Site icon Cenderawasih Pos

Kendalikan Emosi! Jangan Sampai Kamu Marah Saat Berpuasa, Ini Tipsnya

ILUSTRASI. Marah dengan keadaan sekitar. (Pinterest)

BERPUASA dalam pengertiannya yaitu menahan diri. Dalam arti luas definisi puasa bukan hanya tentang menahan makan dan minum, akan tetapi juga menahan dari hal-hal yang dapat membatalkannya serta membatalkan pahalanya.

Ibadah puasa dilaksanakan karena suatu kewajiban umat muslim, namun berpuasa juga bertujuan untuk berlomba mendapatkan pahalanya.

Terdapat beberapa perkara yang tidak membatalkan puasa, namun dapat memicu hilangnya pahala puasa.

Perkara yang dapat memicu hilangnya pahala puasa ialah perasaan marah. Dilansir dalam NU Online menurut KH Ainul Ghoni mengendalikan hawa nafsu dari penyakit hati merupakan esensi dari menjalankan ibadah puasa. Sedangkan marah termasuk salah satu penyakit hati.

Perasaan marah memang terkadang tidak sengaja kita alami. Terkadang perasaan tersebut datangnya tiba-tiba dan karena sebab yang tidak diduga sama sekali. Namun marah ialah hal yang wajar, selagi kita dapat mengendalikannya.

Perasaan marah dapat memicu kamu kehilangan pahala berpuasa, untuk itu mengendalikan diri sangat diperlukan. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah tips yang dapat dilakukan untuk mengendalikan emosi.

1. Mengelola waktu dan prioritas

Perasaan marah biasanya muncul ketika kita merasa tertekan terhadap suatu hal, seperti aktifitas yang padat atau yang tidak sesuai dengan kemauan. Dengan mengatur waktu dengan baik dapat membantu mengurangi beban emosional, begitupun dengan mengatur prioritas.

Apabila kita dapat mengatur waktu dan prioritas dengan bijak, batasan-batasan diri akan kita pahami dengan benar. Sesudah semuanya dikelola dengan baik Sehingga perasaan yang emosional dapat dikendalikan dengan baik pula.

2. Melakukan refleksi diri

Memahami atau melakukan kesadaran atas emosi dalam diri kita sangatlah penting. Dengan begitu mudah mengetahui perkara apa yang membuat marah, karena penyebab apapun yang dialami hanyalah diri kita yang mengetahuinya.

Langkah yang diambil untuk refleksi diri ketika merasakan emosi, dapat dilakukan dengan keluar dari situasi penyebabnya, kemudian diam dan resapi hal yang membuatmu emosi. Dengan langkah seperti itu, kamu tidak hanya dapat mengendalikannya, namun juga menemukan solusi atas perkara tersebut.

3. Menenangkan diri

Langkah ini menjadi alternatif yang paling sederhana, meskipun untuk dapat melakukannya dengan mudah cukup meragukan. Mengontrol diri untuk tenang memang tidak semudah itu, tapi kamu perlu mencobanya.

Ketika kamu merasa marah lakukan konseling diri. Bebaskan pikiranmu dan berkatalah kepada diri kamu sendiri dengan kata-kata yang mampu memotivasi, seperti mengatakan, “segala sesuatu sudah ada yang mengatur, yakin kalau sesuatu itu yang terbaik menurutNya.”

Alternatif menenangkan diri juga dapat kamu lakukan dengan mengalihkan ke aktifitas lain yang menurutmu membuat tenang seperti mendengarkan musik, bermain alat musik, berkebun, kalau dalam islam membaca Al-quran, berwudlu, ataupun menyebut nama Allah.

4. Mengalihkan pikiran

Biasanya perasaan marah disebabkan oleh sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita, seperti tidak suka pada sikap seseorang, atau aktfitas-aktifitas yang menurutmu tidak sesuai. Langkah yang perlu kamu ambil ketika dalam posisi seperti itu ialah mengalihkan pikiran.

Sesuatu yang tidak sesuai dengan keingan kita memang mudah membuat marah, entah hal itu disebabkan oleh orang lain atau diri sendiri.

Kamu dapat mengalihkan pikiranmu dengan mengingat-ingat kejadian-kejadian yang membuatmu senang atau kamu dapat membuat energimu menjadi positif dengan cara memaafkan orang tersebut atau diri kamu sendiri.

Tentu saja mengendalikan emosi tidaklah mudah, namun bukan berarti tidak bisa melakukannya. Tidak hanya saat berpuasa, sebetulnya menahan diri agar tidak marah dibutuhkan sehari-hari, terutama ketika beraktifitas di lingkungan sosial.

Marah seringkali mengacaukan situasi, meskipun jika perasaan tersebut timbul karena situasi itu sendiri.

Namun, emosi yang kita keluarkan ketika dalam keadaan seperti itu, malah membuatnya semakin kacau dan parah. Untuk itu, berusaha mengendalikan emosi sangatlah diperlukan. (*)

Sumber: Jawapos

Exit mobile version