Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Epidemolog Sarankan Belajar Tatap Muka Ditunda

Sekolah dan belajar online di tengah pandemi Corona.

JAYAPURA – Rencana pemerintah untuk memulai proses belajar tatap muka (BTM) memang sulit dihindari. Tak hanya karena angka pandemi yang cenderung menurun namun tak sedikit orang tua yang nampaknya sulit menjadi “guru” di rumah. Selain itu masyarakat nampaknya dituntun untuk bisa hidup berdampingan dengan covid 19 mengingat hingga kini angka pandemi masih naik turun bahkan banyak negara-negara di luar yang harus menerima hantaman gelombang kedua covid. 

  Hanya saja terkait rencana ini ternyata  tidak semua memberikan dukungan, salah satunya disampaikan epidemolog, Dr Eka Fatem yang menyarankan sebaiknya rencana membuka sekolah untuk memulai belajar tatap muka ini ditunda lebih dulu. Ini tak lepas dari pengamatannya dimana Papua saat ini masih mengalami situasi yang fluktuatif dimana bisa dilihat ada daerah yang memiliki kecenderungan risiko rendah, risiko sedang dan resiko tinggi. Namun jika ditinjau kembali tujuan untuk mengendalikan pandemic dengan menjaga agar curva pertambahan kasus tetap landau, ada baiknya dipertimbangkan untuk penundaan sementara belajar tatap muka.

Baca Juga :  Pipa PDAM Bocor di 6 Titik Akibat Pengalian Warga

 “Katakanlah pada guru-guru ini telah divaksin covid 19 namun kekebalan pasif ini hanya melindungi mereka yang divaksin saja,” kata Dr Eka melalui ponselnya, Kamis (3/6). Lalu walaupun harapannya nanti akan tercapai herd immunity untuk melindungi mereka yang tidak divaksin, namun yang perlu  diingat adalah jumlah guru lebih sedikit ketimbang murid. Perlu diketahui lagi bahwa covid 19 pada anak-anak tidak seberat orang dewasa apalagi mereka yang rentan sehingga tidak bisa disingkirkan dan anak-anak bisa menjadi sumber penularan tanpa gejala ke orang disekitarnya. 

 “Ditambah lagi saat ini mulai berkembang varian-varian  baru yang belum diketahui lebih lanjut dalam kaitannya dengan efektivitas vaksin covid yang diterima masyarakat,” bebernya. “Lalu hingga kini obat covid 19 belum ditemukan sehingga kita hanya bisa mengusahakan bagaimana mencegah penularan terus berlanjut sehingga vaksinasi  masih menjadi tinnndakan pencegahan agar kasus bisa dikendalikan,” imbuhnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Terdakwa OTT di TPS 30 Dituntut 6 Bulan Penjara
Sekolah dan belajar online di tengah pandemi Corona.

JAYAPURA – Rencana pemerintah untuk memulai proses belajar tatap muka (BTM) memang sulit dihindari. Tak hanya karena angka pandemi yang cenderung menurun namun tak sedikit orang tua yang nampaknya sulit menjadi “guru” di rumah. Selain itu masyarakat nampaknya dituntun untuk bisa hidup berdampingan dengan covid 19 mengingat hingga kini angka pandemi masih naik turun bahkan banyak negara-negara di luar yang harus menerima hantaman gelombang kedua covid. 

  Hanya saja terkait rencana ini ternyata  tidak semua memberikan dukungan, salah satunya disampaikan epidemolog, Dr Eka Fatem yang menyarankan sebaiknya rencana membuka sekolah untuk memulai belajar tatap muka ini ditunda lebih dulu. Ini tak lepas dari pengamatannya dimana Papua saat ini masih mengalami situasi yang fluktuatif dimana bisa dilihat ada daerah yang memiliki kecenderungan risiko rendah, risiko sedang dan resiko tinggi. Namun jika ditinjau kembali tujuan untuk mengendalikan pandemic dengan menjaga agar curva pertambahan kasus tetap landau, ada baiknya dipertimbangkan untuk penundaan sementara belajar tatap muka.

Baca Juga :  Cegah Korsleting, Gunakan Kelistrikan SNI

 “Katakanlah pada guru-guru ini telah divaksin covid 19 namun kekebalan pasif ini hanya melindungi mereka yang divaksin saja,” kata Dr Eka melalui ponselnya, Kamis (3/6). Lalu walaupun harapannya nanti akan tercapai herd immunity untuk melindungi mereka yang tidak divaksin, namun yang perlu  diingat adalah jumlah guru lebih sedikit ketimbang murid. Perlu diketahui lagi bahwa covid 19 pada anak-anak tidak seberat orang dewasa apalagi mereka yang rentan sehingga tidak bisa disingkirkan dan anak-anak bisa menjadi sumber penularan tanpa gejala ke orang disekitarnya. 

 “Ditambah lagi saat ini mulai berkembang varian-varian  baru yang belum diketahui lebih lanjut dalam kaitannya dengan efektivitas vaksin covid yang diterima masyarakat,” bebernya. “Lalu hingga kini obat covid 19 belum ditemukan sehingga kita hanya bisa mengusahakan bagaimana mencegah penularan terus berlanjut sehingga vaksinasi  masih menjadi tinnndakan pencegahan agar kasus bisa dikendalikan,” imbuhnya. (ade/wen)

Baca Juga :  Trauma Aksi Demo, Banyak Tempat Usaha Tutup

Berita Terbaru

Artikel Lainnya