecuali jika Allah telah menetapkannya. Dan sekiranya seluruh dunia berkumpul untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu kecuali jika Allah telah memerintahkan demikian. Penanya sudah terangkat, dan halamannya sudah kering.”—Tirmidzi

  1. Mandiri

Sebagai seorang pria, belajarlah melakukan sesuatu sendiri sejak usia muda dan tidak bergantung pada orang lain. Banyak orang sering kali meminta bantuan pria, jadi Anda harus menjadi pemberi solusi, bukan pria yang tidak berharga.

Percayalah pada Allah, percayalah pada kemampuan Andaz dan yakinlah pada indahnya mimpi-mimpi Anda.Mintalah nasihat dari orang baik tetapi abaikan pendapat orang dan apa yang mereka pikirkan tentang Anda.

Sahl bin Sa’d meriwayatkan: Seorang laki-laki mendatangi Nabi dan berkata, “Ya Rasulullah, ceritakan padaku tentang suatu amalan yang akan membuat Allah mencintaiku dan orang-orang mencintaiku.” Nabi SAW bersabda, “ Tinggalkanlah kehidupan duniawi niscaya Allah akan mencintaimu. Tinggalkan apa yang dimiliki orang lain dan orang-orang akan mencintaimu .” — Ibnu Majah

  1. Kendalikan emosi Anda 

Perempuan dan anak-anak sering kali membiarkan emosi menentukan tindakan mereka karena memang hakikatnya demikian.

Namun, pria sejati adalah mereka yang bisa mengendalikan emosinya. Akan tetapi, bukan berarti mereka tidak memiliki emosi negatif seperti kesedihan dan kemarahan.

Sebagai seorang pria, Anda harus belajar bagaimana mengubah emosi negatif Anda menjadi energi positif.

Rasulullah SAW mengilustrasikan kekuatan seorang laki-laki dalam hadits Abu Huraira sebagai berikut:

Rasulullah SAW bersabda, “ Pegulat yang terkuat bukanlah pegulat yang terbaik. Sesungguhnya orang yang paling kuat adalah orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah. —Bukhari dan Muslim

  1. Tanggung Jawab 

Laki-laki adalah makhluk yang bertanggung jawab. Kelak, mereka akan menjadi seorang pelindung, pencari nafkah, dan pemimpin.

Pola ini telah ditetapkan bagi kita sebagai umat Islam dalam Al-Qur’an yang Agung. Sangat disayangkan bahwa masyarakat mencoba mendefinisikan kembali peran laki-laki.

Dengan meningkatnya jumlah suami rumah tangga dan “laki-laki perempuan”, gender maskulin semakin melemah dari hari ke hari. Beginilah cara Al-Qur’an mendefinisikan peran ini bagi kita:

Laki-laki adalah pelindung dan pemelihara perempuan karena Allah telah menjadikan salah satu dari mereka lebih unggul dari yang lain. Dan karena mereka mengeluarkan uang untuk menghidupi mereka dari kekayaan mereka. — Al-Qur’an 4[An-Nisa’]:34

  1. Menjunjung Keadilan 

Ketidakadilan dan penindasan adalah salah satu masalah utama yang melanda dunia saat ini. Dan itu semua bermula dari kepalsuan, keserakahan, dan tipu daya.

Sebagai seorang pria, Anda tidak boleh kenal takut dengan energi positif yang menunjukkan kekuatan dan tidak pernah bersikap tidak adil kepada siapa pun meskipun itu tidak menguntungkan Anda.

Jika kita semua teguh membela keadilan, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik. Allah berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman! Teguhlah menegakkan keadilan sebagai saksi bagi Allah meskipun itu terhadap dirimu sendiri, orang tuamu, atau kerabat dekatmu. Baik mereka kaya atau miskin, Allah adalah yang terbaik untuk menjamin kepentingan mereka. Maka jangan sampai keinginanmu membuatmu menyimpang dari keadilan. Jika kamu memutarbalikkan kesaksian atau menolak memberikannya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. — Al-Qur’an 4[An-Nisa’]:135
  1. Menunjukkan keberanian

Keberanian Nabi adalah gambaran dari kepemimpinan yang maskulin. Diriwayatkan oleh Anas radhiyallahu ‘anhu: Nabi saw adalah orang yang paling baik di antara manusia baik bentuk maupun akhlaknya.

Dan Nabi Muhammad adalah orang yang paling dermawan di antara mereka sekaligus juga yang paling berani di antara mereka.

Suatu ketika, pada suatu malam, penduduk Madinah merasa takut terhadap suatu suara. Maka orang-orang pun pergi ke arah suara itu, namun Nabi saw, yang telah menemui suara itu sebelum mereka, menemui mereka sambil berkata:

“Jangan takut, jangan takut,” katanya.

Saat itu, dia sedang menunggangi kuda milik Abu Thalhah. Ia telanjang tanpa pelana, dan dia membawa pedang tersandang di lehernya. Nabi saw bersabda, “Saya menemukannya (kuda) seperti laut, atau memang laut.” – Shahih al-Bukhari

  1. Pelajari cara memecahkan masalah

Laki-laki adalah pembuat solusi dan mereka seringkali merasakan perasaan senang ketika dapat memperbaiki keadaan.

Para pria diciptakan untuk menyederhanakan sesuatu, bukan memperumitnya. Anda harus memiliki pengetahuan teknis setidaknya satu keterampilan atau lebih.

Pengetahuan tentang perbaikan elektronik dasar di sekitar rumah dapat menghemat waktu, uang, dan tenaga.

Faktanya, sebagai laki-laki, Anda harus membantu mengangkat beban berat dan pekerjaan rumah lainnya jika diperlukan. Inilah contoh indah lainnya yang terlihat dari kehidupan nabi:

Hisham bin Urwah, dari ayahnya, yang berkata: Ada seorang laki-laki bertanya kepada Aisha: Apakah Rasulullah, semoga Allah memberkatinya dan memberinya kedamaian, bekerja di rumahnya? Dia berkata: Ya, Rasulullah saw, biasa meluruskan sepatunya, menjahit pakaiannya, dan bekerja di rumahnya seperti yang dilakukan orang lain. – Ahmad

  1. Tinggalkan zona nyaman Anda 

Anda harus keluar dari zona nyaman dan melakukan hal-hal yang tidak nyaman agar Anda dapat melihat pertumbuhan yang signifikan dalam hidup Anda.

Berhentilah menjadi anak Ibu atau anak mami. Sama halnya seperti yang dilakukan Rasul Allah saw yang harus meninggalkan Mekah dari tanah kelahirannya menuju Madinah tanah asing.

Migrasi inilah yang membuat sebuah perubahan. Hijrah memberi ruang bagi pertumbuhan, pembelajaran, disiplin, penemuan, keberagaman, persatuan, dan kekuatan.

Umat ​​Islam menjadi kekuatan global yang menaklukkan dunia dari kedudukan kekhalifahan di Madinah.

Intinya, sebagai pria janganlah Anda merasa takut dengan tantangan, hadapi dan atasi dengan maskulinitas positif.
  1. Mempertahankan Kebenaran 

Berbohong adalah tanda ketakutan yang menunjukkan bahwa Anda takut akan konsekuensi tindakan Anda.

Sebaliknya, kejujuran adalah kebajikan yang dianut oleh pria sejati tanpa rasa takut terhadap pengkhianat atau penindas. Pastikan Anda mengatakan kebenaran tanpa rasa takut.
***

Sumber: Jawapos

Exit mobile version